Kamis, 19 Maret 2015

Nikmatnya Live on Board

.: Komodo Sailing Trip :.

Bermimpi untuk mengelilingi Indonesia seakan menjadi impian banyak anak muda yang suka petualangan saat ini. Meloncat dari satu pulau ke pulau lain dalam gugusan kepulauan nusantara seakan menjadi topik menarik dalam setiap obrolan tentang perjalanan. Saya sendiri tak henti-hentinya mengagumi peta Indonesia yang terletak di ruang kerja di rumah akan betapa jauhnya jarak yang harus ditempuh untuk merambah nusantara dari ujung ke ujung. Sampai-sampai ada anekdot yang berkembang di antara para pejalan bahwa dibutuhkan sekitar 36 tahun untuk mampir sehari satu pulau untuk menjelajahi semua pulau di Indonesia.

Berhubung animo untuk keliling Indonesia begitu besar, sementara jatah cuti dan dana untuk menjangkau terbatas, maka disiasatilah keinginan tersebut dengan membagi kesempatan jalan-jalan tersebut dalam beberapa ekspedisi. Saya benar-benar merasa kalau Indonesia itu luas sekali setelah ikutan komodo sailing trip dari Lombok (Nusa Tenggara Barat) menuju Labuan Bajo (Flores, Nusa Tenggara Timur). Sailing trip dalam sebuah boat cruise memang sengaja dirancang untuk mengakomodasi para pejalan yang tujuannya ingin menjangkau pulau-pulau sepanjang jalur pelayaran tersebut sehingga kalau dihitung-hitung biayanya akan jauh lebih hemat. Makanya, sistemnya berupa live on board aka tinggal di atas perahu selama perjalanan.

.: Makan siang bersama di Selat Sape, TN Komodo :.
Karena biayanya yang murah, maka fasilitas yang didapat pun sangat minimalis. Perahu yang digunakan adalah perahu nelayan yang sudah disulap dan disekat-sekat menjadi ruang 'serba guna' untuk makan dan berkumpul bersama, ruang kapten untuk kemudi, tempat tidur bersama di atas ruang kemudi, serta dapur dan kamar mandi di bagian belakang. Keseluruhan ruangan tersebut ditampung dalam satu perahu berukuran panjang 12-an kali 4 meter yang diisi 16 orang termasuk ABK. Dalam cuaca yang bersahabat, kapal dengan kapasitas seperti itu bisa jadi nyaman-nyaman saja. Tapi, mengarungi Laut Flores yang terkenal berombak besar saat malam hari sungguh butuh nyali dan niat yang sama-sama besar.

.: Leyeh-Leyeh Selama Komodo Sailing Trip :P :.
Untungnya, sepanjang perjalanan alamnya sungguh indah sehingga sayang untuk diabaikan begitu saja. Meski kapalnya kecil tapi tiap hari kita selalu dibuat nyaman dan berusaha menyamankan diri di tengah laut tropis dengan curah hujan rendah. Kegiatannya tiap hari adalah makan, tidur, berenang, leyeh-leyeh, dan trekking. Yang lebih menyenangkan lagi, semua orang cuek aja keleleran gak pakai baju, jadi gak perlu ada yang merasa risih dan dirisihi. :P

Karena yang ikut trip model begini kebanyakan bule, menu makanannya seringkali menu yang agak bule. Sarapannya roti bakar atau sandwich pisang. Kopi dan teh tersedia sepanjang waktu. Makan siang (wajib) pakai nasi, sayuran (kadang berupa salad), dan buah. Makan malam kadang menunya enak karena ada ayam kecap atau ikan bakar. Di sela-selanya, para bule-bule itu seringkali mengeluarkan 'menu syariah' mereka berupa bir dingin kalengan. Bir dingin pakai botol baru dikeluarkan saat makan malam terakhir di Pulau Kalong sebagai 'menu kuncian'. Sedap!

.: Menu Lezat di Atas Kelotok, TN Tanjung Puting :.

Setelah beberapa kali ikutan live on board mengarungi lautan, saya pun tergoda untuk merasakan live on board tapi menyusuri sungai. Setelah googling dan tanya sana-sini, sepertinya Taman Nasional Tanjung Puting menawarkan perjalanan dengan akomodasi seperti itu. Berdasarkan info dari-teman-ke-teman, katanya sih boat cruise yang dikelola oleh Pak Majid yang paling nyaman. Tak tanggung-tanggung, sebagai jaminan mutu tinggi, saya pun mendapat perahu paling baru, pelayanan prima dari para ABK, dan menu makanannya dimasakin langsung oleh ibunya Pak Majid. Perahunya mirip sekali dengan perahu saat komodo sailing trip, disebutnya kelotok, hanya saja tempat tidurnya ada selambu pelindung dari nyamuk hutan Kalimantan. 

.: Berburu Buaya Air :.
Sepanjang perjalanan, saya benar-benar dimanjakan dengan pelayanan kru perahu ini. Baru datang, langsung dapat menu spesial berupa ayam kecap, nuget goreng, aneka sayuran, dan buah. Karena jadwal perahu ini mengikuti jadwal mendarat pesawat yang hanya dua kali sehari, jadilah tripnya untuk mengejar feeding time orangutan pertama di Tanjung Harapan. Tak lama menyusuri sungai Sekoyer yang banyak pohon nipahnya, kemudian trekking ke hutan melihat orangutan, kembali ke perahu, eh tiba-tiba pisang cokelat keju dan coca cola dingin sudah tersedia menanti. Begitu kejadiannya berulang setiap sore.

Karena cuacanya sejuk, kerjaannya tiap hari hanya makan, leyeh-leyah di perahu, baca buku, lihat monyet, mengamati buaya, memotret burung, makan, tidur, dan utamanya adalah trekking ke dalam hutan untuk melihat orangutan di habitatnya langsung. Namanya juga rejeki anak sholeh, karena perahu saya isinya orang Indonesia semua, sementara yang berangkat menuju kawasan taman nasional semuanya bule, makanya kita agak begitu diistimewakan. Seperti misalnya, karena saya orangnya paling ganteng ingin tahuan, setiap kali trekking selalu dibawa ke jalur yang tidak dilalui rombongan lain, diambilkan gambarnya sesuai dengan keinginan, ditunggu kalau ingin ini-itu, diajak berburu anak buaya air, dan dikasih menu makanan yang enak-enak dengan porsi kuli.

.: Menyusuri Sungai Sekoyer, TN Tanjung Puting :.
Selain itu, saya juga diajak mampir ke desa Sungai Sekoyer, mencoba bedak dingin suku Dayak supaya muka saya yang ganteng ini tambah halus kulitnya. Memang sih, untuk menikmati kenyamanan seperti itu, ada harga yang harus dibayar. Dan untungnya, kita semua bisa membayar kenyamanan tersebut.

Indonesia itu memang luas. Kecuali kalau dari awal memang punya banyak waktu dan dana untuk mengelilinginya, tak ada masalah untuk melaksanakan niat tersebut kapan saja. Tapi, kalau waktu dan dananya terbatas, membagi trip dalam beberapa ekspedisi dengan cara memilih akomodasi yang cukup nyaman untuk menunjangnya, ikut live on board bisa dijadikan sebagai salah satu langkah untuk menikmati mozaik indah negeri ini. Selamat mencoba dan mengalami. []

8 komentar:

  1. wah info menarik. Btw... info2 ekspedisi itu bisa kita tau dari mana ya, Adie? tertarik juga ikut live on board terutama yang ke arah Timur Indonesia. Mau dong infonya. Thanks ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya aku lihat-lihat ajakan trip di Kaskus atau di facebook mbak. Banyak kok yang ngadain sailing trip ke timur. Kalau mau kapal yang agak 'wah', nginap saja di Alila Bali. Kayaknya pihak hotel juga punya akomodasi ke perairan komodo dan Raja Ampat dengan KMP Alila Purnama yang wow banget itu. Pengen gitu disponsori naik Alila Purnama *ngimpi* ;)

      Hapus
  2. jd pgn nyoba traveling gaya ini abis baca blogmu :) eh, btw, nyamuk2 hutannya ganas ga mas? kalo bawa anak rada serem soalnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha selamat mencoba mbak. Tenang, di kelotok kalau malam ada selambunya kok. Kalau dirasa perlu sih bisa bawa lotion antinyamuk cukup. Banyak kok yang bawa anak. Kayaknya seru juga ngajak anak-anak ke Tanjung Puting daripada ke kebun binatang yang hewan-hewannya dikerangkeng :'(

      Hapus
  3. Aaaaaaakkk aku mau live on board, maaasss!!! Bagi dong provider mana yang menyediakan paket ini. Baru ngebayangin serunya aja udah antusias!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha banyak kok. Googling aja atau cari di kaskus. Kalau untuk komodo kayaknya rata-rata sama. Kalau orangutan, coba pilih CV. Satria. Kalau beruntung dapet chef ibunya si pemilik kelotok. Beliau pinter banget masaknya. Selamat bertualang ;)

      Hapus
  4. Live on board sepertinya bisa jadi pengalaman seru ya mas. Belum pernah ikutan. Doh, banyak bgt kepengennya tapi sumber hepeng dang adong.
    BTW, klo di tanjung puting ada mas indra backpackerborneo juga. *promosiin temen* haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha seru banget. Makanya nabung dari sekarang kak wkwkwk. Iya, Indra bisa bantu kalau ada temen yang mau ke Tanjung Puting. ;)

      Hapus