Kamis, 30 April 2015

Taman Tirta Sang Raja

.: Pintu Gerbang Menuju Taman Sari :.

Ada bentuk-bentuk kebahagiaan sederhana dalam hidup. Kadang terlewat begitu saja tanpa kita syukuri. Beberapa membentuk kenangan yang mengendap dalam memori. Perjalanan menjelajah Sulawesi Selatan seorang diri merupakan satu bentuk kebahagiaan kecil yang tak akan pernah terlupakan. Meski ini bukan perjalanan pertama saya menjelajahi suatu tempat sendiri, rasa-rasanya alam begitu bersinergi dalam melancarkan dan menunjukkan banyak hal yang ingin saya lihat dan nikmati sepanjang perjalanan.

Bermula dari promo tiket pesawat Garuda Indonesia jurusan Jakarta - Makassar, saya berkesempatan merasakan kota Makassar yang panas, menikmati alam Taman Nasional Bantimurung yang sejuk, dan mengagumi menara-menara batu gamping Leang-Leang yang tinggi menjulang. Kebahagiaan itu berlanjut dengan kesempatan menyaksikan upacara Rambu Solo' di Tana Toraja, menjadi saksi proses tawar- menawar kerbau di Pasa' Bolu, dan mengunjungi beberapa tempat yang menawarkan eksotisme kubur batu yang kaya cerita di seantero Toraja. Tak berhenti sampai di situ, saya pun tak urung melewatkan kesempatan mengunjungi bengkel pembuatan kapal phinisi di Bulukumba.

Kamis, 23 April 2015

Suatu Siang di Leang-Leang

.: Leang-Leang, Jejak Purba di Karst Maros, Sulawesi Selatan :.

Siang menguar bagai menghembuskan hawa neraka. Langit biru diselimuti awan tipis. Hujan baru saja mengguyur. Dari kejauhan, kawasan karst Maros-Pangkep tampak seperti gundukan bukit yang diselimuti rimbunan lumut. Setelah didekati, gundukan tadi menjelma menjadi gugusan menara-menara batu gamping yang menjulang menantang langit.

Terbentang seluas 43.750 hektare di antara dua kabupaten, Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan, pamor batuan karst ini bersaing ketat dengan popularitas karst serupa yang bercokol di Guilin, Cina Selatan. Yang membedakannya, karst Maros-Pangkep menyimpan gua-gua dengan lukisan artistik jaman purba yang hingga kini masih menjadi misteri. Tak kurang ada 268 gua bersembunyi dalam rimbunan menara-menara batu gamping yang ditutupi gerumbul tanaman hijau.

Kamis, 16 April 2015

Asa Asia Afrika

.: Gedung Merdeka, Bandung :.

Bandung kembali bersolek. Ruas-ruas jalan dibersihkan. Baliho selamat datang dibentangkan. Wajah kota dipoles sedemikian rupa sehingga nampak lebih menawan. 60 tahun berlalu sejak bangsa Indonesia menjadi tuan rumah hajatan dunia yang tak akan pernah terulang. Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung tanggal 18 - 24 April 1955, akan diperingati dan diikuti jejaknya minggu ini dalam upaya merumuskan kembali peta baru dalam menghadapi tantangan dunia yang terus berubah. 

Berupaya menumbuhkan semangat yang sama, segala sesuatu terkait dengan peristiwa bersejarah tersebut berusaha direkronstruksikan ulang. Historical walk, di mana sebanyak 22 pemimpin dunia akan melakukan kegiatan jalan kaki dari hotel Savoy Homann ke Gedung Merdeka sebagai tempat berlangsungnya acara puncak peringatan Konferensi Asia Afrika.

Kamis, 09 April 2015

Balada Bantimurung

.: Welcome to The Kingdom of Butterfly, Bantimurung National Park :.

Tersembunyi di sela-sela karst Maros yang menghijau, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung tidak serta merta sulit ditembus. Letaknya tak begitu jauh dari bandara internasional Hasanuddin, Makassar. Dengan berkendara mobil selama kurang lebih 60 menit, pengunjung akan disambut oleh patung kupu-kupu dan seekor monyet. Keduanya berukuran superlatif.

Kehadiran kupu-kupu raksasa di pintu gerbang seolah menegaskan bahwa area ini merupakan kerajaan kupu-kupu. Konon, dahulu jenisnya sampai ratusan spesies. Alfred Russel Wallace, sang naturalis Inggris pernah menghabiskan waktunya di tempat ini pada kurun waktu 1856 hingga 1857. Namun, dari 107 spesies yang didata pada tahun 1990-an, saat ini tempat ini hanya disemayami sekitar 89 spesies saja. Jumlahnya terus menyusut seiring dengan semakin ramainya wilayah yang menjadi habitatnya.  

Kamis, 02 April 2015

Suatu Pagi di Pasa' Bolu

.: Pasar Hewan di Tana Toraja :.

"Upacara rambu solo' baru dimulai pukul 9 pagi, kita masih punya waktu satu setengah jam untuk mampir di Pasa' Bolu." begitulah ajakan Pak Yulius, pemandu saya, saat bertandang ke Tana Toraja.

Pasa' Bolu atau Pasar Bolu merupakan pasar hewan terbesar di Toraja. Letaknya tak jauh dari pusat kota Toraja Utara. Selain menyediakan bahan-bahan kebutuhan pokok, pasar ini terutama merupakan sentra penjualan kerbau dan babi, dua satwa yang mempunyai peran sentral dalam upacara adat masyarakat Toraja. Pasar ini berlangsung setiap enam hari sekali sesuai hari pasaran dan bergantian di enam pasar besar di Toraja.

Selain jadwal kunjungan singkat yang harus diatur untuk menyambangi beberapa tempat, pagi sepertinya berjalan tanpa tergesa di Toraja. Deru kendaraan tak begitu ramai. Hanya lenguh kerbau yang sesekali menyelingi kesunyian. Para pemilik kerbau berjalan gontai di pinggir jalan besar dengan senyum pengharapan sedikit rejeki dari 'pusaka' yang dituntunnya. Seonggok rumput disandang sebagai bekal untuk memancing rejeki yang lebih banyak lagi.