Sabtu, 30 Desember 2017

Menyapa Kampung Halaman

.: Menyapa Kampung Halaman :.

Perjalanan kerap membawa kita ke tempat-tempat asing nan jauh. Perjalanan tak jarang melambungkan angan kita pada capaian-capaian tertentu, reputasi, hingga kesempatan berharga yang tidak pernah kita sangka. Di sisi lain, perjalanan juga sanggup menyeret kita dalam perasaan jumawa, superior, atau bahkan menenggelamkan kita pada jurang kesombongan, meski muncul dalam kata-kata halus yang hampir tidak terlihat. 

Setahun berlalu. Ada begitu banyak destinasi yang disambangi. Dalam dan luar negeri. Ada banyak manusia-manusia baik hati yang ditemui. Semuanya meninggalkan kesan di memori. Di antara ribuan arsip foto, video, dan catatan perjalanan, terselip juga kisah tentang perjudian dengan waktu, pengorbanan, dan kerelaan dalam bentuk pilihan-pilihan yang kita ambil dalam hidup. Nan jauh di sana, ada orang-orang, tempat, maupun lingkungan yang selama ini kita tinggalkan, bahkan sejenak kita lupakan demi mendatangi tempat-tempat eksotis yang selama ini kita impi-impikan.

Senin, 25 Desember 2017

Lumpia Istimewa

.: Kenikmatan Paripurna :.

Pernahkah Anda membayangkan ingin menyantap suatu makanan hingga terbawa sampai mimpi? Entah mengapa, saya selalu mengalaminya. Meski tidak tahu sendiri karena memang sedang tidak sadar, orang-orang yang kebetulan sedang berada di dekat saya selalu mengonfirmasi kalau saya kerap mengigau tentang makanan saat tidur. Misalnya, saat menginap di suatu penginapan murah di Magelang untuk ikut Borobudur Marathon 2017, tiba-tiba, sehabis magrib kawan saya mengajak untuk santap malam nasi goreng dan mie godog. Hal itu dilakukannya karena mereka tak sengaja mendengar saya mengigau dengan menyebut-nyebut nasi goreng dan mie.

Hal yang sama saya alami saat ingin sekali makan nasi pecel Nganjuk dan bolu pisang Kartika Sari, dua makanan favorit saya. Suatu ketika, seorang kawan dari Semarang mengunggah foto lumpia di akun instagramnya. Dan entah bagaimana, foto lumpia tersebut sanggup menghipnotis saya untuk segera menyantapnya. Bahkan, kalau boleh jujur, saya sering (secara tak sengaja) meneteskan air liur saat teringat lumpia istimewa dari Semarang itu. (Saat menulis postingan inipun, saya sering menelan ludah mengintip foto lumpianya. Duh 🙈)

Minggu, 17 Desember 2017

Singapura untuk Pemula

.: Gedung-gedung yang menjejali wilayah Bugis, Singapura :.

Singapura bukan negara antah-berantah. Lokasinya persis di jantung Asia Tenggara. Negara ini kerap dijadikan destinasi luar negeri pertama bagi turis asal Indonesia. Bersaing dengan Bali, Singapura juga tak jarang menjadi destinasi 'pelarian' bagi warga ibukota saat akhir pekan tiba. Aksesnya mudah. Berbagai maskapai penerbangan begitu royal memberikan tarif promo untuk menembusnya.

Karena infrastrukturnya begitu rapi dan wilayahnya yang 'hanya' seluas Jakarta, menuju sirkuit turis yang sudah jamak tertera di brosur wisata bukan hal yang sulit. Namun begitu, ada banyak hal sering kali terlewatkan karena kunjungan pertama selalu dipenuhi adrenalin untuk melihat segala sesuatu yang ikonis dan umum. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan pengalaman pertama yang begitu berkesan saat bertandang ke negeri Temasek ini.

Minggu, 10 Desember 2017

Mantra Marina

.: Marina Bay Sands dari Kejauhan :.

Singapura hampir selalu menjadi destinasi luar negeri pertama bagi turis asal Indonesia. Negeri mungil di jantung Asia Tenggara ini seolah mempunyai magnet yang menarik untuk disambangi. Luasnya cupet namun sanggup menawarkan beragam pengalaman yang sulit untuk dilupakan. Satu sudut yang menjadi sirkuit turis saban hari terletak di tenggara negeri. Area ini tak ubahnya sebuah etalase yang menjelaskan kesuksesan tentang bagaimana sebuah negeri dibangun. Setiap jengkal lahannya dijejali dengan kombinasi superlatif yang mengundang decak kagum. Gedung-gedung modern berbagi lahan dengan taman bunga gigantik. Bianglala tertinggi sejagad berderet dengan teater durian jumbo. Di dalam perutnya, kereta cepat menampung warganya wara-wiri untuk menjangkau area ini.  

Menyusup di antara kerumunan warga, saya menuju kawasan Marina saat sore hampir bergelayut. Awan tebal menggantung di langit. Saya berjalan melalui jalur setapak di pinggir sungai. Konon, di masa lampau, sungai ini keruh dan penuh sampan nelayan sebagai sarana transportasi antar pulau. Namun kini, aliran airnya cukup bersih. Paling tidak, saya tidak melihat ada sampah yang mengambang di air. Pikiran saya pun melayang ke kawasan Jakarta Kota yang seharusnya bisa mempunyai hal serupa untuk Kali Ciliwung.  

Rabu, 22 November 2017

Terbang dengan Riang

.:  Pemandangan di Balik Jendela Pesawat Saat Akan Mendarat di Labuan Bajo :.

Saat bepergian naik pesawat, saya selalu memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela. Apalagi kalau penerbangan pagi, rasanya saya selalu semangat untuk mengambil gambar pemandangan dari angkasa. Jika tempat duduk bisa dipesan saat pembelian tiket tanpa ada biaya tambahan, saya langsung memilih tempat duduk yang memungkinkan untuk mengambil gambar tanpa terhalang sayap pesawat. Tapi kalau harus membayar sejumlah uang, saya berusaha check in lebih awal supaya bisa meminta tempat duduk yang dekat dengan jendela.

Paling senang kalau terbang pagi ke arah timur nusantara. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan dua pertiga wilayahnya terdiri atas lautan, terbang di atas laut Indonesia merupakan pengalaman tersendiri. Saya sering melihat kapal-kapal besar berlayar di tengah laut, justru saat berada di udara. Saya juga pernah melihat sekawanan ubur-ubur dalam jumlah besar sedang bergerombol di permukaan laut. Melihat laut dari udara saat cuaca cerah itu lumayan bisa menjadi penyejuk mata. Gradasi warna air laut dari biru tua, biru, hijau toska, hijau muda, dan putih buih saat bertemu bibir pantai dapat terlihat dengan jelas.

Minggu, 15 Oktober 2017

Pesta Raya Negeri Singa

.: Mari Kita Berpesta :.

Malam minggu. Musik berdentum sejak siang. Geliat pesta menyeruak. Orang beramai-ramai menuju kerumunan. Singapura siap berpesta. Di dalam kereta cepat terpadu, anak-anak muda tampak membawa balon pukul berbentuk silinder menuju stadion. Warnanya merah putih. Saya luput memperhatikan hiasan bintang dalam motifnya. Jika tak ingat sedang berada di luar negeri, bulan Agustus pula, saya akan mengira sedang berada di kereta listrik jurusan Serpong - Palmerah yang penuh pendukung timnas Garuda menuju Gelora Bung Karno.

Tapi saya sedang berada di Singapura. Negeri mungil di jantung Asia Tenggara yang sedang berjaya. Tak punya agenda untuk bergumul dengan mereka yang sedang bersuka ria, saya memilih untuk menuju perpustakaan nasional. Persis seperti yang saya rencanakan semula. Saya ingin mencari informasi tentang masa lalu Singapura, termasuk sejarahnya, mengenal literasi yang ada, dan di luar itu semua, saya yakin, tak banyak (atau bahkan tak ada) orang Indonesia yang akan bertandang ke sana.  

Sabtu, 07 Oktober 2017

Bandar Bugis

.: Sebuah Jendela Kafe di Kawasan Jalan Arab :.

Deretan roda kereta bergerak dengan cepat. Mobil-mobil melesat. Kaki-kaki manusianya berderap dengan lincah. Jalanannya bersih. Jalurnya sungguh teratur. Negara mungil seukuran Jakarta ini tak henti-hentinya membuat kagum dunia. Tak ada sumber daya alam yang dikandung dalam perut buminya. Tak ada pula peninggalan ratusan tahun seperti candi atau artefak sejarah.

Namun begitu, setiap jengkal aset yang dimilikinya seolah memiliki presisi untuk menjadi magnet yang mampu menarik turis dari seluruh penjuru dunia untuk singgah. Singapura bisa jadi asing dengan istilah surga tersembunyi karena semua destinasinya sudah terpampang dalam brosur wisata. Tapi bukan berarti tak ada yang baru. Setiap tempat berubah. Setiap titik menyublim dalam tampilan baru yang lebih memikat. Dan hal-hal yang bisa dibilang baru (bisa jadi malah artifisial) justru menunggu untuk 'ditemukan' kembali keberadaannya.    

Minggu, 03 September 2017

Lari di Bali: Catatan tentang Maybank Bali Marathon 2017

.: Welcome (back) to Bali :.

Waktu begitu cepat berlalu. Masih terpatri di benak tentang pengalaman berlari sejauh 10 km di ajang Maybank Bali Marathon 2016. Semangat begitu bergelora. Ada piknik, reuni kecil, hingga ingar bingar pesta sehari sebelumnya. Bersyukur, masih bisa finish tidak sampai melewati batas satu jam seperti yang saya targetkan sebelumnya. Setelahnya, setidaknya ada sekitar 60-an ajang lari, baik road, trail, maupun virtual yang saya ikuti. Berlangsung setiap akhir pekan. Hanya absen saat ramadhan dan seminggu liburan lebaran.

Setiap minggu rasanya menjadi semacam 'parade' foto tentang lari. Hingga saya bertanya-tanya, apa sebenarnya yang dicari orang-orang ini hingga rela bangun pagi, datang ke tempat acara, berlari sejauh yang diikuti, dan yang lebih penting dari itu semua, harus bayar pula. Awalnya, ajang lari menjadi semacam substitusi untuk kegiatan jalan-jalan yang saya lakukan. Selain memberi variasi kegiatan, dari segi biaya, jelas jauh lebih murah karena lokasinya kebanyakan di sekitaran ibukota.

Kamis, 03 Agustus 2017

Ruang Rupa Lukisan Istana

.: Lukisan Perkawinan Adat Rusia karya Konstantin Egrovick Makowsky :.

Dua tahun terakhir, ruang utama Galeri Nasional menyublim menjadi jendela untuk mengintip dinding istana kepresidenan. Sudah lama menjadi buah bibir di kalangan tamu negara bahwa istana-istana kepresidenan di Indonesia menyimpan benda seni dan artefak terindah di dunia, salah satunya adalah lukisan. Namun, keindahan itu hanya dapat dinikmati oleh sedikit sekali masyarakat dan lebih banyak bergaung sebagai rumor yang didengungkan oleh mereka-mereka yang pernah sambang ke istana. Bermula dari hal tersebut, pihak istana melalui Sekretariat Negara berusaha 'mendekatkan diri' dengan membuka isi 'perut' istana kepada masyarakat. Salah satunya dengan memamerkan beberapa koleksi lukisan istana.

Pameran perdana yang dihelat setahun silam memajang setidaknya 28 buah lukisan dengan tajuk Goresan Juang Kemerdekaan. Berusaha mengulang sukses yang sama, tahun ini sebanyak 48 lukisan karya dari 41 perupa dipamerkan dengan tema Senandung Ibu Pertiwi. Dibagi dalam empat subtema yaitu pemandangan alam, kesehari-harian, tradisi, serta mitologi dan religi, lukisan yang dipamerkan telah melewati kurasi sehingga setidaknya dapat mewakili karya seni terbaik yang dimiliki negeri ini.

Senin, 31 Juli 2017

Lari Ceria di Pocari Sweat Bandung West Java Marathon 2017

.: Start line. Ada yang sibuk memutar smartwatch, ada yang sibuk foto :P :.

"Jadi kapan dong dirimu pakai jersey #DJPR pas race lari?"

Pertanyaan itu selalu saja terlontar saat saya selesai mengikuti ajang kompetisi lari tetapi selalu luput memakai jersey kebanggaan. Setelah mendapatkan jersey Indorunners singlet pertama kali, saya tidak pernah lagi memakai kaos race dari panitia. Setelah itu model kaos yang saya pakai selalu singlet. Suatu kali saya terpaksa harus memakai kaos race yang memang modelnya press body karena startnya pagi sekali dan saya harus sholat subuh dahulu. Tak mungkin kan saya sholat pakai singlet

Selasa, 25 Juli 2017

Milo Jitenk 2017: Seratus Ribu Dapat Susu

.: Start Line Milo Jakarta International 10K 2017. Foto oleh Pic2Go :.

Kalau diminta untuk menyebutkan, race lari apa yang paling ditunggu-tunggu pelaksanaannya di Jakarta, banyak pelari akan menyebut Milo Jakarta International 10K (Milo Jitenk) sebagai salah satu di antaranya. Acara yang mulai dihelat sejak 2004 silam ini menjadi semacam 'oase' bagi banyak orang yang suka lari untuk turut serta merasakan atmosfer pertandingan. Acaranya meriah, jalur larinya rapi, refreshmentnya mencukupi, foto-fotonya kualitas wahid, dan tidak dipungut biaya.  

Bagi banyak pelari, ajang ini juga menjadi semacam prestige. Panitia hanya memberikan medali kepada 2.000 penamat pertama saja. Dengan jumlah peserta yang terbilang superlatif untuk acara lari jarak 10 km yaitu 15.000 peserta, saya berasumsi bahwa inilah race lari yang sering membuat banyak pelari melakukan persiapan serius. Mereka berlatih dan berlari rutin untuk melemaskan kaki dan membiasakan diri untuk ketahanan tubuh agar pelaksanaan lari saat acara dapat berjalan lancar. 

Minggu, 25 Juni 2017

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah

.: Masjid Raya Banda Aceh :.

Seiring terbenamnya matahari Ramadhan dan terbitlah Syawal,
dengan segala kerendahan hati
saya, Adie Riyanto dan segenap admin blog adiedoes.blogspot.co.id
mengucapkan taqaballahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum
Taqabal ya kariim 🙏

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah
Semoga amalan kita diterima oleh Allah SWT 
dan puasa kita dapat memberikan syafaat di hari kiamat.

Apa yang sudah baik, semoga semakin baik.
Apa yang belum baik, semoga dapat diperbaiki di kemudian hari.
Semoga Allah SWT selalu memberi niat dan kesempatan kepada kita
untuk senantiasa berlomba-lomba mendapatkan pahala
dan mengejar ridhoNya.

Aamin ya rabbal 'alamiin 🙏

Kamis, 22 Juni 2017

5 Opsi Menikmati Jakarta

.: Kota Metropolitan Jakarta :.

Jakarta masih punya banyak cerita. Tahun 2015, saya diminta oleh teman-teman workshop menulis untuk memilihkan destinasi di Jakarta yang masih jarang untuk dikunjungi. Saya pun merekomendasikan beberapa bangunan cagar budaya seperti Gedung Arsip, Gedung Candranaya, dan Toko Merah. Mungkin, orang sudah sering mendengar atau mengetahui ketiga bangunan tersebut. Namun, ternyata masih banyak yang belum punya kesempatan untuk menyambanginya. Tulisan berjudul Astana Mega Jakarta tersebut diganjar sebagai tulisan terbaik dalam lomba blog bertajuk “#TravelNBlog4: Jakarta 24 Jam“ yang diselenggarakan oleh @TravelNBlogID.

Dua tahun berselang, saya kembali tertantang untuk membuat daftar baru dalam memberikan opsi tempat atau aktivitas liburan yang tidak terlalu mainstream di ibukota. Dijejali oleh mal dan dipadati oleh gedung-gedung pencakar langit, Jakarta masih menyisakan ruang untuk disambangi dengan aktivitas seru yang pantang untuk dilewatkan. Menyambut hari jadinya yang ke-490 tahun, berikut ini beberapa opsi tempat yang bisa dikunjungi dan aktivitas yang dapat dilakukan di ibukota.

Rabu, 07 Juni 2017

Di Manakah Titik 0 Kota Bogor?

.: Perjalanan Mencari Titik 0 Kota Bogor :.

Sejak tahun 2011 silam, saya memulai 'ekspedisi' untuk menjejak titik 0 kota-kota yang ada di Indonesia. Beberapa di antaranya pernah saya tulis di sini. Sampai saat ini, jumlahnya tentu terus bertambah. Beberapa titik memang saya niatkan sebelumnya untuk saya datangi. Beberapa yang lain, tidak sengaja saya lewati dalam perjalanan, dan akhirnya saya jejak sekalian. Bahkan, yang tidak pernah saya sadari atau pikirkan sebelumnya, saat melawat ke negara tetangga pun, saya kok ya (refleks) punya keinginan untuk menjejak penanda titik 0-nya.

Namun, sampai saat ini, saya masih bingung dengan keberadaan titik 0 Kota Bogor. Tidak seperti penanda titik 0 di kota atau tempat lain, lokasi titik 0 Kota Bogor bisa dibilang agak 'misterius' dan lumayan susah untuk dijejak. Saat pertama kali mempunyai kesempatan untuk bisa masuk ke dalam Istana Bogor tahun 2012, saya mendengarkan informasi dengan saksama dari Pak Djunaedi, Kepala Protokoler Istana Bogor (saat itu), bahwa titik 0 Kota Bogor berada di salah satu ruangan istana. 

Rabu, 31 Mei 2017

Menikmati Istana Bogor dari Dua Sisi

.: Istana Bogor dari Gerbang Utama :.

Istana putih itu masih tegak berdiri seperti sedia kala. Sepi. Pagarnya angkuh memenjarakan dengan aman ratusan rusa tutul yang berkeliaran di halamannya. Pohon-pohon yang menaunginya terlihat semakin tua, semakin rindang, dan kelihatan 'wingit'. Rumputnya terjaga rapi. Dan ajaibnya, selalu bersih dari daun yang berguguran. Saya kembali menyapa istana sunyi ini. Kali ini tanpa seragam. Hanya dengan baju kasual. Tapi, sesuai dengan protokoler istana, tetap rapi dan bersepatu.

Langit tampak sedikit muram. Awan kelabu menggantung syahdu. Hujan seperti tak pernah ingin berpisah dengan kota ini. Ada semacam perasaan tenang saat memasuki gerbang istana kepresidenan termegah dan terluas di Indonesia ini. Meski sudah hafal dengan ruangan-ruangannya (tulisan tentang sejarah Istana Bogor bisa dibaca di sini), sebagai orang yang tidak setiap hari berada di istana, rasanya tetap saja ada sudut-sudut yang menarik untuk diamati dan 'dinikmati'.

Kamis, 25 Mei 2017

Rimba Raya di Jantung Kota

.: Kebun Raya Bogor dalam Usia 200 Tahun :.

Di antara pekak knalpot angkot yang membelah jalanan yang mengepungnya, Kebun Raya Bogor laksana situs suci yang bergeming. Lokasinya merupakan episentrum penjuru kota. Dihuni pohon-pohon sepuh yang melewati beragam zaman, keberadaannya senantiasa menghadirkan keteduhan bagi manusia-manusia yang hidupnya penat di lingkungan belantara beton sembari dicekik asap polusi.

Saya datang saat liburan akhir pekan baru saja dimulai. Jalanan masih sepi. Suasananya begitu hening, bertolak belakang dengan jalanan yang baru saja saya lalui. Namun begitu, baliho dan spanduk yang bertebaran di segala penjuru sungguh mengganggu. Representasinya sangat semarak. Khas Indonesia. Memang, Kebun Raya Bogor sedang merayakan 200 tahun hari jadinya.

Jumat, 17 Maret 2017

Visit Tidore Island - Saga Pala di Lembah Kie Matubu

.: Selamat datang di Tidore. Foto dipinjam dari sini :.

Mengapung di Laut Maluku yang kerap dihempas ombak ganas, Tidore tak ubahnya serupa noktah yang berkonstelasi dalam gugusan pulau di Provinsi Maluku Utara. Keberadaannya yang kerap luput dari peta Indonesia pernah menyita perhatian dunia. Sebagai seseorang yang lahir di daerah pegunungan dan hidup di wilayah barat nusantara, hanya ada satu kata yang sanggup mendefinisikan wilayah Indonesia bagian timur ini: jauh. Segala informasi yang terkait dengannya bagaikan dogma dari televisi dan produk informasi sejenis. Bahkan, keharuman aroma rempah-rempahnya hanya tercium dari lembaran teks buku sejarah di bangku sekolah.

Tersohor sebagai negeri penghasil rempah, bersama dengan kerajaan atau kesultanan lain di sekitarnya seperti Ternate, Bacan, Jailolo, Obi, dan Loloda, Tidore seakan sanggup menghipnotis para penjelajah ulung dari berbagai belahan dunia untuk berlabuh dan menjadi bagian dari ekspedisinya. Saudagar dari Arab merupakan salah satu rombongan pionir selain dari Jawa, Malaka, Makassar, dan China, yang melakukan ekspedisi ke perairan Maluku ini. Mereka memenuhi lambung kapalnya dengan cengkeh, pala, kenari, dan banyak komoditas rempah lainnya lalu menjualnya kembali di pasar Eropa dengan keuntungan yang berlipat ganda. Di sana, rempah bukan hanya berguna sebagai bumbu masakan, melainkan juga berfungsi sebagai bahan pembuat obat dan minyak wangi.

Sabtu, 21 Januari 2017

Naik Gunung di Era Kekinian

.: Sensasi di Ketinggian Bumi :.

Awal tahun seringkali dilabeli sebagai masa 'reses' bagi para pendaki. Cuaca sering berubah. Alam kerap kurang bersahabat. Hujan turun kelewat kerap. Hal ini diantisipasi dengan dikeluarkannya surat penutupan jalur pendakian di beberapa gunung. Tujuannya hanya satu: memberikan kepastian akan keselamatan para pendaki demi menghindari jatuhnya korban akibat pendakian tak berizin.

Di sisi lain, penutupan jalur pendakian dilakukan sebagai suatu upaya sadar untuk memberikan kesempatan kepada alam untuk 'memulihkan' diri, mengembalikan 'prana' tubuh bumi setelah sepanjang tahun dijamah manusia. Sebagai seorang pendaki yang taat pada aturan, saya memilih mengalihkan destinasi perjalanan yang jauh dari gunung dan mencoba tetap konsisten tidak tergiur tawaran mendaki di gunung-gunung yang secara resmi ditutup sementara demi kelangsungan kelestarian alam.

Sabtu, 14 Januari 2017

Mantra Mayura

.: Suatu Siang Taman Mayura :.

Teronggok di pusat kota Mataram, Pulau Lombok, eksistensi taman tirta Mayura mengingatkan saya pada kompleks petirtaan serupa yang bercokol di tlatah Mataram Yogyakarta. Meski peruntukannya berbeda, keduanya sama-sama bernafaskan Hindu kuno, yang secara telaten, merekam kejayaan masa silam. Fasad bangunannya begitu bersahaja dan sarat dengan simbol-simbol nilai kebaikan yang diamini secara universal.

Saya sengaja menyempatkan diri menyambangi kompleks petirtaan ini di suatu siang yang terik setelah beberapa kali terlewatkan pada kunjungan ke Lombok sebelumnya.

"Silakan dipakai kainnya dahulu sebelum kita mulai tur keliling taman.", ujar Pak Malik, pemandu saya siang itu.

Sabtu, 07 Januari 2017

17 Hal yang Sering Ditanyakan kepada adieDOES tentang Berlari

.: Berlari di Jalanan Jakarta Saat Car Free Day :.

Saya suka jalan-jalan. Saya lari secara rutin. Saya menyenangi fotografi. Di sela-sela waktu luang, saya masih menyempatkan diri untuk membaca (banyak) buku. Saya suka nonton film. Saya makan teratur mengikuti kaidah empat sehat lima sempurna. Saya senang icip-icip kopi. Hampir setiap waktu, saya juga aktif menyebarkan hal (yang menurut saya) positif di akun media sosial.

Di era media sosial seperti saat ini, di mana akses internet dapat dijangkau hampir semua orang, batasan jarak dan sekat seolah mengabur. Orang mudah terhubung satu sama lain di sudut bumi manapun. Efeknya, yang saya rasakan, orang jadi punya kecenderungan untuk mengetahui latar belakang orang lain (kepo).