gerbang Cukang Taneuh |
Pagi-pagi kami check in dulu di hotel sebelum melanjutkan perjalanan ke Green Canyon. Entah kenapa orang menamainya Green Canyon, padahal nama aslinya adalah Cukang Taneuh. Mungkin karena namanya kurang komersial atau orang kita ya yang memang suka sesuatu yang kebarat-baratan. Memang sih di gapura tertulis Cukang Taneuh / Green Canyon, tapi coba tanya ke orang-orang di sekeliling Anda, pasti akan tanya, hah, Cukang Taneuh? Apaan tuh? Di mana tempatnya? Tapi coba tanta tentang Green Canyon, paling tidak orang akan tahu atau pernah mendengarnya. Nama Green Canyon itu diadaptasi dari istilah Grand Canyon yang ada di Amerika.
Yang paling menarik di sini sebenarnya adalah gua terbuka dengan tebing tinggi dan air sungai yang berwarna kehijau-hijauan. Datang ke sini paling asyik ya pas akhir pekan tapi bukan yang bertepatan dengan musim liburan sekolah karena kalau musim liburan tiba, tempat ini akan rame berjubel orang. Jadi gak nikmat bukan kalau liburan musti berjubel dan penuh antrian.
menuju Canyon |
Sekitar limabelas menit naik perahu, mata saya disuguhi dengan pemandangan hijau mulai dari tetumbuhan di kanan kiri sungai hingga air sungai yang juga berwarna hijau sebelum sampai di 'dermaga' gua. Selain itu, kita juga akan memintas di bawah beberapa jembatan dan melewati dermaga-dermaga kosong tak terpakai. Saya yang mulai ngeri dengan ketenangan airnya harus pegangan erat kalau perahu sedikit saja goyang. Saya tanya ke mas-mas yang jadi pemandu perahu saya, katanya kedalaman sungainya bisa mencapai enam sampai dengan delapan meter. Saya jadi ingat film Anaconda yang dibintangi Jenifer Lopes, kira-kira di dalam sungai ini ada ular yang kayak begitu gak ya? Ngeri juga kalau memang ada. Soalnya, dasar sungainya gak kelihatan, kan gak tahu kalau tiba-tiba ada hewan atau apa gitu yang lagi merayap di dasar sungai. Ah, saya tak mau memikirkannya. Tapi yang jelas, biawak adalah salah satu hewan yang mudah ditemui di pinggir-pinggir sungai di sini. Persis kayak kadal gedhe leyeh-leyeh menunggu mangsa. Hiii.
antri menjejak Canyon |
Dan apa yang dapat dilihat di sini memang menakjubkan. Dinding tinggi yang ditimpa berkas sinar yang menerobos melalui celah pepohonan, air sungai yang mengalir deras, gua dengan 'atap' melengkung yang terbuka lebar, dan hampir semuanya berwarna atau memantulkan warna hijau. Jika kita tergoda ingin berenang di sungai yang ada di bawah tebing, kita akan dimintai duit lagi oleh yang punyai perahu sebagai 'ongkos tunggu' dengan tarif tergantung kesepakatan.
bergaya di Canyon |
Kalau tidak bisa berenang tetapi nekat pengen nyebur juga bisa. Biasanya di perahu juga disediakan life jacket yang bisa disewa. Sebenarnya, Anda bisa menentukan sendiri sampai kapan mau ada di sini. Tapi perlu diingat juga, karena jumlah perahu terbatas dan yang punya perahu juga butuh makan, maka kalau sudah puas dan tidak ingin berenang di bawah tebing, ya segeralah balik ke dermaga asal, biar pengunjung yang lain kebagian waktu dan perahu untuk sampai ke sini. Kan kasihan kalau hanya untuk memenuhi ego pribadi, pengunjung yang lain jadi terlantar dan pemilik perahu hanya dapat penghasilan sedikit. Benar kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar