Selasa, 30 September 2014

Menerabas Cibodas

.: Jalur Pendakian ke Puncak Gunung Gede - Pangrango via Cibodas :.

Naik gunung itu sungguh menyenangkan. Ada usaha yang harus ditempuh untuk dapat menggapai puncaknya. Ada pula tenaga yang harus dibakar menjadi peluh untuk menuruninya. Saya pikir, hanya orang yang benar-benar niat saja yang dapat menikmati aktivitas ini tanpa mengeluhkan suatu apapun.

Selepas menikmati momen matahari terbit di puncak Gunung Gede (2.958 mdpl), beberapa teman pendaki menyarankan untuk turun gunung melewati jalur Cibodas saja. Alasannya, selain karena jalur Gunung Putri akan menjadi 'lebih padat' daripada hari-hari biasa akibat dipakai sebagai jalur Lomba Kebut Gunung 2014, jalur Cibodas relatif lebih landai dan banyak 'hiburan'nya di sepanjang jalur pendakian. Saya yang dasarnya suka mencoba jalur baru, tentu saja langsung setuju saat diiming-imingi akan melewati banyak sekali objek menarik sepanjang jalan. Baru kali ini sepertinya saya merasakan adrenalin yang memuncak tanpa kekhawatiran tertinggal rombongan saat akan turun gunung.   

Selasa, 23 September 2014

Jalan Sunyi Seorang Pendaki

.: Jejak Langkah Sepasang Sepatu :.
"Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung."         - Soe Hok Gie dalam Catatan Seorang Demonstran.

"Jika sedang patah hati, sebaiknya kamu naik gunung." kata seorang teman saya secara tiba-tiba di suatu siang yang biasa.

Saya tertegun sejenak. Ada banyak alasan mengapa orang naik gunung. Ada banyak pula hipotesis yang berkembang tentang alasan mengapa saya naik gunung kembali setelah vakum kurang lebih dua tahun. Dan mengapa kesemuanya merujuk pada musabab yang sama yaitu tentang perasaan patah hati ditinggal pergi ke pelaminan oleh perempuan-perempuan yang memiliki hubungan dekat dengan saya, entah sebagai sahabat, entah sebagai ... ah sudahlah.  Sebegitu meranakah kelihatannya diri saya hingga selalu dihubung-hubungkan dengan hal remeh semacam itu. Namun demikian, hal-hal tersebut tetap saya dengar sebagai sebentuk perhatian yang hangat dari sebuah persahaban.

Jumat, 19 September 2014

Menggapai Puncak, Menjemput Asa

.: Matahari Terbit dilihat dari Puncak Gunung Gede :.
There's a sunrise and a sunset every single day, and they're absolutely free. Don't miss so many of them.” - Jo Walton.
Saya sering bertanya-tanya sendiri dalam hati, meski terjadi setiap hari, mengapa banyak orang rela meninggalkan tempat tidurnya yang nyaman, lalu menempuh perjalanan jauh, hingga harus merangkak menuju ketinggian atau merenung lama dalam keheningan di pinggir pantai, hanya demi menyaksikan momen matahari terbit. Di antara hamparan edelweiss yang mekar sempurna dengan udara kering yang mengundang gigil di Alun-Alun Suryakencana, saya kembali teringat dengan perjalanan-perjalanan yang sudah saya tempuh hanya untuk menyambut datangnya fajar di ufuk timur.

Saya akan selalu mencatatnya dalam benak sebagai sebuah momen menggurat pengalaman tak terlupakan menyaksikan sang surya lahir dari perut bumi. Setidaknya itulah yang tertangkap indera penglihatan saya. Saya pernah rela membeku di tengah laut Flores, mengendap-endap di bukit yang penuh kentang dan daun bawang di Lembah Dieng, hingga duduk diam penuh kesabaran di Pantai Sumur Tiga Pulau Weh, Aceh hanya agar tidak melewatkan fenomena alam yang bahkan terjadi hanya beberapa menit saja setiap hari. Betapa berharganya usaha tersebut untuk dikenang. Dan betapa indahnya momen-momen tersebut untuk diawetkan dalam ingatan.  

Senin, 15 September 2014

Gravitasi Gede

.: Jalan Menuju Puncak Gunung Gede via Gunung Putri :.

Setiap kali akan melakukan sesuatu yang membuat senang hati, perasaan saya selalu berdebar-debar dan bersemangat menyambut hari pelaksanaan itu tiba. Adrenalin saya meningkat. Animo untuk menyelesaikan pekerjaan seakan-akan bertambah, jika tak layak dikatakan meluap-luap. Sementara saya merasakan gejolak tersebut sebagai sebuah dorongan impulsif alamiah untuk mengawetkan masa muda, orang-orang di sekitar justru berasumsi bahwa saya sedang kehabisan 'obat' sehingga harus kelihatan 'kumat' (kambuh) dengan melakukan sesuatu yang berada di luar lingkaran pemikiran normal mereka.

Kali ini, yang membuat saya bersemangat adalah rencana untuk naik gunung kembali. Sepertinya sudah terlalu lama sejak pendakian saya terakhir kalinya dua tahun lalu. Saya merasa perlu untuk menyiapkan segala sesuatunya agak lebih serius. Bayangkan, tahun ini saja, dua ajakan mendaki gunung saya tepis dengan berat hati dan penuh doa supaya dapat terganti di tahun-tahun mendatang.

Selasa, 09 September 2014

Selera Sulawesi di Summarecon Mal Serpong

.: Festival Kuliner Serpong di Summarecon Mal Serpong :.
Summarecon Mal Serpong selalu penuh kejutan. Sudah sekitar setengah dasawarsa lebih tempat ini menjadi semacam oase bagi saya untuk melepas penat di akhir pekan saat tidak ada jadwal jalan-jalan. Saya bisa menghabiskan waktu dengan berbelanja buku, menikmati film-film terbaru, mencicip sajian kuliner, nonton bola bareng melalui giant screen, berjingkrak dan bersenandung saat ada konser musik, atau hanya sekadar nongkrong di malam gulita hingga pagi menyapa.

Setelah lelah bekerja seminggu penuh, ditambah menghadiri beberapa acara di Jakarta, akhir pekan kemarin saya baru sempat menyambangi kembali pusat perbelanjaan paling happening di kawasan Gading Serpong ini dengan perasaan sukacita. Pasalnya, saya sudah punya sederet rencana seharian penuh: menjumput satu buku seorang teman yang baru terbit, menyambangi bioskop, dan mencicipi beragam kuliner tradisi Sulawesi di Festival Kuliner Serpong 2014. Tak sabar saya mengulang petualangan gastronomi Sulawesi dua tahun silam saat menjelajah pulau berbetuk huruf K ini. Saya sengaja tidak sarapan sejak pagi. 

Minggu, 07 September 2014

Merencanakan Liburan dengan Cerdas Bersama Skyscanner

.: Talkshow Smart Travel Planning :.
Media sosial memang mempunyai dampak yang luar biasa. Setidaknya itulah yang saya rasakan. Karena kerap membagi foto dan catatan perjalanan ke media sosial, ternyata banyak juga teman-teman maya saya yang memerhatikan. Beberapa merasa penasaran dan bertanya-tanya, bagaimana saya bisa melakukan perjalanan secara periodik, mendapatkan harga terbaik untuk akomodasi, sampai ada yang meminta saya mengatur segala hal terkait perjalanan yang mereka inginkan. Yang terakhir, kerap saya tolak secara halus karena memang saya bukan agen perjalanan atau seorang trip organizer.

Saya senang melakukan perjalanan secara mandiri. Memesan tiket penerbangan, penginapan, sampai dengan akomodasi di tempat tujuan, saya lakukan sendiri tanpa bantuan agen perjalanan. Sebagai pengguna internet aktif, saya diuntungkan dengan adanya situs-situs pencari akomodasi perjalanan seperti Skyscanner yang menawarkan layanan pencarian penerbangan yang objektif, komprehensif, dan gratis serta perbandingan secara daring instan untuk hotel dan penyewaan mobil.