Kamis, 07 April 2011

Wara-Wiri Naik Metromini

'membajak' metromini di Pelabuhan Sape, Sumbawa
Sebagai seseorang yang tak berduit banyak, tentunya angkutan umum merupakan pilihan transportasi yang murah meriah untuk menuju suatu tempat. Dan karena metromini adalah jaringan bus yang trayeknya paling banyak, maka bus inilah yang paling sering menjadi tempat pelampiasan saya untuk jalan-jalan di Jakarta.

Saya pernah terharu ketika ada seorang anak kecil diantar ibunya.diantar ibunya masuk sekolah naik metromini meski cuma bisa berdiri di pintu. Saya juga pernah jengkel dengan sebuah trayek metromini yang jalannya lelet minta ampun sampai bikin saya telat naik kereta. Tapi, kebanyakan sih, kalau naiknya ugal-ugalan, saya paling suka karena dapat sampai di tujuan lebih cepat. Ups.

Hampir semua metromini di mana-mana sama. Kalau gak nyopirnya ugal-ugalan ya suka meludah sembarangan. Cuih. Mungkin cuma sopir metromini 613 jurusan Bintaro-Blok M yang nilai Pendidikan Moral Pancasilanya paling baik. Habisnya, masak disalip metromini lain dia gak 'muntab' nginjek gas. Jadi, jalannya klemak-klemek kayak orang belum makan seminggu. Maka tak heran kalau trayek ini kemudian ditutup. Ah.

Rabu, 06 April 2011

Cukang Taneuh is Better Than Green Canyon

gerbang Cukang Taneuh
Waktu teman saya mengajak survey ke Pangandaran untuk acara touring sepeda motor, saya langsung mengiyakan saja dengan pertimbangan kalau ikutan touring naik motor, saya bakal kecapekan selain karena jaraknya yang jauh, jalannya juga naik turun. Bisa-bisa tepar duluan sebelum sampai. Jadi begitu diajak survey naik mobil, saya langsung melonjak kegirangan menyambut dengan gembira. Secara sudah lama saya pengen banget melihat pantai Pangandaran pasca tsunami yang terjadi tahun 2006. Berangkat malam hari sesudah jam pulang kantor dan menghindari macetnya tol Padalarang saat akhir pekan, saya dan beberapa orang 'panitia' touring istirahat dulu di rumah teman yang ada di Purwakarta, sekalian menjemput adik teman saya tersebut untuk diajak liburan.

Pagi-pagi kami check in dulu di hotel sebelum melanjutkan perjalanan ke Green Canyon. Entah kenapa orang menamainya Green Canyon, padahal nama aslinya adalah Cukang Taneuh. Mungkin karena namanya kurang komersial atau orang kita ya yang memang suka sesuatu yang kebarat-baratan. Memang sih di gapura tertulis Cukang Taneuh / Green Canyon, tapi coba tanya ke orang-orang di sekeliling Anda, pasti akan tanya, hah, Cukang Taneuh? Apaan tuh? Di mana tempatnya? Tapi coba tanta tentang Green Canyon, paling tidak orang akan tahu atau pernah mendengarnya. Nama Green Canyon itu diadaptasi dari istilah Grand Canyon yang ada di Amerika.

Selasa, 05 April 2011

Sailing Trip, Alon-Alon Waton Kelakon*

jalan bareng temen SMP
Saat SMP, saya pernah diajak studi banding oleh guru saya ke Pangkalan TNI Angkatan Laut di Tanjung Perak, Surabaya. Saya berkesempatan blusak-blusuk kapal perang milik TNI AL yang bernama KRI Rencong. Kapalnya kecil dan sudah tua. Entah karena kurang anggaran, kapal-kapal seperti inilah yang banyak dimiliki oleh angkatan laut kita.

Setelah acara di kapal selesai, saya melipir sendiri dari rombongan saat moving ke Museum Jalesveva Jayamahe. Gara-garanya, saya terpesona dengan KRI Dewaruci yang lagi parkir dengan gagahnya di sebelah museum. Saya pertama kali tahu nama KRI Dewaruci dari acara tivi (baca: TVRI) di acara iklan cinta tanah air sebagai jeda antara acara yang satu dengan acara berikutnya. Dan saat studi banding inilah saya pertama kali melihat KRI Dewaruci dengan mata kepala sendiri ada di depan mata. Rasanya pengen naik dan keliling Indonesia naik kapal tersebut. Sejak saat itulah saya bermimpi bisa mengarungi lautan luas naik kapal. Atau paling tidak ya naik perahu lah.