rusa tutul yang lucu, tapi di dalam kerangkeng ;'( |
Kata bapak saya sih, dulu di hutan dekat rumah mudah dijumpai rusa. Tapi, cerita-cerita klasik tentang akibat pembalakan liar menghapus jejak semuanya. Bahkan, ayam hutan nyeberang jalan saja sekarang sudah tak terdengar ceritanya di antara tukang kayu bakar di pasar. Pernah sih ada kabar dari desa di balik gunung, kalau ada rusa yang ditangkap warga di dekat hutan. Saat dikerangkeng, si rusa terlihat diam dan meringkuk saja serta kelihatan menangis. Dari kasak-kusuk, eh ternyata hari gini rusa tersebut katanya adalah rusa jadi-jadian. Makin horor lagi saat ada orang yang datang ke tempat tersebut dan menebusnya dengan sejumlah besar uang. Anggapan tentang rusa yang lucu di film kartun terhapus dan tergantikan dengan adegan sinetron tentang pesugihan di tv. Duh.
rusa-rusa unyu yang dikerangkeng ;'( |
Dulu sih, sepertinya pernah lihat rusa di kebun binatang Surabaya, tapi saya sudah tak ingat lagi saking lamanya. Tamasya ke kebun binatang juga bukan kegiatan favorit saya kecuali hanya untuk melihat hewan tertentu yang sedang dalam konservasi. Misalnya, saya datang ke Ragunan gara-gara pengen lihat orangutan dan gorila di Pusat Primata Schmutzer yang memang berada di dalam kompleks kebun binatang Ragunan. Selebihnya tidak. Saya kembali melihat rusa itu saat main ke Taman Hewan yang ada di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Sebenarnya saya paling malas dan tidak merekomendasikan liburan ke kebun binatang kalau ditanya oleh teman-teman, tempat untuk mengajak anaknya liburan. Alasannya, saya sendiri gak suka kalau dikerangkeng, dikasih makan, dan disuruh bertingkah konyol oleh anak-anak badung yang tiap hari menggedor-gedor besi kerangkeng. Saya masuk taman hewan ini gara-gara kasihan biar sopir saya bisa istirahat dan tidur. Saya cuma jalan-jalan keliling saja karena melihat hewan di kebun binatang itu bagi saya sangat membosankan. Sampai saat saya tiba di kandang rusa, ingatan masa kecil saya timbul kembali.
Rusa-rusa di taman hewan ini cantik sekali. Kulitnya ada totol-totolnya. Selain macan tutul, saya suka dengan rusa tutul. Kelihatannya eksotis gitu kayak ada tatonya. Memang sih, rusa-rusa di sini dikasih makan dan kelihatan sehat. Tapi begitu lihat wadah pakannya, isinya cuma potongan wortel dan kangkung yang sudah layu. Kandangnya pun kelihatan kotor. Bukannya terhibur, saya justru malah kasihan melihat rusa-rusa ini kelihatan bodoh mondar-mandir di dalam kandang. Dari situ, saya jadi bertekad kalau suatu saat bisa lihat rusa di alam bebas, yah paling tidak yang gak dikerangkeng.
ganteng ya, pake tanduk rusa ;P |
rusa-rusa lucu terbang di mal Ciputra, Jakarta Barat |
Pulau Peucang memang asyik untuk melihat binatang langsung di habitatnya. Selain rusa, pulau ini juga rumah bagi biawak, babi, monyet, merak hijau, dan satwa lainnya. Tapi yang paling banyak jumlahnya memang rusa. Sejak dari dermaga sampai di Pantai Karang Copong yang ada di balik hutan, banyak sekali rusa berkeliaran. Saya sampai tak bosan-bosannya memotret rusa saking seringnya papasan. Bahkan, saat kemalaman balik ke perahu dari Karang Copong, keberadaan rusa-rusa yang ada di pinggir jalur tracking ini dapat mengindikasikan kalau jalanan aman dan tidak ada ular yang melintas. Semakin senang deh melihat rusa-rusa ini meringkut di bawah pepohonan mencari tempat nyaman untuk tidur.
rusa-rusa 'polos' merumput di Pulau Peucang, TNUK |
Rusa-rusa tutul ini didatangkan oleh Sir Thomas Standford Raffles dari perbatasan Nepal dan India saat Inggris berkuasa atas tanah Jawa pada tahun 1811 - 1816. Awalnya hanya enam pasang saja, kemudian beranak pinak sampai banyak seperti yang ada sekarang. Tapi, dari Pak Djunaedi, Kepala Protokoler Istana, saya jadi tahu kalau rusa-rusa ini pernah mengalami masa-masa yang paling kelam dalam hidupnya.
Masuknya tentara Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 - 1945 merupakan masa paling kelam dari Istana Bogor dan keberadaan rusa-rusanya. Di bawah pemerintahan Jenderal Imamura, Istana Bogor dijadikan markas tentaranya, dicat hitam, kolam-kolamnya dikeringkan serta ditanami semak, dan rumput-rumputnya dibiarkan meninggi agar keberadaan 'markas' ini tidak terlihat dari udara.
rusa-rusa tutul sedang merumput di halaman Istana Bogor |
Sekarang, rusa-rusa ini jumlahnya sudah banyak lagi. Bahkan, populasinya semakin mengkhawatirkan dibanding dengan daya tampung halaman istana karena terus-menerus beranak pinak. Untuk mengurangi jumlahnya, beberapa rusa dipindahkan ke Taman Monas, Istana Tampaksiring di Bali, kompleks Badan Intelejen Negara di Jakarta, dan ke beberapa kantor gubernur di tanah air. Semua proses pemindahan itu dilakukan tertata untuk tujuan konservasi pada masa pemerintahan Presiden Megawati. Eh tapi denger-denger, dulu ada juga lho, presiden yang suka bikin rusa guling di sini bareng keluarganya saat akhir pekan. Tapi, gak mau bilang ah, takuuuuuut. ;P
daging rusa siap santap ;'( |
Suatu ketika saat jalan-jalan ke Aceh, saya makan siang di suatu rumah makan yang menyajikan masakan khas Aceh. Cara menghidangkannya sih mirip dengan rumah makan Padang di mana semua menunya disajikan dalam piring-piring kecil di atas meja. Saya sih penasaran pengen makan ayam tangkap. Saat saya mau mengambil lauk yang kelihatannya seperti menu ayam tangkap, saya pun urung menyentuhnya karena setelah diperhatikan bentuknya mirip daging kambing yang digoreng. Saat saya tanya itu apa, pelayannya bilang, " Dicoba saja Bang, itu daging rusa yang baru ditangkap kemarin." Glek. Demi mengingat sorot mata lugu dari rusa-rusa yang pernah saya temui, saya sisihkan piring berisi rusa tangkap goreng itu menjauh dari piring makan. Sungguh, saya tidak tega menjadi kanibal bagi hewan-hewan lucu yang pernah mengajarkan bagaimana menghargai perbedaan saat saya masih kecil dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar