Istana Merdeka Jakarta |
Sampai suatu ketika, saat diajak jalan-jalan ke Monumen Nasional, bapak pernah bilang kalau Istana Merdeka itu adalah "tempat Mbah Harto (Presiden Soeharto-pen) tinggal dan menyampaikan pidato-pidatonya". Tak banyak informasi yang saya dapat dari sebuah kota kecil di Jawa Timur tentang istana ini selain gambar-gambar yang ditampilkan oleh siaran berita melalui kanal televisi bertagline Menjalin Persatuan dan Kesatuan. Alasan saya mengunjungi Istana Merdeka sebetulnya lebih kepada ingin berada lebih dekat dengan lokasi episentrum di mana seluruh penjuru negeri dari Sabang hingga Merauke ini diperintah.
tetap megah di antara gedung pencakar langit |
Nama Istana Merdeka disematkan oleh Presiden Soekarno bertepatan dengan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia saat berlangsungnya Konferensi Meja Bundar pada tanggal 27 Desember 1949. Saat itu, pekik dan sorak "Merdeka! Merdeka! Merdeka" berkumandang riuh di istana ini mengiringi kedatangan Bung Karno sebagai penghuni barunya setelah sebelumnya pernah ditempati oleh 15 Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan 3 Panglima Tinggi Kekaisaran Jepang.
Perasaan berdebar juga menyelimuti dada saya saat pertama kali meniti 16 anak tangga hingga beranda depan yang biasa dipakai sebagai tempat menyerahkan Sang Saka Merah Putih saat Peringatan Detik-Detik Proklamasi. Istana Merdeka tampak megah dari depan dengan ditopang enam pilar bergaya Doria. Posisinya yang agak lebih tinggi dari halaman membuat saya leluasa melihat halaman seisinya. Tampak berdiri menjulang sebuah tiang bendera setinggi 17 meter di sebelah kolam teratai berbentuk melati. Dari sini juga kelihatan jelas Monumen Nasional.
Menkeu/Menparekraf/Menlu Tahun 2030 :P |
Ruang Penghubung: 'gerbang' ke Ruang Resepsi |
Ruang Resepsi didesain sebagai ruang serba guna. Sepertinya di masa lampau ruang ini biasa digunakan sebagai tempat pesta dansa. Tampak sebuah kandelar besar seberat 500 kg menggantung di langit-langitnya sehingga menambah dramatis tata cahaya di dalam ruangan di waktu malam. Dindingnya berhias lukisan keenam foto presiden yang pernah menempati istana ini. Ada pula beberapa barang kuno bernilai sejarah seperti guci dan keramik dari China. Yang membuat takjub tetap saja lukisan karya maestro seni lukis Indonesia. Saya terkesan dengan lukisan berjudul Gatotkaca, Pregiwo, dan Pregiwati yang didominasi warna merah menyala karya Basoeki Abdullah serta Penangkapan Pangerang Diponegoro karya Raden Saleh. Selain itu juga ada lukisan berjudul Mengungsi karya Sudjojono yang tampak lebih 'tenang'. Untuk hari Sabtu dan Minggu, Ruang Resepsi ini akan 'disulap' menjadi ruang pamer karya fotografi dari Ibu Negara Ani Yudhoyono. :))
Terdapat delapan kamar dalam Ruang Resepsi. Di sayap barat, ruangannya digunakan sebagai ruang kerja, ruang istirahat, dan ruang makan presiden (ada lemari es krimnya juga lho :)). Sedangkan di sayap kiri, salah satu ruangannya digunakan sebagai tempat menyimpan bendera pusaka jahitan Ibu Fatmawati yang dulu dikibarkan saat detik-detik proklamasi tanggal 17 Agustus 1945.
Halaman Tengah, antara Istana Merdeka dan Istana Negara |
Berbagi Kebun dengan Istana Negara
Dari halaman ini tampak terlihat jelas bagian belakang Istana Negara. Berbagi halaman dengan Istana Merdeka, bangunan yang dididirikan tahun 1796 ini awalnya merupakan rumah tinggal J.A van Braam yang diakuisisi oleh Pemerintah Belanda dan dijadikan sebagai Rumah Dinas Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Istana ini pernah digunakan oleh Letnan Jenderal Thomas Standford Raffles saat Inggris berkuasa atas tanah Jawa pada tahun 1811-1816.
Memiliki ruangan-ruangan yang lebih besar dibanding Istana Merdeka, Istana Negara pada dasarnya terdiri dari dua balairung besar yaitu Ruang Upacara dan Ruang Jamuan. Sesuai dengan namanya, Ruang Upacara memang diperuntukkan bagi acara upacara kenegaraan, sedangkan Ruang Jamuan digunakan sebagai tempat beramah-tamah para tamu seusai melaksanakan acara upacara kenegaraan. Di Ruang Upacara terdapat seperangkat alat musik gamelan Jawa dan Bali yang masing-masing ditempatkan secara berseberangan di sayap-sayap ruangan.
Ditempati pertama kali oleh Gubernur Jenderal Baron van Der Cappelen, sepertinya Istana Negara memang ditakdirkan sebagai saksi sejarah tempat dalam perjalanan perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Di sini pernah berlangsung penandatanganan Perjanjian Linggarjati antara delegasi Indonesia yang diwakili oleh Sutan Sjahrir dan delegasi Belanda yang dipimpin Dr. van Mook. Meski tak segagah Istana Merdeka, jika dilihat dari arah Jalan Veteran, Istana Negara ini tampak anggun dengan deretan pintu memanjang.
Tur Istana yang 'agak' Kaku
Siapa berani foto bareng penjaganya hayo? ;P |
Bagi rakyat jelata seperti Anda (hehehe) juga bisa kok kalau ingin jalan-jalan di dalam kompleks istana. Tur istana yang dikenal dengan Tur Istana untuk Rakyat (Istura) ini dibuka untuk umum setiap hari Sabtu dan Minggu. Para peserta tur dimohon untuk mendaftar terlebih dahulu di kantor Sekretariat Negara. Dengan dipandu oleh Tim Tur Istura, para peserta akan diajak berkeliling kompleks Istana Merdeka mulai dari gerbang di dekat Masjid Baiturrahim masuk melalui pintu depan, melewati Ruang Kredensial, Ruang Penghubung, dan Ruang Resepsi. Para peserta akan 'digiring' keluar melalui pintu belakang dilanjut mengelilingi jalan yang melingkari halaman tengah.
Tapi mohon maaf, dengan alasan keamanan (karena di dalamnya terdapat benda-benda bersejarah yang amat penting dan berharga), para peserta tur istura ini tidak akan dibawa masuk ke dalam Istana Negara.
Setelah sekian lama mengamati dan sesekali ikut sebagai peserta, Tur Istura ini menurut saya terkesan kaku dan sangat penuh dengan aturan protokoler. Saya sangat paham bahwa semua tur istana di seluruh dunia hampir semuanya melarang pesertanya untuk membawa kamera atau memotret bagian dalam, tapi sepertinya hanya di Istana Merdeka inilah tidak pernah saya lihat ada turis foto bersama dengan penjaga istana yang memang harus bersikap seperti patung. Padahal jika dikemas dengan lebih baik lagi, saya yakin akan ada banyak turis datang ke sini hanya untuk mengabadikan proses pergantian petugas jaga seperti layaknya 'atraksi' serupa di Istana Buckingham atau istana-istana lain di seluruh dunia. Mungkin petugas jaga di pintu gerbang ini disetting untuk membuat Jalan Medan Merdeka Utara di depan Istana Merdeka ini benar-benar steril dari manusia sehingga setiap orang, baik dengan tujuan 'damai' (hanya ingin foto-foto saja misalnya) sekalipun, tetap diperlakukan layaknya 'pengganggu' ketenangan istana layaknya orang berdemo, satu hal yang dapat mereduksi istilah tur ini diberi nama Tur Istura.
Salam kenal gan kan klo g salah skrg d istana merdeka ad upacara pergantian penjaga nah itu jadwalnya tiap kapan y?
BalasHapusAne nemu bbrp vidnya d yutub tapi ko jarang pemberitaan ya?
Klo ad pemberitaan yg lbh byk trus bsa foto2 bsa bagus kyk red coat inggris
Halo Raditya, prosesi pergantian penjaga di Istana Merdeka dapat kamu saksikan pada hari Minggu pekan ke-2 tiap bulannya jam 08.00 WIB. Selamat menikmati ya prosesinya ;)
Hapus