Rabu, 31 Mei 2017

Menikmati Istana Bogor dari Dua Sisi

.: Istana Bogor dari Gerbang Utama :.

Istana putih itu masih tegak berdiri seperti sedia kala. Sepi. Pagarnya angkuh memenjarakan dengan aman ratusan rusa tutul yang berkeliaran di halamannya. Pohon-pohon yang menaunginya terlihat semakin tua, semakin rindang, dan kelihatan 'wingit'. Rumputnya terjaga rapi. Dan ajaibnya, selalu bersih dari daun yang berguguran. Saya kembali menyapa istana sunyi ini. Kali ini tanpa seragam. Hanya dengan baju kasual. Tapi, sesuai dengan protokoler istana, tetap rapi dan bersepatu.

Langit tampak sedikit muram. Awan kelabu menggantung syahdu. Hujan seperti tak pernah ingin berpisah dengan kota ini. Ada semacam perasaan tenang saat memasuki gerbang istana kepresidenan termegah dan terluas di Indonesia ini. Meski sudah hafal dengan ruangan-ruangannya (tulisan tentang sejarah Istana Bogor bisa dibaca di sini), sebagai orang yang tidak setiap hari berada di istana, rasanya tetap saja ada sudut-sudut yang menarik untuk diamati dan 'dinikmati'.

Kamis, 25 Mei 2017

Rimba Raya di Jantung Kota

.: Kebun Raya Bogor dalam Usia 200 Tahun :.

Di antara pekak knalpot angkot yang membelah jalanan yang mengepungnya, Kebun Raya Bogor laksana situs suci yang bergeming. Lokasinya merupakan episentrum penjuru kota. Dihuni pohon-pohon sepuh yang melewati beragam zaman, keberadaannya senantiasa menghadirkan keteduhan bagi manusia-manusia yang hidupnya penat di lingkungan belantara beton sembari dicekik asap polusi.

Saya datang saat liburan akhir pekan baru saja dimulai. Jalanan masih sepi. Suasananya begitu hening, bertolak belakang dengan jalanan yang baru saja saya lalui. Namun begitu, baliho dan spanduk yang bertebaran di segala penjuru sungguh mengganggu. Representasinya sangat semarak. Khas Indonesia. Memang, Kebun Raya Bogor sedang merayakan 200 tahun hari jadinya.