Kamis, 30 Januari 2020

Sendirian di Uchisar Castle

.: Kastil Batu Karang Uchisar 🍁🍂 :.

Sewaktu berada di bukit belakang penginapan untuk menikmati panorama Cappadocia dengan  balon udara yang melayang-layang di langitnya, saya melihat sebongkah batu karang raksasa yang menyembul di kejauhan. Fasadnya terlihat seperti sebuah keraton. Bernuansa gelap dan terkesan misterius.

Saya bertanya kepada seorang kawan-baru dari Suriname tentang keberadaan bongkahan batu raksasa tersebut.

"That's Uchisar Castle, the highest point of Cappadocia. You should go there if you have more time. Very beautiful and magical," katanya.

Terhipnotis dengan kata magical dan kesan misterius yang ditimbulkannya, saya pun tergoda untuk mampir sebentar.  Apalagi setelah Erme, resepsionis penginapan mengompori.

"Yes, you should go there. You can reach the castle from Göreme Otogar. It's only 10 minutes ride by dolmus," selorohnya.

Setelah check out dari penginapan, saya pun segera menuju Uchisar Castle. Saya diturunkan di sebuah perempatan sepi sebuah perumahan dalam jalur Göreme-Nevsehir. Hanya sebuah plang sederhana yang menunjukkan bahwa saya tidak salah tempat.

Bersama dengan seorang ibu-ibu Turki, saya berjalan menyusuri sebuah gang yang mengarah ke bongkahan batu karang Uchisar.

.: Sisa-Sisa Benteng Pertahanan Menyatu dengan Rumah Penduduk. Sepi Sekali :.

Entah karena hari itu sudah hari kerja atau bagaimana, yang jelas, perumahan itu sepi sekali. Seperti tak berpenghuni. Saya sampai deg-degan kalau sampai ibu-ibu Turki tadi merupakan bagian dari gembong penculik. Tapi pikiran itu segera saya tepis. Saya berjalan agak jauh di belakang, kembali menyusuri gang tersebut, dan berpedoman pada puncak kastil yang menjulang. 

Ternyata, jalan yang saya tempuh bermuara di sebuah halaman belakang rumah penduduk, tepat di sisi seberang kastil.

Saya mengenali 'gaya' orang Turki banget di sini. Orang Turki karena bangganya terhadap negaranya sampai-sampai selalu menempatkan bendera negaranya di mana pun. Di halaman rumah. Di belakang rumah. Di dekat tempat memajang suvenir. Bahkan di puncak kastil pun ada bendera Turki.

Selain bendera, orang Turki juga masih percaya azimat yang biasanya berbentuk mata. Manik-manik biru yang dapat berupa gantungan kunci, kalung, gelang atau pajangan lain ini namanya nazar boncugu atau mata setan. Dengan memajang atau menggantung nazar boncugu di depan rumah atau di suatu tempat, mereka percaya akan terlindungi nasib buruk atau penolak balak. Tiba-tiba, saya jadi ingat dengan mozaik di dalam gereja-gereja gua di Göreme Open Air Museum yang kehilangan mata akibat kepercayaan ini. 

.: Bendera Turki di Mana-Mana :.

Berhubung hanya memiliki waktu satu jam saja, saya segera menuju pada bangunan batu karang raksasa yang disebut sebagai Uchisar Castle ini. Begitu berada di dekatnya, saya kembali dibuat tercengang. Betapa orang-orang zaman dahulu begitu telaten memahat batu sebesar itu menjadi sebuah benteng perlindungan.

Saya tidak menghitung berapa banyak ruangan di dalamnya. Tangga-tangga mungil menghubungkan ruangan yang satu dan lainnya. Konon, di perut kastil ini terdapat terowongan yang menembus tempat lain di Cappadocia dengan jarak puluhan kilometer. Penemuan paling mutakhir dilakukan oleh para arkelog yang menyebutkan ada terowongan rahasia dari Uchisar Castle ke sungai dekatnya. Berhubung daerah ini sedang kering, saya agak kesulitan menemukan lokasi sungai tersebut.

Beberapa ruangan tampak lembab dan berbau kotoran kelelawar. Beberapa yang lain dihuni sekawanan merpati untuk berteduh.  

Zaman dahulu, kastil ini pernah digunakan sebagai benteng pertahanan tentara Byzantium dari serangan prajurit Khalifah Usmaniyah. Posisinya memang berada di ketinggian. Dari salah satu ruangannya, saya bisa menyaksikan hamparan lembah Cappadocia dan puncak Gunung Erciyes. Yang menarik, meski dari luar kelihatannya mempunyai banyak ceruk gua, namun pintu masuk dan keluar kastil ini hanya satu. Daun pintunya dibuat dari batu sehingga tidak mudah ditembus musuh.

.: Salah Satu Ruangan di Kastil Uchisar 🍁🍂 :.

Tiba-tiba, saya merasa seperti pangeran yang sedang disekap di dalam rumah mewah seorang diri. Tak ada pengunjung lain dan tak tampak ada kehidupan selain saya.

Dari kejauhan, saya bisa melihat bahwa kebanyakan turis hanya mengagumi kastil ini dari kejauhan. Mereka diturunkan di pinggir jalan dengan tanah agak lapang di seberang kastil. Dataran tersebut dipenuhi dengan semak dan jalan setapak yang memungkinkan seseorang menapak kastil dari jalan lain selain jalan yang saya lewati tadi. 

Saya jadi terbayang dengan masa perang zaman dulu. Dengan posisi di ketinggian seperti ini seharusnya lebih mudah untuk mengawasi pengintai dan penyusup. Bahkan, konon tentara Byzantium merupakan pengguna pertama sandi-sandi cahaya matahari yang dipantulkan dari cermin.

.: Cenderamata Khas Göreme :.

Saya pun segera melangkah keluar. Sedikit merinding dengan auranya. Saya berkeliling sebentar ke sisi lain kastil dan 'menemukan' kembali bentuk aneh batu-batu di Cappadocia yang disebut sebagai Pigeon Valley dari kejauhan. Cantik sekali.

Sepertinya keajaiban bentuk batu-batu ini tidak ada habisnya. Ada saja yang membuat saya tercengang. Saya kembali ke area di depan pintu masuk kastil dan terlihat sudah ada dua ekor unta yang digunakan untuk mengangkut turis keliling kompleks kastil.

Tentu, saya tidak akan naik unta tersebut. Meski mampu membayarnya, saya tidak sampai hati menaiki hewan-hewan ini. Rasanya kok kasihan saja. Meski ada yang bilang unik dan lucu, saya memang agak anti dengan penggunaan hewan dalam mengangkut turis begini. Titik dan tidak mau didebat.

.: Unta Tunggangan di Depan Kastil :.

Saya lebih tertarik dengan suvenir yang dipajang di depan toko-toko di sekitar kastil. Bentuknya unik dan mengingatkan saya pada tokoh kartun Flintstones. Berhubung perjalanan saya masih panjang dan membuat aturan ketat pada diri sendiri untuk tidak membeli sesuatu yang memakan bagasi di tas, saya tidak membeli suvenir-suvenir lucu tadi. Hanya memotret beberapa yang saya anggap unik saja.

Untung langit cerah. Bahkan, matahari mulai terik. Angin berhembus sepoi. Saya jadi penasaran bagaimana suasana kastil ini saat malam. Seberapa seramkah suasananya dibandingkan saat siang hari? Apakah kastil ini juga digunakan untuk ajang uji nyali? Beberapa pertanyaan tersebut tiba-tiba saja melintas di kepala saya mengingat orang-orang Turki ternyata juga percaya takhayul.

.: Jalan Melulu, Sini Peluk Dulu 😋😘 :.

Tak ingin ketinggalan bus menuju kota berikutnya, saya segera beranjak dari kompleks kastil. Kembali melalui jalan sepi sebuah kompleks perumahan dan menumpang dolmus menuju Göreme Otogar. Bagi saya yang seorang Indonesia, kastil ini sebenarnya biasa saja. Banyak sekali gua kapur yang lebih indah di nusantara. Yang membuat kastil ini istimewa hanyalah lokasinya yang teronggok di bagian paling tinggi kawasan Cappadocia. Setidaknya, pengunjung bisa sejenak merasakan sensasi menjadi pangeran tampan atau puteri cantik yang dipingit di sebuah kastil di dalam gua. []   

41 komentar:

  1. Orang jaman dulu memang kreatif ya, selain kreatif juga kuat banget sepertinya. Karena bisa memahat batu yang besarnya gila-gilaan :)))

    Memang di Indonesia ada banyak batuan kapur, seperti yang di GWK juga, tapi yang bentukannya seperti yang di Turki ini belum pernah lihat :D so you are lucky, sudah pernah merasakan jadi pangeran tampan ya :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali. Untuk bertahan hidup di alam liar yang penuh tantangan di mana lanskapnya terdiri dari bukit dan lembah, ditambah cuaca ekstrim, orang cenderung memutar otak untuk mencari cara bagaimana selamat dari serangan musuh maupun kondisi alam.

      Nah, Uchisar Castle ini salah satu contohnya :)

      Hapus
  2. Di tempat seperti ini bagus banget kalau bias motret lanscape. Atau kalau yang suka foto lainnya tinggal berburu foto sambil mencari informasi yang menarik diulas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya sih hampir semua sudut Cappadocia ini instagramable lho. Jadi, kalau senang hunting foto landskap emang lokasinya juara banget.

      Uchisar Castle ini hanya salah satunya aja kok :)

      Hapus
  3. mas seru sekali pengalamannya, terimakasih sudah berbagi. jadi merasa ikut seru-seruan di cappadocia ini, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ya. Masih banyak kisah-kisah seru dari Turki. Tunggu saja postingan selanjutnya di blog ini :)

      Hapus
  4. Melihat Uchisar Castle ini aku jadi ingat dengan Gua Sunyaragi di Cirebon. Ternyata orang Turki sangat nasional dan masih percaya takhayul juga ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe bukan hanya di Turki aja, pada dasarnya setiap penduduk di suatu negara punya 'kearifan lokal' seperti itu. :)

      Hapus
  5. Menarik (dan banyak) banget cerita-cerita sejarah di Cappadocia ini ternyata. Sebelum baca cerita-cerita Mas Adie, saya mikirnya Cappadocia ini cuma soal lanskap bagus dan balon udara aja. Soalnya narasi soal Cappadocia yang beredar di teks Indonesia ya sebagian besar cuma itu. Takjub juga ternyata ini jadi salah satu lokasi adu hegemoni Byzantium dan Ottoman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe terima kasih. Mungkin balon udara dan lanskap Cappadocia lebih membuat orang terpana daripada sisi sejarahnya. Gak apa-apa juga sih. Preferensi orang bisa berbeda. Dan tujuan traveling kan salah satunya biar bisa menerima perbedaan itu tho :)

      Hapus
  6. saya suka sgt binaan seperti ini sebab nampak sangat rare dan tak mungkin kita akan jumpa pada mana2 binaan moden hari ini...

    p/s oleh2 dari turki mana, mas? hahahaah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih apresiasinya. Hehehe, saya kebetulan tidak membeli banyak oleh-oleh dari Turki. Cuma beli syal aja di Goreme, Cappadocia. Oleh-olehnya cukup foto dan kisah perjalanan saja :)

      Hapus
  7. Keren banget ya, karang begitu besar bisa dipahat jadi benteng yang ciamik, kalau jadi proyek pemerintah berapa tahun tuh buat nyelesaiin kerjaan begini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha. Kalau zaman sekarang gak mungkin akan dijadikan proyek pemerintah mz, bakal didemo sebagai kegiatan perusakan lingkungan/alam.

      Sebenarnya di kita pun sudah banyak kok contohnya macam pembangunan candi-candi itu. Banyak sekali yang memerlukan waktu cukup lama untuk bisa menjadi bentukannya seperti yang kita saksikan saat ini :)

      Hapus
  8. Cappadocia Turky tempat yang boleh dikatakan cukup menarik untuk dikunjungi. Dengan ciri khas ala timur tengah.

    Dan banyak juga sejarah tentang islam selain juga banyak tempat2 sejarah lainnya yang telah dijelaskan secara lengkap diatas.😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali. Jejak para Nabi sebagian ada di sini. Cappadocia ini salah satu daerah yang dulu digunakan sebagai tempat persembunyian umat Nasrani masa awal. Cantik banget lah tempatnya. :)

      Hapus
  9. Dari awal bacanya pikiran saya sibuk menerka-nerka kira-kira tempatnya di mana, soalnya Cappadocia itu nama yang berbau-bau Spanyol. Apalagi td ada temannya yang dari Suriname, fix saya pikir ini pasti negara Amerika Latin bekas jajahannya Spanyol. Eh, rupanya di Turki, wkwkwk.

    Saya suka prinsipmu yang gak mau menaiki hewan karena digunakan sebagai pengangkut turis :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terim kasih mas. Kepedulian pada satwa dan makhluk hidup lain perlu ditumbuhkan dalam setiap kita karena kita menempati bumi yang sama :)

      Semoga suatu saat bisa berkunjung ke Turki juga ya mas. Aamiin :)

      Hapus
  10. Beneran magical ya, Mas?
    Aku melihatnya seperti tumpukan batu yang tertata indah dan artistik. Aku langsung membayangkan mereka-mereka yang tinggal di sana pada jamannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya banget. Apalagi kalau lihat langsung. Lanskap di sekitarnya juga keren banget. Asli, magical banget :)

      Hapus
  11. Traveling yang menarik mas. Kita jadi bisa tahu sedikit tentang sebagian sejarah Islam. Dan keanekaragaman budaya turki sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada banyak kisah yang bisa dipetik dari perjalanan ke Turki ini. Nanti akan saya bagi lagi di postingan selanjutnya :)

      Hapus
  12. Baru tahu saya kalo orang turki itu suka memakai azimat berbentuk mata, ngga beda jauh dengan orang Indonesia ya, padahal turki kan negara Islami.

    Lihat pemandangan dari atas ngga takut ya kang, kalo aku naik lift saja kalo lihat ke bawah ngeri.😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe banyak kok netijen negara berflower +62 yang tidak tahu tentang Turki dan keseharian masyarakatnya. Yang mereka tahu hanya secuil saja dari postingan copas-an atau grup wa. Sangat disayangkan sih sebenernya.

      Nah, saya selalu berdoa agar lebih banyak orang Indonesia yang suka jalan-jalan. Biar apa? Ya salah satunya biar pikirannya terbuka dan tidak mudah termakan hoaks dan isu religiusitas :)

      Hapus
  13. wahh wah.. bagus banget tempatnya mas, kalau saya disitu mungkin foto selfienya udah ratusan. soalnya semua sudutnya bagus. hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nabung yang banyak. Beli tiket. Cuuuz ke Turki dan selfie yang banyak. Jangan dikekaaang yes. Semoga kesampaian :)

      Hapus
  14. Samaaaa. Akupun ga tega liat unta dinaiki turis2, huhu
    Ini beneran mistis deh, auranya smpe sini. Ahhahaa
    Kl q masuk kastil gitu sendirian, mana beraniiii, wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya tidak terlalu spooky kok. Apalagi waktu siang begini. Tapi entah kenapa rasanya kok ya nyirnyiran juga hehehe :)

      Hapus
  15. peninggalan dari peradaban masa lalu yang monumental...
    Thank you for sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you for coming. Btw, I'm not following anyone, but I love to read their blogposts. It's including yours ;)

      Hapus
  16. wh ketemu ama unta ya bang, oya untuk cuaca di sana gimana tu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena udah masuk musim semi ya lumayan sejuk lah. Belum sampai tahap menyengat. Kalau bikin gelap sih, ya udah pasti karena matahari bersinar terang :)

      Hapus
  17. Keren banget, di zaman yang masih tradisional, mereka udah bisa memahat batu karang yang begitu besar untuk dijadikan benteng. Keren... 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita kerap takjub dengan teknologi dari masa lalu yang menunjukkan kemegahan. Mungkin sama takjubnya dengan orang dari masa lalu jika kita dapat meringkasnya dalam semua bentuk minimalis dewasa ini hehehe :)

      Hapus
  18. Liat pernak-pernihnya serasa lagi nonton film aladin terakhir :)
    Keren mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha film Disney favorit sejauh ini. Ditonton bolak-bolak waktu terbang ke Turki :)

      Hapus
  19. Uchisar Castle bagus ya! Memang keren orang zaman dulu bisa ada ide bikin batu jadi tempat tinggal, jadi benteng, bahkan katanya di sana ada hotel dalam batu ya? Cool. Jadi inget di Toraja juga orang-orang bolongin batu, buat taruh mayat tapi, bukan buat bobok wkwkwk.

    Mas Adie keren gak mau naik unta. Iya bener saya juga gak suka kalau hewan dieksploitasi buat wisata. Kasian. Apalagi ada yg bikin atraksi naikin kuda poni 😭😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe iya. Di Göreme banyak hotel, losmen, atau penginapan yang berada di gua batu. Mereka membuatnya sedemikian rupa dengan melubangi batu-batu seperti yang dilakukan orang Göreme di masa lalu.

      Bedanya dengan di Toraja, di sini lubangnya besar. Jadi ya seperti kamar biasa aja gitu. Seperti rumah Flint Stone 😊

      Sebisa mungkin tidak naik-naik hewan atau lihat atraksi hewan. Saya lebih suka mereka hidup bebas tidak dikekang, tinggal di kandang, atau bahkan sampai dirantai. Duh, jangan deh 🤐

      Hapus