Jumat, 30 September 2016

Kejutan Kecil dan Hal-Hal yang Membangkitkan Ide Kreatif

.: Kopi, Buku, dan Beberapa Lembar Kartu Pos :.

Sore menjelang. Langit sembap sehabis hujan. Bau harum tanah basah dan serentetan kelelahan dengan banyak percakapan. Meja kerja sedikit berantakan. Berkas-berkas, alat tulis, dan banyak kertas. Betapa belum efisiennya penggunaan kertas dalam laku keseharian saya. Di meja sebelah, seorang rekan menyeduh kopi. Aroma emas hitam menguar. Kepulan asapnya menyeruak memasuki rongga penciuman. Pikiran saya pun sedikit melumer. Ada semacam momen magis saat pikiran berada pada koordinat yang simetris dengan keinginan yang terbit di hati.

Saya teringat sesuatu. Beberapa hari sebelumnya, seorang kawan di ujung sana mengirimkan bingkisan kecil: sebungkus kopi Toraja. Seorang kawan yang lain mengirimi satu eksemplar buku. Keduanya mendarat di meja kerja saya dengan jeda waktu yang tidak terlampau lama. Hati saya mengembang. Mata saya berbinar. Setidaknya, di antara serentetan kelelahan akibat banyak percakapan yang perlahan menggerus waktu, terdapat kejutan kecil yang menghadirkan senyum dan melonggarkan keseriusan. Saya sungguh bersyukur sekaligus terkesan dengan bagaimana Tuhan memeluk hambaNya melalui tangan-tangan rapuh nan ringan umatNya.

.: Secangkir Kopi dan Kepingan Cerita tentang Soe Hok Gie :.

Saya meracik kopi sendiri, mengaduknya perlahan, dan menghirup aromanya sejenak, sebelum menyeruputnya melalui ujung cangkir mungil. Rileks sekali. Mungkin hal-hal seperti ini mutlak diniatkan setiap hari secara teratur pada jam yang sama. Saya tak hendak membaca buku kiriman kawan tadi. Saya hanya ingin membaca sekilas kepingan kisah seorang demonstran dari majalah yang ditinggalkan tukang koran pagi tadi.

Namun, sebelum membuka lembar pertamanya, ekor mata saya menangkap selembar kertas kecil berperangko unik. Sebuah kartu pos. Alamat pengirimnya ada di Malta, negeri asing di belahan bumi Eropa. Muka saya kembali dirundung senyum. Entah mengapa, saya selalu bersyukur memiliki sahabat-sahabat baik hati yang tak pernah lelah memberi kejutan-kejutan kecil seperti ini. Buat saya, sebuah kejutan, seberapapun sederhananya, tetap merupakan sesuatu yang istimewa.

Saya pernah menerima kiriman kartu pos dari orang yang bahkan belum pernah kenal sama sekali. Kartu pos itu tidak dikirim karena keikutsertaan dalam komunitas postcrossing tapi benar-benar random dari linimasa akun twitter saya @adieriyanto. Ceritanya, saya iseng menulis bahwa saya mau dikirimi kartu pos dari Beijing. Ternyata cuitan tersebut dibaca oleh orang banyak di linimasa. Sebulan kemudian kartu pos itu mendarat di meja saya. 

.: Secawan Kopi dan Sebuah Buku yang Membangkitkan Semangat Perjalanan :.

Saya juga terkadang suka terkejut sendiri. Suatu ketika, di meja kerja saya sudah tersedia makanan. Saat yang lain, ada bungkusan yang berisi buku. Akhir-akhir ini, saya kerap menerima kopi karena sering berkisah dan membuat postingan tentang ekspedisi kopi yang sudah saya lakukan sejak tahun 2010 silam. Saya juga menayangkan beberapa kisahnya di akun instagram: @adieriyanto. Beberapa pengirim secara terus terang menulis identitas. Beberapa yang lain cukup menuliskan inisial. Lucu juga sepertinya menerima sesuatu yang terkesan personal dengan gaya anak sekolahan.

Saya seruput lagi kopi yang masih mengepul. Pandangan mata saya menerawang jauh ke cakrawala. Saat ini, saya sudah menerima kiriman beberapa buku yang sepertinya menarik dibaca dalam perjalanan pergi-pulang kantor, beberapa majalah yang cocok untuk menutup hari, dan sejumlah kartu pos yang membangkitkan semangat melanjutkan perjalanan. Stok kopi dari beberapa daerah di Indonesia masih aman sampai bulan depan. Kadang saya juga bertanya-tanya dalam hati. Jika boleh jujur, sepertinya tidak ada alasan lagi untuk merasa lelah yang berarti paska serentetan percakapan yang disebut-sebut sebagai biang keladi penyebab kebuntuan dalam berekspresi. Jika alasan tersebut mengemuka lagi, mungkin itu hanyalah pertanda kecil dari semesta bahwa sudah saatnya saya meracik kopi kembali. []

PS: Semua foto diambil dari instagram @adieriyanto

22 komentar:

  1. Wah amunisi kopi kalau buat sebulan masih aman berarti tenang mas hahahah. Aku bulan ini msiha da stok, entah bulan depan kakakakakka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha itu kiriman dari teman-teman sama beberapa bingkisan bulan lalu. Jadi aman banget stoknya. Bahkan, beberapa ada yang tak bawa ke kantor juga hehehe :)

      Hapus
  2. Aku pengen di kirimin kartu pos dari tegal, yg ngirim.pengusaha warteg

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha mas Cumi kan emang femes dan banyak penggemarnya. Pengusaha warteg ngirim kartu pos mah cincay lah hehehe ;)

      Hapus
  3. Balasan
    1. Hahaha sama. Aku mau bangeeet ;)


      *Pertanyaannya: siapa yang mau ngirimi? #hiks*

      Hapus
  4. Kebanyakan Ngopi nanti darah tinggi naik mas. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Minum kopinya gak banyak-banyak kok. Seperlunya saja. 'Dosis'nya pun dosis ringan saja hehehe. Mari ngopiii ;)

      Hapus
  5. 'Aroma emas hitam' itu rasanya gimana ya kak?
    pengen dikirimin kopinya deh biar bisa ikut ngerasain 'aroma emas hitam'nya :P
    *Kode

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketemuan aja yuk di Jakarta. Kita ngopi2 ganteng gitu pas akhir pekan. Banyak kok tempat ngopi yang heits di Jakarta ;)

      Hapus
  6. Diriku bukan penikmat kopi sih. Nek ngombe kopi langsung mak glegeg entek HAHAHAH.

    Koyoke emang kudu bergaul karo penikmat kopi disik ben iso menghayati.

    Juga bukan penikmat kartupos HAHAHHA. entahlah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha makanya kapan itu aku oleh2i kopi. Itu kopi enak lho.

      Kalau kartu pos itu gegara dikirimi sama temen2ku yang lagi kuliah di luar negeri hehehe :)

      Hapus
  7. Aku juga mau dong dikirimin. Cukup perangko bekasnya aja. Hehehe..
    Kunjungan balik saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe saya juga filateli. Jadi, perangko bekas dikumpulin untuk koleksi ;)

      Hapus
  8. Mantap kopinya.... Pernah nyobain juga gak mas kopi khas Rangkasbitung, Kopi cap Kupu-kupu... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pernah minum, tapi belum pernah beli. Disuguhi waktu main ke Pandeglang hehehe :)

      Hapus
  9. Dulu suka banget sama kopi . tapi takut kena batugin . beralih ke Cokelat Panassss. Nikmattt

    BalasHapus