Minggu, 17 Desember 2017

Singapura untuk Pemula

.: Gedung-gedung yang menjejali wilayah Bugis, Singapura :.

Singapura bukan negara antah-berantah. Lokasinya persis di jantung Asia Tenggara. Negara ini kerap dijadikan destinasi luar negeri pertama bagi turis asal Indonesia. Bersaing dengan Bali, Singapura juga tak jarang menjadi destinasi 'pelarian' bagi warga ibukota saat akhir pekan tiba. Aksesnya mudah. Berbagai maskapai penerbangan begitu royal memberikan tarif promo untuk menembusnya.

Karena infrastrukturnya begitu rapi dan wilayahnya yang 'hanya' seluas Jakarta, menuju sirkuit turis yang sudah jamak tertera di brosur wisata bukan hal yang sulit. Namun begitu, ada banyak hal sering kali terlewatkan karena kunjungan pertama selalu dipenuhi adrenalin untuk melihat segala sesuatu yang ikonis dan umum. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan pengalaman pertama yang begitu berkesan saat bertandang ke negeri Temasek ini.

.: Patung Raksasa di Bandara Changi :.
Bandara Changi yang Modern

Banyak orang langsung keluar dari bandara menuju pusat kota saat tiba di Bandara Internasional Changi, Singapura. Kecuali Anda mendarat saat malam sudah larut dan harus buru-buru ke penginapan, cobalah untuk menikmati suasananya dengan perlahan. Bandara Changi menawarkan 'hiburan' dan fasilitas yang tak kalah seru. Beberapa di antaranya sungguh sesuai dengan generasi mutakhir.

Banyak titik yang -meminjam istilah populer saat ini- instagramable: taman dalam ruangan yang meliputi taman kupu-kupu, kebun bunga matahari, dan banyak lagi, patung-patung perunggu yang artistik, dan bioskop. Akses internetnya cukup kencang dan gratis. Beberapa dinding dilukis sangat artistik seperti mural sehingga saya tak kuasa untuk melewatkannya. Dengan banyaknya fasilitas yang tak membuat bosan, satu hal yang perlu dikhawatirkan hanyalah takut kebablasan dan ketinggalan penerbangan. Saya menghindarinya dengan menyisihkan sedikit waktu saat baru tiba dan sesaat sebelum kembali ke Jakarta.

Moda transportasi yang sudah terintegrasi

Semua titik di Singapura yang sering dijangkau turis dapat dijangkau dengan transportasi umum. Pilihannya pun beragam. Ada bus, mass rapid transit (MRT), dan light rail transit (LRT). Kecuali Anda mempunyai anggaran berlebih, bolehlah mencoba taksi. Tapi untuk acara jalan-jalan santai dengan anggaran terbatas dan memilih atraksi gratisan, jenis angkutan massal merupakan pilihan paling tepat.

.: Kartu Sakti Keliling Singapura :.

MRT, LRT, dan bus di Singapura sudah terintagrasi. Peta dan jalurnya jelas. Bahkan, fasilitas umum ini sering dijadikan rujukan, patokan, dan seloroh bagi banyak turis Indonesia: 'jika Anda tidak bingung saat naik transportasi umum di Singapura, jalan-jalan ke manapun di kota-kota modern di seluruh dunia akan terasa mudah'. Apalagi, jika sering berpindah tempat, kita dapat berhemat dengan menggunakan kartu Singapore Tourist Pass.

.: Masjid Sultan :.
Sholat di Masjid Sultan

Untuk teman-teman muslim yang meminta rekomendasi, saya sering menyarankan untuk menginap di kawasan Bugis. Selain lebih 'tenang', kita tidak perlu banyak khawatir untuk mendapatkan makanan halal.

Dan kesempatan yang sering saya selipkan di antaranya adalah pantang untuk melewatkan sholat di Masjid Sultan. Masjid ini merupakan episentrum kegiatan keagamaan kaum muslimin dan muslimat di seantero Singapura. Dibangun sekitar awal tahun 1920-an, masjid negara ini tak ubahnya sebuah situs ikonis yang merangkum banyak cerita. Di sekitarnya pun dengan mudah kita temukan situs-situs bersejarah yang berkaitan dengan muasal berdirinya Negeri Singa ini seperti Istana Kampung Gelam, Gedung Kuning, dan Madrasah Alsagoff Al-Arabiah.

Mural yang bercerita

Tak jauh dari Masjid Sultan, kawasan Haji Lane di daerah Bugis juga menawarkan aneka kafe untuk nongkrong menghabiskan sore atau malam minggu yang ceria. Deretan dindingnya yang beradu pandang dan membentuk gang sempit, disulap oleh pemerintah menjadi wadah bagi seniman mural untuk mengekspresikan karyanya. 

.: Mural Cantik di Kawasan Haji Lane, Bugis :.

Di akhir pekan, gang-gang sempit ini begitu berjubel, dijejali anak-anak muda kekinian yang ingin mengabadikan diri di akun media sosialnya dengan latar belakang mural-mural cantik. Saran saya sih, siapkan saja air minum yang cukup karena cuaca terik untuk teman mengantri serta memakai aksesori unik dan gaya untuk berfoto. Tenang saja, jika merasa beli air mineral kemasan di Singapura itu mahal, bawa saja tempat minum untuk diisi air di Masjid Sultan.

Berfoto dengan Latar Patung Merlion

Resiko pejalan saat ini justru lebih banyak di ranah maya. Banyak pejalan ceritanya dibilang hoax karena tidak ada foto yang membuktikan bahwa yang bersangkutan sudah mengunjungi suatu tempat. Di sini lain, jika yang dikunjungi adalah tempat-tempat rekreasi sejuta umat, akan mendapat, minimal cemoohan yang 'meremehkan' semacam, "Yaelah ke situ doang."

.: Patung Merlion yang Ikonis :.

Saran saya untuk pejalan yang baru pertama kali ke Singapura adalah tetap tenang dan kalem saja. Semua pasti mengalami yang namanya pengalaman pertama. Dan pengalaman pertama, akan selalu diingat sepanjang masa. Saya sendiri tidak anti untuk mengunjungi, bahkan berfoto dengan patung Merlion. Patung Merlion yang berada di Marina ini bukan satu-satunya patung resmi yang diakui oleh pemerintah Singapura. Total ada tujuh patung Merlion yang tersebar di seantero negeri mungil ini. Saya pikir, tak banyak pejalan yang sudah berfoto dengan ketujuh patung tersebut bukan? Atau malah, baru tahu kalau patung Merlion ada tujuh buah? Menemukannya satu persatu bisa menjadi rencana petualangan Anda selanjutnya. 

.: Patung Thomas Stamford Raffles di Raffles Place :.
Menjejak Titik Nol Singapura

Maaf. Mungkin ini hanyalah salah satu obsesi saya. Sembari mengunjungi museum, memotret prasasti dan bangunan tua, serta konstruksi unik yang mengundang decak kagum, saya selalu menyempatkan diri untuk menjejak titik nol suatu daerah. Hal seperti ini sudah sering saya lakukan saat jalan-jalan di Indonesia.

Saat ke Singapura pun, saya berusaha untuk mencari di mana lokasi titik nolnya. Informasi yang saya dapatkan merujuk pada titik pertama Thomas Stamford Raffles menjejakkan kaki pertama kali di pulau ini. Lokasinya persis di sebelah sungai Singapura. Ditandai dengan patung perunggu. Ada dua patung Raffles di area tersebut. Salah satunya disebut-sebut sebagai titik nol Singapura. Sila temukan dalam petualangan Anda sendiri. 😉

Serunya Marathon di Singapura

Sudah ratusan kali ikut lari atau lari sendiri baik di Indonesia maupun di luar negeri, saya jadi bisa mengatakan bahwa berbahagialah sebagai orang Indonesia. Race lari di Indonesia itu baik rute, pemandangan, racepack, dan medalinya sungguh unik dan bervariasi. Kita bisa memilih race mana yang memang bermutu dan memberikan pengalaman yang menarik untuk dikenang. Selain itu, biayanya relatif terjangkau.

.: Marathon di Singapura :.

Namun, untuk saat ini, jika dibandingkan dengan Jakarta, marathon di Singapura jauh lebih rapi. Jalurnya, meskipun sempit dan monoton, lebih steril dan beraspal seratus persen. Masyarakatnya mendukung. Dalam artinya, sambutannya begitu hangat. Tempatnya selalu sama yaitu di kawasan Marina. Namun, meski dikelilingi pohon dan taman hijau, berlari di Singapura rasanya seperti pengap dan gerah sekali. Mungkin karena posisi geografis yang berada di ekuator. Di luar itu semua, untuk mendapatkan pengalaman tersebut, ikut ajang marathon di Singapura layak diikuti sekali-kali.

.: Uncle Ice Cream yang legendaris :.
Mencicipi Uncle Ice Cream

Selain Marina, kawasan Orchard juga menjadi daerah tujuan turis yang pertama kali datang ke Singapura. Ada banyak gerai di Mal Ion Orchard yang menarik, baik barang maupun diskon yang ditawarkan. Tapi kebanyakan turis dengan anggaran terbatas cukup puas dengan berfoto di bawah papan jalan Orchard layaknya berfoto di papan jalan Malioboro di Yogyakarta.

Saya memang tidak anti juga berbelanja di Ion. Tapi lebih sering hanya cuci mata saja. Selebihnya lagi, saya hanya duduk-duduk di kawasan pedestrian Orchard yang memanjakan pejalan kaki. Selain cemilan yang saya bawa dari penginapan, saya kerap membeli Uncle Ice Cream. Harganya murah meriah. Hanya sedolaran. Es krim 'kampung' yang dibalut setangkup roti tawar renyah cukup untuk mengganjal perut sembari menyaksikan langkah gesit warga Singapura berlalu lalang.

Berondong Jagung Mahal

Namanya Garrett. Bukan selera saya sebenarnya. Tapi kalau sudah mencicip, satu kantong sepertinya kurang. Jujur, saya termasuk kelompok yang 'malu-malu-doyan' dengan berondong jagung ini. Pertama kali kenal Garrett justru saat ada seorang kawan yang merengek minta dioleh-olehi berondong jagung asal Chicago, Amerika ini. 

.: Berondong Manis :.

Gerainya banyak. Di bandara Changi pun ada. Tapi, saya lebih suka beli di gerai Ion Orchard. Biasanya beli sekalian main saja. Baik untuk sendiri atau oleh-oleh, saya lebih suka beli dalam kantung-kantung kecil saja, lalu dibungkus kantung besar. Bukan apa-apa, cemilan dalam kantung kecil bisa banget menjadi semacam alarm, kapan waktu yang tepat saat kita harus stop mengunyah. 😋

.: Pernak-pernik Oleh-oleh :.
Gantungan Kunci

Entah mengapa, setiap mendengar cerita kawan pejalan saat pertama kali ke luar negeri atau ke Singapura, oleh-oleh yang diminta adalah gantungan kunci, magnet kulkas, dan cokelat. Magnet kulkas dan cokelat bisa jadi tidak masuk hitungan anggaran kalau yang harus diberi oleh-oleh jumlahnya banyak. 

Gantungan kunci itu harganya cukup terjangkau. Jumlahnya juga banyak. Gantungan kunci bisa dibeli di toko-toko depan gerbang Masjid Sultan. Kalau mau beli banyak dan agar murah, bisa beli di kawasan China Town. Gunakan saja Singapore Tourist Pass biar lebih irit. Ada juga pernak-pernik ikonis seperti patung merlion dan lain-lain. Jangan dibuat ribet ya, tentang oleh-oleh ini.

Sebenarnya, masih ada banyak sekali hal yang bisa dinikmati dan dialami saat pertama kali Anda ke Singapura. Saya selalu percaya bahwa setiap perjalanan itu sifatnya personal sekali. Daripada sibuk membandingkan atau khawatir, lebih baik segera saja menciptakan pengalaman Anda sendiri. []

16 komentar:

  1. Wah suip banget ini. Bakalan aku pegang teguh postingan ini untuk liburan pertamaku ke Singapure yang entah kapan nanti hahaha.

    Sendiri berani ndop? Berani laaaaah... Xixixixi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha ayo dong dimulai. Masa nunggu-nunggu terus. Gak enak sama mbah Mun. Izin mak suri agak susah ya kalau harus ke luar negeri. Hiks :'(

      Hapus
  2. Singapura secara wilayah kecil dan terjangkau oleh banyak transportasi. Aku malah pengen kalau ke sini naik sepeda hahahhha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya ada kok sewa sepeda. Tapi sengaja pengen latihan naik MRT aja ini :)

      Hapus
  3. widih.. blog-nya traveller nih..^^
    sekalian kulinerx bang..hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada kok. Itu di menu Kuliner. Klik saja. di bagian atas blog ini. Tapi, kuliner Singapura 'hanya' diulas sambil lalu saja di beberapa postingan tentang Singapura di blog ini hehehe. Selamat membaca :)

      Hapus
  4. Berondong yang pake kaos hitam enak gak? Eh masih berondong ya? Blendung haha.

    Duh ini artikelnya buat pemula. Aku ke Singepoh aja numpang pipis doang *digampar*

    Es krim itu gak pernah terlewatkan kalau pas di sana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha percaya lah ya. Horangkayah sak Jombang ke Singapore cuma numpang pipis doang :)

      Hapus
  5. aku baru satu kali ke singapore, belum sempat banyak explore nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Palembang-Singapore cuma sekedipan mata lho koh. Cuuuz segera :)

      Hapus
  6. Hahahaha xD noted banget yang dibungkusin kecil2 sneknya sebagai alarm untuk berhenti ngunyah. That's right! Kalo kantong gede tuh gatau tiba2 udah abis aja. Ntar abis itu nyesel, how many calories I have eaten?? xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah kan. Emang kalau ngemil makanan enak suka lupa diri hehehe :)

      Hapus
  7. wah...baru tau ada 7 Merlion ya..setauku masih 2,,satu di tempat yang umum itu, satunya di Sentosa..
    saya waktu itu ke Orchard malam hari dan niatnya juga cuma pengen lihat bank BNI, hehe ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Marina pun ada dua lho sebenarnya. Tapi banyak orang hanya tahu yang di pinggir 'pantai' teluk Marina itu saja. Coba nanti dicari saat menjelajah kembali Singapura ya :)

      Hapus
  8. Pengen coba berenang ke singapura dari banda aceh hahahaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lalu, aku harus gimana nih? Bilang WOW atau terbelalak manja aja hahahaha :P

      Hapus