Selasa, 21 Juli 2015

Reuni: Membuka Kembali Kenangan Lama

.: Kumpul-Kumpul Teman SMU :.

Mangan ora mangan sing penting kumpul. Ungkapan tersebut sepertinya tidak berlaku ketika reuni yang saya lakukan. Zamannya sudah berubah. Setiap kali ada pertemuan, selalu saja ada acara makan-makannya. Apalagi reuni anak zaman sekarang. Euforianya sudah berlangsung sejak ramadhan baru saja dimulai. Pesanan untuk datang sepertinya harus disampaikan jauh-jauh hari agar acara tetap semarak dan bisa berlangsung meriah.

Walaupun ada beberapa teman bilang, "Paling yang datang orangnya ya itu-itu saja.", sebisa mungkin, kalau tidak ada halangan, saya akan datang. Sejak lulus SMU, saya baru absen sekali saja saat reuni dihelat. Bukannya kemaruk, tapi yang namanya diundang ya sebaiknya datang. Namanya juga reuni, saya pikir, ada sekelumit kebahagiaan dan inspirasi yang dapat dibagi. Apalagi kalau bisa mendapat pelajaran dan cerita seru dari teman-teman yang kesehariannya jarang sekali bertemu.

.: Tetep Juaranya Paling Ganteng Se-Angkatan #eh :P :.
Acaranya sendiri tak banyak berubah kemasannya dari sejak pertama kali diadakan. Datang, ngobrol, makan, nyanyi-nyanyi, foto-foto seru, dan kemudian pulang. Yang menarik, menu makanannya selalu bervariasi. Ada pecel, soto, rawon, es buah, air putih, aneka cemilan, dan bermacam-macam buah. Semua jelas bikin kenyang dan hati riang. Dan serunya lagi, semua itu gratis.

Baru tahun ini ada perkembangan sedikit. Setelah 'dievaluasi', sepertinya angkatan yang sering reuni ini perlu melakukan sesuatu yang lebih berarti untuk orang lain. Walaupun kecil, setidaknya, kehadiran dan keberadaan satu-satunya alumni yang tidak ada acara perpisahan saat kelulusan ini memberi arti bagi kehidupan orang lain.

Setelah berdiskusi panjang di grup whassap (yang berisiknya minta ampun),  dipilihlah metode pemberian bantuan modal usaha untuk warga yang kurang mampu. Saya sendiri mengamini kegiatan tersebut dan sebisa mungkin turut serta berpartisipasi semampunya. Caranya dengan mengumpulkan dana sukarela kepada seorang relawan panitia. Relawan inilah yang nantinya mengatur segala administrasi penyaluran dan laporan pertanggungjawabannya. Sebuah langkah kecil yang semoga saja bisa memberi arti.

.: Cemilan dalam Obrolan :.
Yang sangat saya sayangkan, sudah makanan dijamin gratis dan diajak berbagi kebaikan, minimal menyenangkan yang mengundang dengan datang ke acara, hare gene masih ada yang belum move on akan kejadian di masa lalu. Ada yang malu ketemu si A. Ada yang males datang karena si B pasti datang. Ada yang memilih tidak datang karena malu (yang tidak perlu), seperti, pekerjaannya (mungkin dianggap) tidak sementereng 'musuh' bebuyutannya di kelas. Banyak juga yang malu datang karena belum menikah dan tidak punya pacar. Hidup di daerah memang 'kepedulian' orang-orang terhadap atribut seseorang relatif tinggi. Itulah salah satu hal yang ingin saya reduksi perlahan-lahan dengan konsisten selalu datang di acara reuni SMU: ingin membangkitkan rasa percaya diri orang-orang yang pikirannya masih terkungkung kenangan masa lalu.

Kalau untuk sesuatu yang kadang membuat tidak nyaman suasana sih saya masih maklum. Sebenarnya, saya pikir, tidak ada salahnya kan meninggalkan anak dan istri (yang jelas-jelas tidak saya kenal, apalagi anaknya senangnya rewel) barang 2 sampai 3 jam untuk reuni. Maksudnya, ketika tiba-tiba kita enak ngobrol, eh anaknya nangis, ngantuk, atau ngompol. Atau, ada pasangan yang bukan dari SMU yang sama. Orangnya canggung saat bergumul sehingga memilih duduk di pojok ruangan sembari menonton orang-orang yang reuni bertingkah layaknya badut. Lah, esensi dari reuni kan berbaur. Kalau akhirnya menyendiri, bukankah lebih baik ditinggal sebentar saja di rumah agar bisa reuni dengan tenang. Saya yakin, anak-anak yang sering rewel dan pasangan yang sulit bergaul itu tidak akan menderita kok saat ditinggal beberapa jam saja. Toh tidak sampai seharian juga. Maafkan kalau saya sedikit nyinyir. Tapi, kalau akhirnya dengan tidak adanya beberapa orang, suasana jadi lebih hangat dan akrab, bukankah itu sebuah pilihan yang layak diambil? 

Untuk menghindari kebosanan, saya mengambil beberapa foto makanan dan suasana ruangan. Tiba-tiba, sekelompok teman SMP yang melanjutkan ke SMU yang sama mengajak duduk sejenak. Bertemu dengan teman-teman SMU yang dulunya sekelas saat SMP, mendadak mendorong kita untuk membuat acara kumpul-kumpul dengan para sahabat saat masih duduk di bangku SMP dulu. Berbeda dengan teman-teman SMU yang selalu berubah karena diacak saat kenaikan kelas serta diacak lagi sesuai dengan penjurusan minat dan bakat, teman sekelas di SMP boleh dibilang relatif sama karena selama tiga tahun sekolah, khusus kelas saya tidak diacak karena merupakan kelas khusus. Ciee.

Orang-orang inilah yang mengajak ketemuan. Dari dulu memang kelas SMP saya ini unik, paling ramai dan seru, serta bisa dijadikan replika suatu komunitas yang menjunjung tinggi slogan bhineka tunggal ika saking heterogennya. Tempatnya dipilih di Kafe Merdeka, tempat nongkrong paling happening saat ini di Nganjuk. Sebagai remaja (remaja?) kekinian, saya tentu setuju dengan pemilihan tempat ini. Suasananya tenang dan nyaman. Cocok untuk menggiring pembicaraan ringan menjadi sebuah pertemuan hangat nan bersahabat.

.: 3 Tahun Sekelas di SMP :.

Yang saya suka dari teman-teman ini tentu adalah topik obrolannya yang selalu nyambung meski sudah berpisah bertahun-tahun. Di luar pengaruh suasananya yang nyaman, cemilannya yang lumayan enak, saya kok merasakan grup ini, karena jumlahnya tidak terlalu banyak, obrolannya jadi kelihatan lebih intens, intim, dan hangat. Tak perlu ada 'iklan' anak rewel yang diajak ikut serta, suami atau istri yang tidak mau berbaur dengan lingkungan baru pasangannya, dan pertanyaan tidak perlu seputar pernikahan, pamer 'kepunyaan', serta pekerjaan.

Namanya juga reuni, re-uni, berkumpul kembali. Untuk itu, segala sesuatu yang bisa menjadi benih gesekan, rasa iri, dan mampu menimbulkan segala ketersinggungan yang tidak penting, perlu direduksi secara signifikan. Untungnya teman-teman di sini rela tidak membawa anak-anak (kecuali yang mau kenal dekat sama saya) atau pasangannya hanya demi ngobrol paling lama 2 atau 3 jam dengan saya. Setelah sekian lama tidak berjumpa, dengan rela menyediakan waktu buat saya untuk bersua itu merupakan sesuatu yang istimewa. Saya sungguh mengapresiasi akan hal-hal kecil begini. Namun, setelah saya screening, ternyata pada akhirnya saya berkesimpulan bahwa orang-orang yang selalu asyik diajak 'gaul' adalah mereka-mereka yang doyan jalan-jalan. Mungkin, sering bertemu dengan banyak orang dan komunitas yang berbeda dengan lingkungan mereka biasa berada lambat laun membuat pola pikir mereka juga berubah menjadi terbuka. 

.: Cireng, Jajanan Waktu SMP :.
Di sela-sela pembicaraan kenangan tentang drama saat saya ikut seleksi kelas khusus, gosip terbaru tentang para guru, dan kenangan konyol saat dijemur di lapangan gara-gara terlambat dan bolos jam pelajaran tambahan, saya menjumput kentang goreng. Mencocolnya dengan saus sambal. Kemudian mencoba jamur goreng, tahu bakso, dan tahu goreng. Ternyata semuanya enak. Mungkin karena saya lapar.

Tapi, ada satu makanan yang juga membangkitkan kenangan. Cireng. Jajanan tidak sehat yang dijual seratus perak sebuah ... kala itu. Jajanan yang sanggup membuat seisi kelas betah berada di jalan depan sekolah menunggu jam pelajaran tambahan dimulai. Jajanan yang mampu mengalihkan sejenak perhatian para siswa dari kegugupan menghadapi pelajaran fisika dan matematika yang sanggup mendatangkan senam jantung. Tak pernah terbayangkan bahwa jajanan ini mampu merangkum segenap kenangan akan masa-masa 'nakal' saat SMP dulu. Sesuatu yang membuat pertemuan kecil ini akhirnya menjadi berarti dan mampu mengiming-imingingi para teman sekelas yang belum dapat hadir sore itu ingin agar dibuat reuni tahun depan. Ah, senangnya masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan para sahabat yang kisahnya sungguh menginspirasi. []

8 komentar:

  1. Aku udah jarang banget datang ke acara reuni SMA, kuliah aja cuma ketemu sama yang dulu sering jalan bareng :D Abis timingnya selalu nggak pas sih~ Kalau sama yang sering jalan, janjiannya diatur biar bisa datang semua :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Paling sering reuni sih angkatan SMU. Kalau kuliah karena udah pada nyebar seluruh Indonesia jadi agak susah. Ini yang lagi pengen sih reuni temen-temen SMP. Saking berkesannya, aku lho masih nyimpen daftar absen dulu hehehe :'))

      Hapus
  2. Hmm, iya juga sih. Tapi kadang tetap ada yang nggak suka ikut reuni karena pekerjaan yang nggak mentereng itu. Dulu aku pernah ikut reuni SD, dan ada temen yang nggak mau dateng karena hal itu. Sampai dipaksa2 sama temen yang ngajakin reunian, didatengin rumahnya tetep aja nggak mau. Ya mau gimana. Kadang orang ngeliatnya dari hal materi dulu sebelum ngobrol hal yang lain. *dilema hidup di negeri ini*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm ... sedih ya. Padahal aku tuh kalau dateng di acara-acara yang sifatnya bersosialisasi gitu selalu berusaha untuk melesapkan dulu atribut-atribut apapun yang sekiranya bisa mengganggu kenyamanan orang-orang yang akan kita temui :'(

      Hapus
  3. temen2ku termasuk rutin ngadain acara bgini... dan sebisa mungkin aku jg usahain dtg mas.. kalo bntrok ama acara lain yg lbh ptg aja baru absen :)..

    mnrtku sih g perlulah ngerasa ga enak dtg krn dulu ada masalah ama si A ato minder soal kerjaan yg msh kurang bgs dll.. Justru kalo di reuni aku kmrn, kita2 yg mampu saling jadi donatur dgn mmberikan hadiah2 doorprize utk yg dtg... malah bikin acra reuni jd meriah dan bikin mereka semangat utk dtg... :) Di luar dugaan, acara reuni kmrn itu malah pada rebutan yg mw jd penyumbang hadiahh.. ujung2nya, bisa dibilang hampir semua yg dtg ya dapat hadiah ;)

    jd ga penting lah ngerasa gengsi ato minder dtg k acara2 kumpul bareng ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Setuju banget. Ah, andai saja banyak temenku yang punya pemikiran begini, jadi ramai deh reuninya. Ya mungkin setiap orang punya pertimbangan sendiri untuk datang atau tidak. Semoga pilihan itu tidak menghalangi kalau suatu saat ada kesempatan untuk bersilaturahmi di waktu dan kesempatan yang lain :)

      Hapus
  4. nikmatilah reunian karena bbrp tahun lagi kalo smua tmn2 udah pd sibuk ama anak2nya, udah ga ada acara kumpul2 lagi :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha ini aja yang dateng juga ada lho yang akhirnya sibuk sendiri momong anak/istri/suami hehehe. No comment ah. Tatuuut :P

      Hapus