Rabu, 30 Desember 2015

Saba Sade

.: Selamat Datang di Desa Sade :.

Bukan untuk pertama kalinya saya bertandang ke desa ini. Teronggok tak begitu jauh dari Bandara Internasional Lombok, Desa Sade bertengger sebagai destinasi populer yang wajib dikunjungi. Lokasinya berada di kawasan Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Masyarakatnya masih setia memegang teguh tradisi. Disesaki dengan rumah-rumah adat khas Sasak yang berderet rapi dengan atap alang-alang kering, desa Sade seolah ingin menegaskan diri sebagai primadona desa adat di seantero pulau. Saya bertandang ke desa ini saat sore datang menjelang.

Langit cerah. Matahari bersinar hangat. Seisi desa seperti sedang tumpah ruah. Maklum, saya datang saat akhir pekan. Di parkiran, banyak bus dan kendaraan pribadi berjejalan, berbagi tempat dan berderet-deret hingga memakan badan jalan. Pemandangan yang jamak terjadi di desa Sade saat musim liburan.

"Selamat sore. Selamat datang di desa Sade. Perkenalkan, nama saya Wahid. Saya akan memandu Anda sekalian berkeliling desa." sapa salah seorang pemandu.

Rabu, 23 Desember 2015

Balada Beleq

.: [Bukan Arashiyama] Jajaran Bambu Menuju Desa Beleq, Sembalun Lawang :.

Tersohor sebagai pulau yang mengoleksi banyak gili, Pulau Lombok juga menjadi 'rumah' bagi banyak desa adat yang setia merawat tradisi. Posisinya tersebar di seantero pulau. Masing-masing mempunyai keunikan dan keistimewaannya sendiri. Dari sekian banyak desa adat yang sudah ditahbiskan sebagai destinasi populer di pulau yang mengapung di tepi garis Wallace ini, desa adat Beleq seolah bergeming dari ingar bingar modernisasi.

Letaknya tak jauh dari kaki Rinjani. Aksesnya mudah ditembus dan pesonanya sanggup merangkum kebersahajaan desa yang menawarkan keramahan paripurna. Saat banyak pejalan mengagungkan kegiatan pendakian ke gunung Rinjani dan mengabarkan panorama bukit di sekitarnya, desa adat Beleq seakan luput dari radar wisatawan. Saya mengunjungi desa tersebut suatu siang selepas memenuhi undangan makan siang di rumah pemandu pendakian Bukit Pergasingan. Sebuah ajakan yang pantang untuk dilewatkan.  

Kamis, 17 Desember 2015

Palagan Pergasingan

.: Hamparan Sawah dan Perkampungan Sembalun dilihat dari Bukit Pergasingan :.

Menjulang setinggi 3.726 mdpl telah menempatkan Gunung Rinjani menjadi gunung tertinggi ketiga di nusantara. Pesonanya kian hari semakin cemerlang. Banyak pendaki yang memasukkannya dalam daftar pendakian saban tahun. Saya pun demikian. Sejak dua tahun lalu, saya sudah menempatkan Rinjani sebagai tujuan pendakian berikutnya, bersama Semeru dan Kerinci. Ketiga gunung tersebut seolah memancarkan magnet paling berkilau dalam jajaran gunung yang ingin saya daki di tahun 2015 ini.

Namun, saya sepertinya harus belajar banyak akan arti kesabaran. Saat jadwal pendakian menemukan titik terang, ternyata alam berkehendak lain. Semeru ditutup karena kebakaran hutan, teman-teman yang akan ikut pendakian pada tumbang karena sakit, dan saya disibukkan dengan kegiatan kantor yang tiba-tiba saja banyak berdatangan. Pendakian Semeru pun dibatalkan. Menjelang akhir tahun, saya mendapat undangan untuk mengikuti acara Travel Writer Gathering 2015 di Mataram, Lombok. Maksud hati ingin sekalian naik Rinjani, ternyata harus pupus juga karena Gunung Barujari sedang batuk.

Kamis, 10 Desember 2015

Teroka Toraja: Lantunan Lampau Lemo Londa

.: Lanskap Tana Toraja yang Didominasi oleh Sawah dan Perbukitan Hijau :.

Di bawah bayang-bayang awan putih yang melayang di angkasa, deretan bukit cadas yang diselimuti gerumbul semak berdiri dengan kokoh di antara hamparan permadani sawah yang menghijau. Di perutnya, tersimpan kuburan kuno yang mengingatkan siapa saja akan betapa singkatnya hidup di dunia. Konsep yang sering dikotbahkan para pemuka agama bahwa hidup merupakan jeda untuk mempersiapkan kematian begitu nyata dan diimani oleh semua penduduk.

Jauh di utara kota Makassar, Tana Toraja seolah bergeming, menyembunyikan diri dari keriuhan yang dirayakan di belahan selatan Sulawesi. Pariwisata sempat merekah di sini, membuatnya ditahbiskan sebagai destinasi unggulan Indonesia setelah Bali. Namun, sejak Pulau Dewata diguncang bom, bersamaan itu pula reputasi Tana Toraja meredup dan seolah menghilang dari peta pariwisata. Kubur batu sepi pengunjung. Ritual adat kematian hanya dirayakan oleh penduduk lokal. Suatu hal yang bertolak belakang dengan pancaran keoptimisan yang digambarkan dalam motif-motif kain yang ditenun oleh para perempuan Toraja.

Jumat, 04 Desember 2015

Terapi Cynophobia

.: Jogging Pagi di Kawasan Pantai Senggigi, Lombok :.

Entah mengapa, dari dulu saya selalu takut dikejar anjing. Orang bilang saya mengidap cynophobia. Mungkin gara-garanya karena dikejar anjing tetangga saat disuruh ibu membeli gula di toko kelontong, bertahun-tahun yang lalu. Sampai suatu ketika saya menuliskan catatan tentang ketakutan tersebut pada awal tahun 2015. Tak pernah menduga sebelumnya, ternyata banyak juga yang menaruh perhatian pada tulisan tersebut dan memberikan saran serta masukan tentang bagaimana menghadapi anjing.

Rata-rata memang menyarankan agar saya tidak takut. Mungkin saya memang tidak takut. Tapi panik. Kepanikan memang kerap menjadi pintu masuknya malapetaka. Dan kemampuan untuk mengendalikan kepanikan saat bertemu dengan anjing galak, ternyata tidak mengalami peningkatan signifikan. Saya tetap saja panik dan akhirnya takut saat, secara tiba-tiba bertemu atau berpapasan dengan seekor anjing.