Sedudo: Airnya tak pernah kering :) |
Dan kebetulan, salah satunya ada di kampung halaman saya di Nganjuk, Jawa Timur. Sebenarnya banyak sekali sumber air dan air terjun yang ada di Gunung Wilis, Kabupaten Nganjuk. Tapi, air terjun Sedudo-lah yang paling mudah diakses, paling sering dikunjungi, paling jadi primadona, dan konon, paling mempunyai khasiat untuk bikin awet muda. Aliran airnya tidak pernah kering atau berhenti mengalir karena menurut kepercayaan, sumber airnya berasal dari tempat di mana para dewa bersemayam. Saya sih percaya gak percaya, tapi karena senang main dan mandi di air terjun, serta letaknya yang tidak jauh dari rumah, tempat ini menjadi langganan 'tempat ngabur' kalau lagi suntuk waktu libur lebaran.
Bersama sepupu saya, biasanya kita selalu mengagendakan untuk pergi ke suatu tempat jika sudah capai silaturahmi dengan kerabat dan tetangga. Dan mandi di air terjun memang menjadi favorit kami untuk sejenak berelaksasi. Berangkat pagi-pagi sehingga sampai lokasi masih belum ramai oleh pengunjung, kami segera nyebur di laguna dan mandi di bawah grojogannya. Airnya memang segar banget. Banyak juga yang mandi di situ sambil membawa jirigen atau botol air minum untuk dibawa pulang. Kalau saya sih mandi di sini karena sengaja dari rumah memang belum mandi. Jadi biar sekalian kecipratan awet muda. Hehehe. ^_^
Capeknya menuruni tangga |
Air suci yang digunakan untuk upacara diambil oleh iring-iringan lima belas orang gadis berambut panjang yang mengenakan busana adat Jawa dan disebut sebagai Putri Tirtosari. Lima gadis terdepan yang bertugas membawa klenting (istilah bahasa Jawa untuk guci) diiringi kesepuluh lainnya berjalan pelan-pelan menuju laguna yang ada di bawah air terjun tersebut. Saat sampai di laguna, klenting tersebut diserahkan kepada lima pemuda yang juga berpakaian adat Jawa ala abdi keraton dan disebut sebagai Jejaka Taruna. Para Jejaka Taruna inilah yang nantinya akan mengambil air langsung dari air terjun dengan menengadahkan klenting-klenting tersebut. Dan, air suci di kelima klenting itulah yang selanjutnya dipakai untuk sesaji.
BIAR AWET MUDA ;=) |
Kata teman saya yang sering ikut prosesi ini, banyak lho pejabat atau petinggi perusahaan gitu yang datang ke sini sengaja untuk minta berkah supaya kariernya meningkat, lebih berwibawa, dapat banyak rezeki, dan lain-lainnya, yang bahkan berasal dari luar Kabupaten Nganjuk. Kalau melihat prosesinya yang sakral dan penuh kesan mistis seperti itu, saya jadi ingat dengan cerita-cerita seputar prosesi yang membuat bulu kuduk saya merinding.
Katanya orang-orang tua dulu, gadis-gadis dan jejaka yang bertugas untuk mengambil air suci tersebut juga harus benar-benar gadis dan jejaka, artinya mereka memang harus masih gadis (baca: perawan) dan jejaka. Konon, kalau yang jadi Putri Tirtosari dan Jejaka Taruna itu sudah tidak perawan atau jejaka lagi, maka akan terjadi hal-hal yang di luar 'nalar dan pemikiran' manusia seperti misalnya klentingnya tiba-tiba retak atau terjadi hal lain yang mengganggu jalannya upacara.
Biasanya sih mereka dipilih dari siswa-siswi SMK kelas pertama yang ada di Kabupaten Nganjuk. Tapi, saya juga tidak tahu ya, katanya lebih mudah memilih Jejaka Taruna daripada memilih Putri Tirtosari berkaitan dengan 'kesucian' dari orang-orang yang bertugas untuk upacara. Mungkin juga akibat pergaulan anak muda jaman sekarang yang sudah semakin bebas dan beraninya, ditambah pula kalau anak perempuan juga tidak boleh dalam keadaan datang bulan, yang jelas tidak akan dialami oleh para lelaki. Bahkan, sekarang yang ditugasi untuk menjadi Putri Tirtosari diambil dari siswi SMP kelas akhir. Saya dengar cerita dari seorang teman saat upacara pengambilan air suci tahun 2010 kemarin, ada kejadian aneh yaitu di tengah ritual tiba-tiba saja ada angin ribut di area lokasi upacara. Selidik punya selidik, ternyata salah satu Putri Tirtosari ada yang sedang dalam keadaan haid. Waduh. Akhirnya, suasana kembali reda setelah gadis tersebut 'diungsikan' ke suatu tempat. Sepertinya memang persyaratan menjadi Putri Tirtosari agak lebih 'berat' daripada menjadi Jejaka Taruna. Melihat kenyataan tersebut, saya jadi berpikir, ternyata isu ke(tidak)setaraan gender tidak hanya memengaruhi 'dunia manusia' saja di bumi Indonesia ini.
masih gadis (lho?) @ TEMPAT WISATA AIR TERJUN SEDUDO, NGANJUK |
Wuih sekian tahun mendengar sedudo tapi blom pernah nyambangi blasss... kapan-kapan mandi disono ah biar awet muda hehehe... toh deket juga dari jombang.
BalasHapussalam
@ Alid Abdul: sila menikmati sensasi dingin dan efek (merasa) awet muda.
BalasHapusSalam (juga), terima kasih udah mampir ya hehehe ;=)
sedudo ini berapa jam dari kota kediri mas?
BalasHapuskapan hari saya ke kediri, tapi cuma sempat ke air terjun dolo..
sama2 di gunung wilis sih.. :)
@Iqbal: 2 jam-an kalo gak salah. Ada jalan tembusnya kok kalau dari Kediri ;-)
BalasHapus