Sabtu, 15 Agustus 2015

Pusing-Pusing di Kota Medan

.: Lanskap Kota Medan Dilihat dari Ketinggian :.

Terletak di jalur pelayaran Selat Malaka menjadikan Kota Medan bersinar sebagai kota perniagaan teramai di seantero Sumatera. Dibuka oleh Guru Patimpus Sembiring Palawi pada tahun 1590, di pusat kotanya, bercokol dengan gagah gedung-gedung peninggalan pemerintah kolonial. Sebagai pecinta bangunan tua dan kisah masa lalu, kota ini seolah mengundang saya untuk datang dan mengenalnya lebih dalam. 

Menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya membuat Medan menjadi mudah dijangkau dari ibukota. Banyak sekali maskapai penerbangan yang dapat dipilih sesuai dengan waktu dan harga tiket yang diinginkan seperti Garuda Indonesia, Batik Air, Lion Air, Sriwijaya Air, dan Citilink. Sebagai seorang pejalanan dengan dana terbatas, saya merasa beruntung mendapatkan tiket pesawat promo dari Citilink. Setelah pesawat mendarat, saya tak sabar untuk menuju kota dan mengeksplorasi setiap sudutnya.

Istana Raja dan Kediaman Saudagar Kaya

.: Istana Maimun dan Rumah Tjong A Fie :.

Sebagai bentuk penghormatan kepada penguasa setempat di masa lampau, saya mulai menjelajah kota Medan dari Istana Maimun. Istana ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Deli, Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Dari istana kuning inilah emporium kesultanan Deli dibangun. Konon, untuk membangunnya dibutuhkan dana sekitar 1 juta gulden Belanda. 

Untunglah, selain karena usaha cengkih, tembakau, dan cokelat sungguh bagus, selalu ada konglomerat dermawan yang menyokong berdirinya sebuah pemerintahan yang berdaulat. Bersahabat dekat dengan Sultan Deli, di situlah Tjong A Fie mengambil peran. Kapitan China yang masyur di Medan ini rumahnya terletak di kawasan pecinan. Sampai saat ini masih ditinggali oleh kerabatnya. Rumah klasik ini mulai membuka diri tahun 2009 dalam rangka menyambut 150 tahun hari kelahirannya. Banyak pejalan yang belum tahun siapa Tjong A Fie. Saya sendiri baru mengenalnya saat berkunjung di Istana Maimun dan disarankan oleh pemandu untuk bertamu sejenak.

Bertamu di Rumah Tuhan

.: Masjid Raya Medan, Gereja Velangkani, Kuil Shri Mariaman, dan Vihara Gunung Timur :.

Satu hal yang membuat saya ingin berkunjung ke Medan adalah melihat pluralisme yang terjaga dengan apik. Hal itu tercermin dari keberadaan tempat-tempat ibadah yang masih terawat hingga sekarang. Masjid, gereja, kuil, dan vihara berdiri kukuh di penjuru kota untuk menaungi mereka-mereka yang masih percaya bahwa Tuhan itu ada.

Sebagai seorang muslim, saya merasa perlu untuk menengok Masjid Raya Al-Masyun, masjid raya kota Medan. Saya datang ke masjid ini untuk menunaikan sholat Jumat sekaligus melunasi mimpi saya sejak kecil yaitu mengunjungi masjid yang fotonya menjadi sampul depan buku Pendidikan Agama Islam di sekolah dasar.

Selain karena kebutuhan, saya percaya bahwa Tuhan selalu bersama para pejalan. Setelah selesai sholat Jumat dan membantu mengambilkan foto salah seorang jamaah dengan latar belakang masjid, saya diantar untuk keliling ke beberapa tempat di kota Medan seperti ke Gereja Velangkanni, Kuil Shri Mariamman di kampung Madras, dan Vihara Gunung Timur. Keberagamaan dan kemajemukan yang serasi seperti inilah sebisa mungkin disebarkan kepada masyarakat luas sebagai bekal untuk membangun budaya toleransi dan memupuk semangat kebhinekaan di seluruh kawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Sowan ke Kesawan

.: Kota Tua Medan dengan Deretan Bangunan Peninggalan Sejarah Kolonial :.

Setelah bertamu ke beberapa rumah ibadah, saya kembali ke penginapan. Untungnya penginapan saya dekat dengan kawasan bangunan tua yang masih terawat hingga saat ini sehingga tinggal jalan kaki saja saat mengunjunginya. Nuansa Eropa sungguh terasa di kawasan ini. Pertama saya menuju ke gedung Bank Indonesia dan gedung Balai Kota yang terletak bersebelahan. Kedua gedung ini tampak elegan dengan cat putih yang membuatnya kelihatan berwibawa. Di seberangnya terdapat gedung Kantor Pos Pusat Sumatera Utara. Awalnya saya mengira bahwa kantor pos ini merupakan titik nol kota Medan. Dari informasi penduduk setempat, saya baru tahu bahwa titik nol kota Medan merupakan gedung Balai Kota.

Berjalan kaki sebentar, saya memandang dengan takjub sebuah bangunan putih di ujung jalan yang mengingatkan saya pada Gringotts Bank, bank penyihir dalam dunia Harry Potter. Gedung tersebut dikenal dengan nama gedung Lonsum. Gedung yang dibangun tahun 1906 ini milik Harrisons and Crossfield Plc (H&C), sebuah perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berpusat di London. Saat ini, gedung tersebut dikelola oleh Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia.  

Merdeka dalam Jalan-Jalan, Berharap ke Sulawesi Utara

.: Jalan-Jalan Malam di Merdeka Walk :.
Waktu liburan yang singkat membuat membuat saya tak bisa berlama-lama menjelajah Medan. Namun demikian, sekelumit kawasan kota tua yang menyuguhkan pemandangan bangunan-bangunan bersejarah sekaligus bernuansa kolonial sanggup merangkum semuanya.

Saat makan malam di daerah Merdeka Walk, saya tiba-tiba kepikiran satu hal. Tergoda untuk menjelajah kota tua sekaligus pluralisme penduduknya di wilayah lain Indonesia, saya ingin sekali mengunjungi kota Manado di Sulawesi Utara. Menurut cerita para pejalan, di Manoda juga terdapat kota tua yang penuh bangunan peninggalan Belanda.

Selain itu, berjarak 50 dari pusat kota, tepatnya di desa Kanonang, Minahasa, terdapat sebuah bukit kecil tempat semua pemeluk agama dapat berkumpul dan memanjatkan doa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Bukit tersebut bernamas Bukit Kasih. Diberi nama Bukit Kasih karena konon bukit ini menimbulkan suasana keharmonisan dan ketenangan batin antarumat beragama. Jika akhirnya keinginan saya tersebut mewujud menjadi kenyataan, saya ingin ke sana dengan maskapai kebanggaan nusantara, Garuda Indonesia. Dalam hati, saya hanya berharap bahwa saat itu tiba tidak akan lama. Semoga. []

27 komentar:

  1. Ke Medan itu yang paling ngangenin ya Durian Ucok...hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya. Hits pokoknya Durian Ucok mah. Sama satu lagi, bolu Meranti. Wajib banget. :)

      *nulis ini sambil lap iler*

      Hapus
  2. pengen jalan-jalan ke medan kayanya seru dah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Segera booking tiket di Airpaz.com untuk ke Medan bro, hahaha :)

      Hapus
  3. Medan memang mantabs kali lah. Banyak wisata sejarahnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Horas bro! Bener kali. Kalau ke Medan lagi, pengen banget nginep di hotel yang jadi titik nol kota Medan. Bekas Balai Kota itu :))

      Hapus
  4. Waaah seru ya mas Adie perjalanannya, tempat2 yang disinggahi juga menarik banget, cocok untuk uang mau berburu tempat2 keren untuk difoto, hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget. Medan ini kota tuanya emang photogenic banget. Bangunan-bangunannya dirawat tanpa mengubah bentuk aslinya. Kalau saja gak ada kabel listrik sama papan iklan, kayaknya atmosfer kota tuanya benar-benar hidup. Senang banget bisa main ke tempat-tempat seperti ini ;)

      Hapus
  5. Medan bikin pusing ngapalin jalan nya coz semua nya 1 arah tapi alhamdulillah di hari ke 3 akhir nya apal di luar kepala

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gw ke sononya bawa supir mas Cum, jadi halan-halannya gak pakai acara pusing-pusing segala hehehe. Btw, terima kasih ya 'oleh-oleh'nya ;)) *cium tangan*

      Hapus
  6. saya gapernah ke medan ,, rasanya mau ke medan .. tapi acara apa yaa .. liburan kayanya ga mungkin :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho, kok gak mungkin? Medan bukan tempat yang susah dijangkau lho. Banyak banget maskapai yang terbang ke sana. Objek wisatanya OK juga, semisal mau ke Danau Toba. Kulinernya juga mantab. Ada 1001 alasan deh untuk pergi ke Medan. Yuk cuz lah ya hehehe :)

      Hapus
  7. beberapa kali ke medan tapi urusan kerja ... ga bisa kemana mana ..
    untung masih bisa sempat masuk ke rumah Tjong A Fie
    meskipun bayarnya lumajan ... tapi oke juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha Tjong A Fie emang bagus kok bro. Berhubung biaya perawatan bangunan tua itu juga lumayan mahal, saya kira wajar kok harga tiket segitu. Lagian yang kita lihat juga sepadan hehehe. :))

      Hapus
  8. jadi pengen ke medan duh,,, kayaknya seru ya jalan-jalan ke medan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru banget mbak. Buruan booking tiket gih. Medan menarik banget untuk dijelajahi. Horas :)

      Hapus
  9. walo org medan, tp pengetahuanku sendiri ttg kota ini ga banyak ;p.. Malah blm prnh ampe skr k rumah Tjong a fie.. ngelewatin doang sih sering :D.. review makanannya juga mas :D..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho, masa belum ke Tjong A Fie. Kata orang sih tiketnya mahal. Tapi menurutku sih sepadan. Toh biaya perawatan bangunan tua juga gak sedikit. Sempatkanlah kalau lagi balik ke Medan lagi hehehe.

      Soal makanan, gak banyak icip-icip sih. Waktu itu cuma sempat makan soto Sinar Pagi sama beli oleh-oleh kue bolu Meranti (yang ini wajib banget) aja. :)

      Hapus
  10. Terimakasih atas partisipasinya dalam Lomba Menulis hadiah tiket pesawat gratis dari Airpaz.com

    Semoga menang. :)

    Airpaz Team

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih kunjungan dan apresiasinya. Senang bisa turut serta lomba ini ;)

      Hapus
  11. Semoga memenangkan tiket pesawat gratis dari airpaz.com yah broo..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga ya. Senang sekali kalau beneran menang hehehe :))

      Hapus
  12. mudah-mudahan dapet kesempatan jalan-jalan dan eksplore kuliner medan nih hehehehe

    BalasHapus
  13. Wah, terima kasih infonya. Semoga pembaca blog ini terbantu ;)

    BalasHapus