Minggu, 27 Juli 2014

Luntang-Lantung di Bandar Lampung

.: Menara Siger, icon Provinsi Lampung :.
Begitu melihat Menara Siger, sesaat setelah berlabuh di Pelabuhan Bakauheni, saya pikir kota Bandar Lampung tidak jauh dari bibir pantai. Pasalnya, dari dulu saya mengira menara ini ada di tengah kota. Ternyata ibukota provinsi Lampung tersebut dari pelabuhan masih harus ditempuh sekitar 1,5 jam lagi berkendara dengan mobil.  Saya kembali membenamkan diri dalam alunan lagu-lagu dari Float dan Maliq and D'Essentials sembari mengikuti ritme jalanan yang bergejolak.

Setelah mengetahui kenyataan bahwa Waikambas harus saya relakan untuk tidak masuk dalam daftar kunjung saat ini, saya mulai mencari tempat menarik lain di sekitar Bandar Lampung. Setelah googling dan tanya sana-sini, ternyata tempat menarik di Lampung kebanyakan memang terletak di luar kota. Akhirnya diputuskan bahwa selain mengunjungi pulau-pulau cantik di Teluk Lampung, wisata kuliner di Kota Bandar Lampung merupakan pilihan paling asyik untuk para petualang musiman yang pengen liburan tanpa harus mengambil jatah cuti tahunan seperti saya. Dan karena judulnya wisata kuliner, hal esensial yang perlu disiapkan selain duit adalah badan sehat dan perut kosong. Berangkat!

Kamis, 17 Juli 2014

Mengarung Teluk Lampung

.: Pantai Pasir Putih di Pulau Pahawang Kecil, Teluk Lampung :.

Awalnya, saya pikir tak banyak yang bisa ditawarkan Lampung sebagai sebuah destinasi wisata lokal yang menjanjikan. Pasalnya, saya hanya mengenal Lampung sebagai oase tempat mamalia terbesar sejagad bersemayam. Selebihnya, akhir-akhir ini, melalui bincang-bincang santai dengan beberapa kawan pejalan, Lampung mulai terdengar di telinga saya melalui atraksi lumba-lumba di lepas pantai Kiluan yang (katanya) mulai menyaingi akrobatik serupa di Lovina, Bali. Saya pun heran saat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memilih propinsi di kaki Sumatera ini sebagai tuan rumah perhelatan akbar Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME) dua tahun berturut-turut di 2011 dan 2012. Apa yang ditawarkan oleh Lampung yang bahkan namanya tak terlalu bergaung di kancah pariwisata nasional?

Keinginan untuk menilik Lampung dari dekat bersambut ketika datang undangan dari teman kantor yang hendak melepas masa lajang. Hal pertama yang melintas di kepala saya tetap saja mengunjungi Waikambas. Tapi, berdasarkan info dari teman yang lama tinggal di Lampung, Waikambas terlalu jauh dari pusat kota Bandar Lampung. Saya mulai mencari informasi tentang destinasi menarik lain di Lampung untuk membunuh waktu seharian sebelum datang ke acara kondangan. Saya cek peta, dan mulai mengarahkan pandangan ke arah Selat Sunda. Bagai planet-planet kecil yang membentuk konstelasi, serakan pulau di Teluk Lampung seakan menggoda untuk dijamah. Dan saya pikir, menyusuri pantai dan menjelajah pulau-pulau kecil di teluk Lampung yang teduh merupakan pilihan yang lebih menarik daripada membenamkan diri seharian di penginapan.