Selasa, 30 Agustus 2016

Lelarian Tampan di Maybank Bali Marathon 2016

.: I'm so happy to be a part of this prestigious event :.

Entah untuk ke berapa kalinya saya menginjak tanah Pulau Dewata. Bali seakan menjadi magnet yang mengundang siapa saja untuk bertandang. Alamnya yang cantik, deretan pantai indah dengan garis pantai yang panjang, budaya yang masih terjaga, orang-orangnya yang ramah, dan tentu saja, makanannya yang enak-enak merupakan beberapa alasan mengapa Bali selalu mengasyikkan untuk disambangi kembali. Apalagi, sekarang sudah banyak sekali sahabat-sahabat yang berdomisili atau bertugas di Bali. Paling tidak, jika malas berjalan ke tempat-tempat wisata yang umum dikunjungi, saya bisa bersua dengan mereka barang sejenak. 

Namun saat ini, saya datang ke Bali untuk mengikuti acara lari marathon di Gianyar. Gelaran tahunan yang mulai dihelat sejak 2012 ini bertajuk Maybank Bali Marathon 2016. Animo yang besar dari masyarakat membuat acara ini terasa meriah bahkan jauh sebelum acara larinya sendiri berlangsung. Tagar semacam #RoadtoBaliMarathon2016 bertebaran di linimasa media sosial saya. Latihan bersama kerap digelar. Kostum baru dengan desain unik warna-warni khas komunitas lari dibuat. Bahkan, setiap kali berjumpa dengan kawan baru saat mengikuti suatu race, saya kerap mendapat pertanyaan seperti "Ikut Bali Marathon?". Wah!

Sepertinya Bali Marathon kali ini memang 'sesuatu' sekali. Bayangkan, pesertanya sekitar 7.500-an pelari dari 43 negara. Ada tiga kategori lari utama yaitu full marathon (42,195 km), half marathon (21,0975 km) dan 10K (10 km). Selain itu, tahun ini ditambah lagi dengan dua kategori tambahan yaitu wheelchair 10K dan lomba lari anak (children sprint). Banyak sekali pelari yang mencoba kemampuan larinya di acara ini. Banyak sekali yang mengambil full marathon atau half marathon pertama kalinya ya di acara ini. Saya sendiri masih setia dengan kategori 10K saja meski sering disemangati oleh beberapa kawan untuk mengambil half marathon atau bahkan full marathon

.: Lari di Pantai Kuta, Ritual Wajib Saat Main ke Bali :.

Bukan apa-apa. Saya sadar diri. Saya hanya pelari hore. Ikut lari karena untuk penyeimbang kegiatan naik gunung yang saya gemari jauh sebelum saya suka lari, saat duduk di bangku sekolah, dulu sekali. Sebelum ikut Bali Marathon pun saya memang ada agenda naik Gunung Batur dulu. Mendarat di Bali pukul 02.00 WITA, lalu tidur di hotel sekitar 3 jam, langsung lanjut lari pagi sejauh 8 km di pantai Kuta sebagai pemanasan. Setelah itu baru menuju Bangli untuk main di Batur. Pulang dari Batur dan keliling danau, saya kembali ke hotel di kawasan Kuta saat magrib menjelang. Usai isya', seperti kebiasaan yang sudah-sudah, selalu saja ada yang 'menculik' saya dari hotel untuk main dan baru didrop ke hotel lagi saat dini hari. Dunia rasanya seperti tak pernah tua saat berada di Bali. :P

Praktis, saya hanya tidur setengah jam saja sebelum race Bali Marathon karena baru balik hotel jam 1 dini hari dan berangkat ke Gianyar tepat sejam kemudian. Mungkin karena udara dingin malam hari, sementara kostum saya tanpa lengan dengan celana pendek, jadi sembari menunggu adzan subuh berkumandang, beberapa kali saya harus melaksanakan 'tugas' panggilan alam.

.: Mulai Berlari (Foto oleh @PelariGalau) :.

Lari dimulai secara bertahap sesuai dengan kategori sejak pukul 05.00 WITA tepat dengan interval setiap 30 menit. Berhubung subuh di Bali baru mulai sekitar pukul 05.05 WITA, ada beberapa peserta yang mulai lari agak lambat karena memilih sholat subuh terlebih dahulu. Saya yang ikut kategori 10K tentu tidak perlu khawatir untuk ibadah subuh karena masih ada waktu. Sekadar catatan untuk perhelatan tahun depan agar tempat untuk ibadah subuh agak luas serta ketersediaan sarung dan mukena cukup untuk memotong waktu antrian sholat.

Langit masih gelap. Lampu flash kamera menyorot tajam. Beberapa buah drone tampak melintas lalu lalang di langit Gianyar, mengabadikan momen lari di garis start. Tepat pukul 06.00 WITA, saya dan semua peserta Bali Marathon kategori 10K mulai melaksanakan tugasnya. Seperti acara lari di banyak tempat, kecepatan lari di garis start sungguh lambat. Hal itu karena semakin hari, acara seperti ini semakin banyak peminatnya. Hanya saja, seorang kawan pelari pernah berceloteh bahwa sebaiknya, sekali lagi, sebaiknya seorang pelari mempunyai 'etika' saat berlari.

.: Disambut penari dan pawai budaya penduduk setempat (Foto oleh @PelariGalau) :.

Etika ini merupakan aturan tidak tertulis, tapi paling tidak, harus dipahami dan dilaksanakan oleh para pelari. Misalnya, jika merasa pace atau kemampuan larinya memang lari santai, sebaiknya tidak 'menghalangi' jalur dengan lari secara berendengan dengan grupnya, tidak melakukan wefie di garis start saat race sudah dimulai, atau merendengi (memepet) pelari lain dengan pembatas jalur agar tidak mendahului. Memang menjadi hak masing-masing pelari untuk lari sesuka hati dan kemampuan, tapi di dalam hak tersebut terdapat kewajiban untuk menghormati hak pelari lain yang berusaha meningkatkan kemampuan larinya tanpa merasa perlu berlari berendengan dengan grup, berwefie ria, atau foto-foto narsis.

Saya sendiri kerap berlari zig-zag untuk mencari 'celah' jalur yang kosong. Jalur lari Bali Marathon ini memang menarik. Rutenya tidak berubah sejak dihelat pertama tahun 2012 silam. Hal ini karena rute tersebut sudah mendapatkan sertifikat International Measurement Certificate Number INA2012/009 dan telah disahkan Association of International Marathons and Distance Races (AIMS). Para pelari akan melewati jalan desa yang di kanan kirinya terdapat perumahan penduduk, sawah dengan hamparan padi, tanah tegalan dengan rumpun pohon pisang, serta kerumunan penduduk yang memberikan semangat ekstra dan senyum hangatnya. Di beberapa titik lari terdapat anjing-anjing kampung yang 'unik' dan lucu milik penduduk.  

.: Cooling down bersama instruktur fitness :.

Yang membuat saya salut, meski melewati jalan umum tanpa pagar pembatas, jalur lari ini begitu steril dari pengemudi kendaraan. Penduduk sekitar begitu antusias dan seolah terlibat langsung untuk mendukung kelancaran program ini. Setidaknya, saya tidak menemui ada orang yang tiba-tiba nyelonong saja di jalur lari meski itu memang jalan desa mereka. Mungkin beginilah sebaiknya konsep sport tourism yang perlu mendapat perhatian dari Dinas Pariwisata. Para peserta dijamin keselamatan dan kenyamanannya sepanjang acara berlangsung dan masyarakat di sekitarnya tidak merasa terganggu dengan keberadaan acara serta tidak memanfaatkan peluang mendapatkan keuntungan yang tidak benar dari peserta.

Sepanjang lari saya tidak mengambil jeda untuk berhenti. Saya mengambil air satu kali. Beberapa langkah saya lambatkan untuk mendorong kursi roda peserta wheelchair 10K saat berada di jalur tanjakan. Mungkin ini bukan waktu dan pace terbaik saya untuk lari 10K. Tapi yang wajib diapresiasi, paling tidak saya cukup istiqomah untuk tidak tergoda berhenti dahulu dan berfoto-foto dengan para penari, anak-anak sekolah, atau penduduk sekitar. Sebuah prestasi tersendiri bagi saya yang (oke, saya mengaku) koleksi foto dirinya sudah lebih dari 300Gb. 

.: Bukan PB sih, tapi tetap full of FUN :.

Saya memasuki garis finish dengan santai meski lari agak kencang. Kecepatan lari saya lambatkan agar dapat difoto tanpa ada 'iklan' di kanan kirinya. Ini juga menjadi salah satu etika pelari yang wajib dipahami. Mungkin memang menyenangkan mendapat sambutan dari kawan yang sudah lebih dahulu sampai. Tapi percayalah, pelari yang mendapatkan momen finish dengan kondisi 'clean' itu lebih membuat bahagia.

Maksudnya, jika ingin memberikan dukungan atau sambutan hangat kepada pelari, lakukanlah di belakang garis finish, bukan di depan garis finish. Untuk mendapatkan foto dengan background gerbang finish, sebaiknya dipastikan bahwa tidak ada pelari yang akan memasuki garis finish atau minimal, berilah ruang yang leluasa kepada pelari yang belum menyelesaikan race-nya untuk bisa menginjak garis finish dengan lega. Sebenarnya hal-hal seperti ini begitu sederhana, tapi masih banyak juga ternyata yang khilaf atau bahkan alpha untuk melaksanakannya.

.: [Terapi Kaki] Kakinya direndam di dalam kolam air es :.

Setelah melewati gerbang finish, saya mengambil menu untuk penyegaran dan medali finisher, lalu langsung ke area gerbang Bali Safari and Marine Park. Area masih sepi. Baru beberapa pelari saja yang sudah berada di situ. Tak mau melewatkan kesempatan, saya pun segera mengambil beberapa foto diri di booth finish maupun di titik-titik ikonis Maybank Bali Marathon 2016 ini. Saya pikir, daripada nanti harus antri panjang saat sudah banyak pelari melewati garis finish, sebaiknya saat itulah saya membuat foto kenang-kenangan untuk menambah koleksi yang sudah lebih dari 300Gb itu.

Sembari menunggu peserta half marathon dan full marathon menyelesaikan race-nya, saya berkeliling area. Saya mengikuti sesi pendinginan di panggung utama bersama instruktur fitness yang menjadi sponsor acara ini. Setelah itu, saya ditawari untuk mencoba menikmati fasilitas terapi kaki dengan air es. Rasanya sungguh menyakitkan dan melegakan. Betis yang kencang sehabis lari menjadi agak lentur dan 'ringan'. Tapi, proses dari otot kencang menjadi lentur tadi sungguh seperti dicubit kecil secara acak dalam tempo yang singkat.

.: Finish strong 10K Maybank Bali Marathon 2016. Yeay :.

Booth-booth lain isinya menawarkan paket refreshment, aneka permainan, perlengkatan dan pernak-pernik dalam dunia lari. Selain itu, ada booth khusus KPP Pratama Gianyar untuk sosialisasi program Amnesti Pajak yang sedang digulirkan oleh pemerintah sejak tanggal 1 Juli 2016 hingga 31 Maret 2017 nanti. Dari hasil ngobrol sebentar dengan petugas pajak yang rela tidak libur di akhir pekan untuk kelancaran program tersebut, saya jadi tahu bahwa program ini merupakan program penghapusan pajak yang seharusnya terhutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkapkan harta dan membayar uang tebusan.

Karena ingin segera berkeliling ke tempat yang lain, saya disarankan bahwa jika memerlukan informasi seputar Amnesti Pajak sebaiknya mencari informasi melalui saluran resmi Direktorat Jenderal Pajak seperti web www.pajak.go.id/amnestipajak, akun media sosial @DitjenPajakRI (facebook, twitter, dan instagram), saluran telepon 1500745, atau datang langsung ke bagian Help Desk Amnesti Pajak di Kantor Pelayanan Pajak terdekat. 

Berhubung hari sudah agak siang, sementara beberapa kawan yang ikut race full marathon belum juga sampai garis finish, saya menyempatkan diri untuk melakukan safari keliling Bali Safari and Marine Park (kisahnya akan dituliskan di postingan terpisah).

.: Bertemu pelari hits dekade ini, Mas Agus Prayogo :.

Secara umum, perhelatan Maybank Bali Marathon 2016 terbilang rapi. Panitianya cukup sigap menangani dan berjaga untuk kelancaran acara. Kuota peserta sebaiknya memang dibatasi saja seperti ini demi menjaga standar keamanan dan kenyamanan pelari. Saya hanya berharap, dengan semakin populernya olahraga lari dan animo masyarakat yang semakin tinggi, tidak membuat panitia Maybank Bali Marathon 2016 tergoda untuk menambah kuota sebanyak kuota peserta Milo Jakarta International 10K 2016 atau menyisipkan agenda politik pihak tertentu. Melihat jalurnya yang tidak berubah, sebelum meninggalkan venue acara, diam-diam saya berdoa agar diberi kesempatan mencoba kategori half marathon di Maybank Bali Marathon 2017. #AyoMlayu []

18 komentar:

  1. Ternyata nggak "hanya" lari ya, banyak hal yang terjadi di acara maraton ini. Salut juga yang ikutan sampe puluhan negara.

    Pernah nulis tips berlari nggak? (ini pertanyaannya simpel, tapi aku yakin, berlari itu nggak hanya berlari, pasti ada hal-hal yang perlu diperhatikan, apalagi pelari pemula) Jika ada bagi linknya dong mas ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bali Marathon emang heits mas. Kalau suka lari, minimal sekali seumur hidup ikutan lah hehehe. Begitu sih kelakarnya teman-teman waktu ketemu di race :)

      Tips-tips lari akan diposting segera. Ayo mas mulai lari. Diniatkan olahraga buat sehat aja ya, bukan buat gengsi hehehe. #AyoMlayu

      Hapus
    2. Kalau lari aku udah mulai berapa bulan belakangan. Awalnya berat, tapi emang lama-lama enjoy :) cuma ngerasa larinya belum begitu efektif, makanya penasaran. Tips larinya aku tunggu :)

      Hapus
    3. Siaap. Semoga bisa segera ditulis mas. Masih banyak PR soalnya hehehe. Semangat! ;)

      Hapus
  2. Wah keren 10k finish di 57:11, waktu 2 taun lalu saya ikutan mbm sama arie goiq 10k sejaman lebih, semoga latiny tetep konsisten ya ga kaya saya yang bosenan dan sekarang ga pernah ikutan race atau lari keliling komplek

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lari sama Goiq (walapun gak ketemu sih) di Milo Jitenk dua bulan lalu. Iya, semoga konsisten ya. Udah senang lari sejak SMP sih. Sekarang lebih intensif lagi hehehe :)

      Jangan kasih kendor mas, ayo semangat terus larinya :D

      Hapus
  3. MBM emang event lari paling heboh dan mungkin bisa disebut paling bergengsi ya di Indonesia. Kawan-kawan di komunitas pun rame banget yang ikut dan persiapan sebelumnya juga pol-polan. Aku sendiri baru sekali ikut HM. Dan pengen ikut HM lagi. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Acara ini emang bergengsi. Salah satu yang paling ditunggu-tunggu di Indonesia. Panitianya juga profesional kok. Paling senengnya sih itu tadi, masyarakatnya sudah sadar wisata, jadi gak riweh ini-itu yang tidak perlu hehehe. Sing penting mlayu sehat dan bahagia hahaha :)

      Hapus
  4. Review nya bagus sekali mas. Selamat sudah finish tampan #marilari

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha finish tampan. Terima kasih apresiasinya. Semangat terus larinya. Lari sehat ya :)

      Hapus
  5. Dunia mmg tak pernah tua di bali, tapi aku melihat sudah mulai banyak keriput di wajahmu trus itu kantong mata keliatan banget lho :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahahaha ampun mas Cum, kurang piknik nih. Ajakin dong makanya ;)

      Hapus
  6. Event lari 10K seperti ini memang harus didukung dari berbagai aspek agar pelari tetap merasa nyaman, saya berharap suatu saat juga bisa ikutan lari 10K.

    Saat ini masih latihan di 5K, niatnya sih biar sehat. Abis lari itu badan rasanya ringan walaupun pegal2 dikit tapi kalau sudah rutin, sakitnya sudah tidak terasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget, persiapannya musti matang sih. Secara event internasional gitu. Apapun, yang penting tetap semangat ya larinya :)

      Hapus
  7. Iya setujuuu sama kak cumi. Kantong matamuuuuu.. Kelihatan. Punyaku belum. Wajahku masih imut haha. Tapi kalau bulu kumis dan janggut tumbuh ya bapak bapak imut akan kelihatan di wajahku hahah

    Btw aku rodok tak lereni mlayuku. Lha awakku semakin kuru ndaaa.. Haha. Nek wis lemu maneh lagek mulai mlayu..

    Walaupun mlayu kui nagih sih. Diriku walhasil tetap mlayu walaupun jarang banget. Seminggu pisan atau 2 minggu pisan haha.

    BalasHapus
  8. saya ga yakin kalau ikutan lari 10 k bisa lari terus menerus ... coba ya di event2 begini ... sekelas international di sediakan ojek gendong :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha sebenarnya bisa dilatih kok mas. Lari 10K itu kalau dijalani gak berat-berat amat kok. Coba aja mulai lari santai pas akhir pekan gitu ;)

      Hapus