Selasa, 31 Juli 2012

Dari Sipil ke Militer: Menjadi Pasukan Pengamanan Presiden

Welcome to Military Zone
Tak pernah terlintas di benak saya jika suatu saat akan berhubungan dengan dunia militer. Tidak juga pernah terbersit cita-cita menjadi kapiten yang mempunyai pedang panjang. Maklum, dari kecil profesi sebagai tentara bukan idaman saya. Setidaknya, memori kolektif masa kecil saya mengingatkan jika suatu saat harus jauh-jauh dari representasi bapak-bapak gendut dengan seragam loreng yang kerjaannya duduk-duduk saja di koramil dekat pasar dan selalu bersendawa keras sehabis makan di warung tetangga.

Tapi hari itu instruksi dari pimpinan sangat jelas dan ringkas: bawa pakaian secukupnya, baju dalam yang banyak, dan kumpul di kantor pusat, minggu depan tepat pukul 6 pagi. Tak ada penjelasan lebih lanjut tentang lokasi dan tak ada penjelasan tambahan yang menenangkan tentang mau dibawa ke mana. Tadinya saya pikir kalau tidak ke markas Akademi Militer di Magelang, kemungkinan besar akan dibawa ke Pusdiklat TNI di Bandung. Tapi ternyata, gerbang Markas Komando Grup C Pasukan Pengamanan Presiden Lawang Gintung, Bogor menjawab semua spekulasi yang beredar sebelumnya. Setelah masuk gerbang megah tersebut, saya segera lupa dan tak menyadari bahwa saya tak akan melihat gerbang ini lagi selama beberapa minggu ke depan.

Jumat, 27 Juli 2012

Rehat Sejenak di Masjid Raya Medan

The Icon - Masjid Raya Medan
Saat berkunjung ke suatu tempat, saya biasanya menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat ibadah yang menjadi landmark dari daerah tersebut. Alasannya, tempat ibadah suatu tempat biasanya berhubungan dengan asal-asul dari daerah yang bersangkutan. Tapi, sejak kecil saya sudah punya keinginan untuk mengunjungi Masjid Raya Medan hanya karena masjid tersebut selalu nampang di sampul buku diktat mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dipakai di sekolah saya.

Dari dulu saya mengagumi bentuk bangunan masjid tersebut karena arsitekturnya yang unik dan berbeda dengan masjid yang ada di kampung halaman saya. Awalnya, saya mengira masjid yang ada di sampul depan buku diktat saya tersebut berada di kawasan Timur Tengah. Tapi, setelah tahu bahwa masjid tersebut terletak di pusat kota Medan dari tayangan sebuah video klip adzan magrib di televisi, saya selalu berharap suatu saat dapat datang berkunjung.