Selasa, 06 September 2016

Air Force Run 2016: Lelarian di Pangkalan Militer TNI Angkatan Udara

.: Flying like an eagle. Running like a deer :.

Dunia lari sepertinya sedang riuh. Olahraga 'murah' meriah ini mulai digandrungi banyak orang. Media sosial saya berseliweran berita, informasi, dan foto-foto seputar kegiatan berlari. Banyak grup atau komunitas lari yang bermunculan. Olahraga lari yang awalnya memang untuk 'fun', sedikit demi sedikit menyublim menjadi sebuah gaya hidup. Setiap akhir pekan, rasanya selalu ada saja race yang diselenggarakan. Sepekan setelah Maybank Bali Marathon 2016 digelar dengan sukses di Pulau Dewata, setidaknya ada 4 acara lari yang cukup menyita perhatian. Acara-acara lari tersebut adalah Gede Vertical Trail Run 2016Bromo Marathon 2016, Taiwan Excellence Happy Run 2016, dan Pertamina Aviation Air Force Run 2016 (selanjutnya akan disebut Air Force Run saja).

Saya absen lari ke Gunung Gede karena sudah beberapa kali menyambangi gunung tersebut. Bagi saya, pengalaman itu sudah cukup untuk merasakan atmosfir jalur trailnya. Bromo Marathon saya lewatkan karena saya tidak tahu jadwal pendaftarannya. Berhubung akomodasi ke sana juga tidak murah, akhirnya tidak saya kejar. Untuk Taiwan Run, saya tidak tertarik dan berniat untuk ikut karena baru tahu ada lari di Ancol itu 3 hari sebelum acara berlangsung. Pilihan paling masuk akal bagi saya untuk lari santai adalah ikut Air Force Run.

Selain untuk 'pemulihan' setelah liburan lelarian di Bali, Air Force Run ini seakan mengobati rasa kangen saya untuk lari di kawasan pangkalan militer. Bertempat di pangkalan militer TNI Angkatan Udara Halim Perdana Kusumah, acara yang digagas oleh Perwira Alumni Akademi Angkatan Udara (PARASENA) 1996 ini terbilang cukup menarik. Tawarannya adalah jalur lari yang cukup asri dan hijau dengan sedikit tanjakan dan turunan, melewati landasan, serta diiringi dengan bunyi gemuruh pesawat. Sungguh pantang untuk dilewatkan sepertinya.

.: Melintas di 'Kandang' Hercules :.
 
Acara larinya sendiri terbilang cukup rapi meski baru kali pertama diselenggarakan. Mungkin ini semacam 'test drive' dahulu sebelum acara yang lebih meriah diselenggarakan tahun berikutnya. Pesertanya tidak banyak. Kategori hanya ada dua yaitu 10K dan 5K. Tidak ada backdrop acara untuk foto-foto. Ada acara senam untuk pemanasan dan pengibaran Sang Saka Merah Putih sebelum lari dimulai.
  
Saya tak perlu berdesakan untuk memulai lari. Setelah letusan pistol dan berondongan meriam, peserta untuk kategori 10K dilepas pertama dan diikuti kategori 5K selang 15 menit. Seperti 'iklannya' saat pendaftaran, jalurnya larinya memang rindang. Peserta melewati hutan-hutan kecil di jalur beraspal. Jalur ini berbelok di kompleks perumahan prajurit. Tampak beberapa warga menonton jalannya lari. Sepertinya ada yang belum mandi.  

.: Lockheed C-130 Hercules berjejer dengan C-130 Hercules :.

Petugas jaga di tiap titik jalur lari juga sigap. Pelari benar-benar dibuat nyaman untuk berlari. Tidak ada warga yang tiba-tiba nyelonong di jalur lari. Ini penting. Water station juga ditempatkan pada jarak yang cukup aman dengan persediaan cukup. Saat sampai pada area landasan, gemuruh yang mengiringi pesawat yang akan tinggal landas maupun mendarat benar-benar terngiang di telinga. Pada jarak inilah pikiran saya terlintas pada kenangan untuk melihat pemandangan serupa bertahun-tahun yang lalu saat piknik keluarga.

Melintasi Skuadron Udara 31, saya akhirnya sampai juga di area hanggar pesawat hercules. Tampak di dalam hanggar terdapat satu unit pesawat tipe C-130 Hercules sedang berteduh. Sungguh besar dan tampak kokoh. Pemandangan seperti inilah yang membuat lari saya akhirnya sejenak terhenti. Bayangkan, tak jauh dari hanggar tadi, beberapa unit pesawat C-130 Hercules yang lain juga sedang berjajar rapi. Meskipun sudah kelihatan 'tua', pesawat-pesawat itu masih terlihat tangguh untuk melintasi angkasa di seantero nusantara.

.: Lari Beneran. Stop bilang lari dari kenyataan! :.

Jika tak ingat sedang mengikuti race, saya akan betah berlama-lama di area landasan. Saya kembali berlari dan melanjutkan race. Lupakan tentang target pace karena 'terlena' dengan pemandangan pangkalan militer TNI Angkatan Udara yang tidak setiap hari saya lalui. Jalur lari selanjutnya terbilang merupakan repetisi dari jalur lari pada jarak 5K pertama. Terdapat tanjakan kecil dan jalur berliku yang dikawal dengan deretan pepohonan rimbun. Sesekali petugas foto dari pihak panitia melintas dengan menggunakan mobil golf mengabadikan langkah para peserta. 

.: Medali Finisher 10K yang keceh banget :.

Tak jauh dari posisi petugas jaga pada percabangan jalur lari kategori 10K dan 5K, gerbang finish sudah membentang. Peserta dan panitia tampak tertib. Semua pelari yang sudah berhasil menyelesaikan larinya sampai garis finish, diberikan medali yang dikalungkan oleh mbak-mbak dan mas-mas prajurit TNI AU. Setelah itu, semua peserta dipersilakan untuk mengambil air dan buah di area refreshment.

Keadaan di sekitar area finish juga tertib. Mungkin karena jalan yang digunakan untuk start dan finish dipisahkan oleh taman kecil, jadi pelari yang ingin berfoto dengan latar gapura finish bisa menggunakan jalur satunya lagi. Paling tidak, di sinilah terlihat pemandangan yang agak beretika dari peserta lari itu sendiri.

.: Hei ladies ... come to papa! :P Ikut lari bareng kita ya tahun depan #eh ;) :.

Meski bukan catatan waktu terbaik untuk berlari, saya cukup puas dengan hasil larinya. Setidaknya, jika tidak 'tergoda' untuk foto-foto di landasan pesawat, catatan waktu lari saya lebih baik daripada saat lari di Maybank Bali Marathon 2016. Dengan jalur lari yang berliku dan naik turun, lari di kawasan pangkalan militer TNI AU ini sungguh menyenangkan untuk dijadikan semacam recovery run pasca lari di Bali yang penuh kenangan itu.

.: Gak bisa terbang seperti elang, tapi bisa lari sekencang kijang #eaaa :.

Sembari menunggu peserta yang lain sampai ke garis finish, panitia menyediakan sarana hiburan dan booth-booth makanan yang bisa disambangi oleh peserta. Sebagai penggemar susu cokelat dan buah segar, tentu, saya segera mengambil posisi di antrian yang menyediakan sajian tersebut. Susu cokelat dingin beberapa cangkir kecil ditambah beberapa potong buah segar yang baru dikupas cukup untuk mengembalikan stamina para pelari.

Yang khas dan tidak terpisahkan dari acara yang dihelat oleh prajurit TNI adalah dangdut. Ajang hiburan ini sepertinya selalu ada untuk pelengkap kegiatan. Awalnya agak kaget juga, baru kali ini ikut lari disuguhi musik dangdut layaknya senam ibu-ibu di kompleks. Saya membayangkan jika tiba-tiba ada dangdutan di ajang Jakarta Marathon atau Bali Marathon. Pasti heboh. Penyanyinya OK banget sih. Tapi lagu yang dibawakan kurang 'nakal'. Hahaha. Padahal saya sudah menunggu penyanyinya melantunkan lagu asyik gaya koplo Perawan atau Janda. :P *tutup mata*

.: Habis lari 10K, dihajar goyang dombret Pantura. Hasyeek :.

Jika ada yang disayangkan adalah banyaknya peserta yang pulang duluan sebelum acara benar-benar selesai. Mungkin karena hari Minggu juga dan di Jakarta sedang banyak acara yang harus diikuti termasuk di antaranya ibadah Minggu untuk kawan-kawan Nasrani. Akibatnya, acara pengundian doorprise jadi agak molor karena setelah dipanggil beberapa kali, ternyata peserta yang bersangkutan sudah tidak ada di area lapangan. Yang membuatnya agak lebih menyenangkan, setiap kali pengundian dan peserta yang mendapatkan undian tidak ada, maka jedanya adalah musik dangdut yang makin yahut. Auuooo. Pokoke joget.

Sembari dangdutan dan menunggu pengundian doorprise selesai, saya menyempatkan diri untuk berfoto bersama para prajurit penjinak bom (kelihatannya seperti itu. Cmiiw!). Mereka berpakaian 'syariah' dengan menutup semua bagian tubuh dengan seragam yang aduhai-susahnya-kalau-kebelet-buang-air-besar. Bukan apa-apa, saya pernah mengenakan seragam seperti itu saat 'bertugas' beberapa tahun lalu. Makanya, saya bisa merasakan aura kebanggaan bercampur dengan perasaan 'tidak nyaman' (terutama bagian selakangan) saat memakai seragam 'dinas' tersebut. Namun, namanya juga dinas, apapun rasanya hanya ada satu jawaban tegas: laksanakan!

.: Bayangkan kalau dia sedang mules #eh :.

Meski belum bisa move on dari Maybank Bali Marathon 2016, secara umum jalur lari Air Force Run ini mampu menghadirkan atmosfir lari yang 'unik' dan lain. Panitianya OK dan pesertanya cukup beretika. Dengan perbaikan kualitas dan tetap mempertahankan pencapaian yang sudah ada di acara perdana ini (termasuk jersey lari yang nyaman, medali yang keceh, dan jumlah pelari yang tidak terlalu banyak mengingat jalurnya juga sempit), saya akan merekomendasikan ajang lari ini ke dalam sepuluh ajang lari di Indonesia yang pantang untuk dilewatkan. Meminjam istilah yang diampu oleh prajurit TNI Angkatan Udara, semangat untuk berlatih lari agar bisa terbang bagai elang dan berlari secepat kijang. Semangat! #AyoMlayu [] 

20 komentar:

  1. Acara larinya benar-benar fun ya. Sudah di kawasan Komplek militer, jalurnya Adem dan bisa foto-fotoan pula lagi yang Kalau hari biasa pastinya aksesnya sulit :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget bunda. Seru banget. Tahun depan ikutan ya. Yang 5K ada kok. Segera latihan rutin dari sekarang ;)

      Hapus
  2. wuahhh.. keren!!
    Saya gak tau ada airforce run euy..
    kalo tau mah udh daftar pertama dehhh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tahun depan kayaknya lebih banyak mbak slot pendaftarannya. Semoga bisa ikutan ya :)

      Hapus
  3. Semoga riuh lelarian tidak cepat pudar begitu saja. Btw medalinya kece jg tuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya sih enggak bro klo lelarian. Peminatnya banyak, dari beragam latar belakang dan usia.

      Air Force Run 2016 emang medalinya keceh banget. Banyak yang bilang sih. Semoga tahun depan gak tambah mahal aja sih pendaftarannya biar gak drop hahaha ;)

      Hapus
  4. Aku baca-baca status kawan yang ikut Taiwan Run, acaranya ancur parah, Bang. Water Stationnya cuma dikasih galon dg pompa tanpa cup minum. Hahahaha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha kayaknya emang begitu. Makanya saya gak mau jelasin juga sih. Udah pada menyebar juga beritanya di medsos. Luar biasa banget itu panitianya sampai di water station aja minumnya dikokop langsung dari galon wkwkwk :D

      Hapus
  5. di daerah halim masih banyak daerah yang rimbu pepohonan .. asyik untuk lelarian ... btw .. penyanyinya ok banget itu maksudnya apa .. hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, sejuk banget lah lingkungannya di situ. Masyarakatnya kalau sadar tinggal di tempat asyik buat lelarian gitu harusnya gak ada yang boleh males olahraga hehehe.

      Soal penyanyi dangdutnya OK gak perlu penjelasan lebih lanjut deh mas :P

      *joget-joget sampai pagi* #eh

      Hapus
  6. AKu pingin mlayu 10 km maneh deh. Seumur hidup cuma pisan tok mlayu 10 km hahahaha..

    Btw, medaline apiiiik.. Jersine yo apiiiiik... Duhhh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho, masa sih mas? Bukannya sering ya lari 10K pas weekend gitu :D

      Iya, ini medali ama jerseynya emang juarak banget. Jos untuk panitianya. Semoga tahun depan harganya gak naik. Hmm ;)

      Hapus
  7. waahh.... ini mah udah sehat gara-gara ikutan lari, masih dapet bonus nikmatin pemandangan dan udara yang seger

    BalasHapus
  8. Terima kasih atas review-nya Mas Adie Riyanto. Saya Mayor Yuris selaku Race Director AFR 2016 memberikan penghargaan yg setinggi angkasa utk semua peserta AFR 2016 atas partisipasinya. Tujuan utama kami adalah mendekatkan diri kepada masyarakat luas agar terjalin chemistry antara Tentara Langit dan Masyarakat sehingga tercipta sinergi positif untuk tugas2 pertahanan udara di masa mendatang. Once again many thanks for your participation, see you next year with another great route, Insya Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, terima kasih Mayor Yuris. Semoga tahun depan bisa ikut kembali. Sukses terus untuk Angkatan Udara Republik Indonesia. Di langit kita jaya, di race kita juara ;)

      Hapus
  9. Balasan
    1. Wajib ya! Masukin list dulu dan latihan teratur. See you on stage :)

      Hapus