Rabu, 25 Desember 2019

Pentingnya Piknik

.: Piknik Kuy. Berangkaaat 😜🌲🌴 :.

Tinggal hitungan hari, tahun 2019 akan berakhir. Rasa-rasanya waktu begitu cepat berlalu. Tahun depan sudah tahun baru. Dekade yang baru juga. Betapa kehidupan dibingkai dalam waktu dan sesekali, diabadikan dalam foto dan video. Saya mencoba melihatnya kembali pengalaman satu dekade ini melalui file foto di komputer. Ternyata banyak juga. Saya baru ingat bahwa perjalanan-perjalanan ini saya mulai tahun 2010 silam. Tepat satu dekade yang lalu.

Setelah melakukan perjalanan sejauh ini, saya merasakan banyak sekali perubahan berarti, setidaknya dalam menjalani hidup dan memandang sesuatu. Soft skill saya tentu saja bertambah. Merasakan begitu banyak hal positif, saya jadi ingin merangkumnya di sini mengapa jalan-jalan atau piknik itu penting banget dilakukan oleh setiap orang, terutama mereka-mereka yang berkutat dengan rutinitas.

Minggu, 22 Desember 2019

Demam Harry Potter

.: Let The Magic Begins :.

Setelah bagian kedua film Harry Potter dan Relikui Kematian dirilis bulan Juli 2011 silam, penantian saya selama bertahun-tahun akhirnya selesai juga. Bagi seorang Potterhead (sebutan untuk para fandom Harry Potter), masa penantian sebelum buku atau film terbaru rilis ini sungguh membuat deg-degan. Mereka akan sibuk meributkan segala kemungkinan akhir dari kisah penyihir yatim piatu melawan musuh bebuyutannya, Lord Voldemord.

Saya sendiri, selain suka membaca ulang kisah sebelumnya, membahas kisah-kisahnya dengan sesama Potterhead layaknya 'orang gila', juga suka mengumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan Harry Potter seperti buku serinya dalam bahasa Inggris, koran serta majalah yang mengulas tentang Harry Potter, dan pernak-pernik semacam stiker, tongkat sihir, syal, dan lain-lain. Rasanya seperti menemukan 'teman main' yang mengasyikkan. Maklum, saya tumbuh dan berkembang bersama kisah ini. Jadi, begitu film terakhirnya rilis, rasa-rasanya ada sesuatu yang 'hilang' setelah masa-masa kebersamaan dari zaman SMP hingga sudah bekerja yang penuh kenangan.

Jumat, 29 November 2019

Nostalgia dalam Sinema Bersama Trinity Traveler

.: The Naked Traveler 2 :.

Semalam saya nonton film Trinity Traveler. Film ini diangkat dari sebagian kisah di buku The Naked Traveler 2. Saya pertama kali membaca buku ini tahun 2010. Waktu itu beli karena mau ke Bali dan tidak punya buku buat bacaan di perjalanan. Saat itu, saya belum kenal Trinity, belum pernah melihat orangnya, bahkan fotonya sekalipun. Entah sudah berapa kali buku ini saya baca. Satu dasawarsa berselang, buku ini diangkat ke layar lebar.

Seperti yang pernah saya tulis di postingan ini bahwa mungkin terkesan lebay kalau dibilang buku ini mengubah hidup saya. Tapi jujur, beberapa prioritas dalam hidup saya agak sedikit bergeser setelah membaca buku dan mengikuti postingan (budhe) Trinity di blognya. Saya yang dari kecil sudah terbiasa diajak jalan-jalan sama orang tua, jadi kecanduan untuk bisa jalan-jalan terus.

Minggu, 18 Agustus 2019

Nikmatnya Jalan-Jalan Sendiri

.: Menikmati suasana kawasan Kamondo Merdivenleri, Istanbul, Turki :.

Saat mengunggah foto perjalanan ke Turki beberapa bulan lalu, saya banyak sekali mendapatkan pertanyaan. Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan ini sering sekali dilontarkan. Tapi saya menjawabnya singkat saja atau sambil lalu. Pertanyaan yang paling sering ditanyakan tentu saja tentang mengapa kalau jalan-jalan selalu sendirian saja. Apa tidak takut? Nanti di tempat tujuan bagaimana? Menginapnya di mana? Makan apa? Menuju ke sananya piye? Aman tidak? Kalau diculik bagaimana? Nah, panjang kan? Lho, apanya? Ya pertanyaannya. 😜

Terus terang, saya sebenarnya juga tidak ada masalah saat harus jalan-jalan berombongan. Faktanya memang, sejauh ini, saya tidak pernah benar-benar jalan sendirian. Selalu ada teman pejalan lain yang sama juga sedang jalan-jalan.

Minggu, 11 Agustus 2019

Menjadi Seorang Pelari Maraton

.: Berlari di Ajang Borobudur Maraton 2018. Foto oleh Rungrapher :.

Beberapa kali ikut ajang lari kategori maraton penuh membuat saya sering ditanya tentang kesan apa yang saya rasakan setelah menjadi seorang pelari maraton. Padahal ada banyak pelari lain yang lebih berpengalaman malang-melintang di pelbagai ajang maraton baik di dalam maupun di luar negeri. Mungkin karena mereka tidak menulis seperti saya sehingga kisah-kisah heroik yang mereka alami, tidak didengar oleh pelari yang baru akan merintis pengalaman menjadi seorang pelari maraton. Pengalaman saya dalam 'belajar' berlari maraton selama ini, banyak kisah pelari maraton 'senior' yang menginspirasi.

Sebagai bentuk timbal balik, saya membuat daftar hal yang kerap ditanyakan oleh pelari pemula dalam berlari. Tentu saja, semuanya berdasarkan apa yang sudah saya alami. Saya ingin agar para pelari pemula atau mereka-mereka yang berminat untuk mulai berlari, benar-benar menyiapkan diri dan pada saat yang sama, tidak menganggap olahraga lari sebagai kegiatan yang eksklusif. Semua pernah menjadi pemula. Dan sebagaimana menjadi pemula yang bijak, sebaiknya runut mengikuti dan menikmati setiap proses yang akan dijalani.

Sabtu, 03 Agustus 2019

Pocari Sweat Run Bandung 2019: Perjuangan Meraih Sub Empat Maraton Penuh

.: Merayakan latihan di ajang Pocari Sweat Run Bandung 2019 😻 Foto oleh Cerita Lari :.

Setelah mendapatkan catatan waktu terbaik 4:18:38 untuk maraton penuh di ajang bergengsi Bank Jateng Borobudur Marathon 2018 silam, saya mulai menghitung ulang kemampuan diri, mengatur strategi latihan, dan berusaha untuk mendapatkan catatan waktu terbaik sub empat jam di ajang maraton penuh lain yang akan saya ikuti di tahun 2019. Terlihat ambisius memang. Tapi, sepertinya ini menjadi semacam siklus alami bagi seorang pelari: selalu ingin mendapatkan catatan waktu terbaik di ajang maraton berikutnya. Konsekuensinya, selama empat bulan setelahnya, saya harus menjalani latihan yang cukup.

Saya kembali berlatih lari tingkat dasar. Saya pikir, semuanya harus dimulai lagi dari awal. Mungkin inilah cara sederhana yang saya lakukan agar tidak terperangkap dalam belenggu kesombongan. Mendapatkan catatan waktu terbaik di ajang maraton penuh yang jalurnya sangat menantang, acapkali menyeret seorang pelari untuk bersikap jumawa, gampang meremehkan orang lain, dan kerap mengabaikan hal-hal mendasar dalam kegiatan berlari yang ditekuninya. Hal-hal tidak perlu inilah yang berusaha saya hindari.

Minggu, 23 Juni 2019

Cinta Mati dengan KFC

.: Kedai KFC di Mal Yayasan, Bandar Sri Begawan :.

Warning!: Tulisan ini tidak disponsori oleh KFC. 😞

Sejauh ini, saya belum pernah sampai ribet harus menyiapkan menu dari rumah saat akan jalan-jalan. Sebisa mungkin, saya selalu menyempatkan diri untuk mencicipi menu lokal. Namun, saya tetap membawa kopi sachet, minuman sereal, dan biskuit untuk jaga-jaga jika daerah yang akan dikunjungi, saya perkirakan agak susah untuk mendapatkan makanan halal.

Saya masih ingat saat jalan-jalan ke Tana Toraja. Berhubung tidak tahu tempat dan tidak pakai jasa tur guide, saya hanya makan seadanya saja bekal dari Makassar. Perut rasanya lapar sekali. Tapi saya tahan karena tidak mau mencicip menu berbahan babi. Begitu kembali lagi ke Makassar keesokan harinya, tempat pertama yang saya tuju adalah kedai KFC di dekat lapangan Karebosi. Saya pesan menu komplet dan superbesar karena kelaparan yang luar biasa.

Selasa, 18 Juni 2019

Run for The Oceans, Berlari demi Lautan yang Bebas Plastik

.: Run for The Oceans, A Movement for Our Oceans :.

Setelah hampir sebulan tidak berlari karena fokus dengan kegiatan selama ramadan dan lebaran, ada semacam kerinduan tersendiri saat akhirnya saya kembali ke track lari. Untungnya, saya tidak mengalami kesulitan untuk memulainya. Saya awali dengan lari ringan sejauh lima kilometer, hingga berlanjut ke jarak yang lebih jauh lagi. Perlahan, semuanya kembali normal seperti sedia kala.

Salah satu pemantiknya adalah tantangan di aplikasi runtastic bertajuk Run for The Oceans. Tantangan ini dibuat dalam rangka untuk menyelamatkan laut kita dari bahaya pencemaran sampah plastik. Entah disadari atau tidak, kebiasaan hidup kita sehari-hari yang sepertinya tidak dapat dipisahkan dari penggunaan plastik, perlahan tapi pasti menimbulkan akibat semakin menumpuknya sampah yang dihasilkan. Nah, sampah-sampah yang tidak dapat diuraikan ini banyak sekali yang menjadi limbah, terbuang ke laut, dan menyebar ke seluruh penjuru samudra. Maka tak ayal, akhir-akhir ini, kita semakin sering membaca berita tentang paus yang mati akibat isi perutnya dipenuhi sampah plastik, penyu yang mulutnya terluka karena tak sengaja menggigit pencukur jenggot, terumbu karang yang tak lagi sehat karena dirimbuni sampah, dan sebagainya.

Rabu, 05 Juni 2019

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah

.: Masjid Sultan Ahmed (The Blue Mosque), Istanbul, Turki :.

Seiring terbenamnya matahari Ramadhan dan terbitlah Syawal,
dengan segala kerendahan hati
saya, Adie Riyanto dan segenap admin blog adiedoes.blogspot.com
mengucapkan taqaballahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum
Taqabal ya kariim 🙏

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah
Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin
Semoga amalan kita diterima oleh Allah SWT 
dan puasa kita dapat memberikan syafaat di hari kiamat.

Apa yang sudah baik, semoga semakin baik.
Apa yang belum baik, semoga dapat diperbaiki di kemudian hari.
Semoga Allah SWT selalu memberi niat dan kesempatan kepada kita
untuk senantiasa berlomba-lomba mendapatkan pahala
dan mengejar ridhoNya.

Aamin ya rabbal 'alamiin 🙏

Minggu, 24 Maret 2019

Saya dan (Budhe) Trinity, The Naked Traveler

.: From Nobody to Somebody. Happy Travels 💋 :.

The world is a book, and those who do not travel, read only a page. -- Saint Augustine. 🌲

Saat membaca curhat Trinity di laman blognya ini, saya sedang berada di luar negeri dan sedang disibukkan dengan latihan intensif untuk mengikuti kompetisi lari maraton penuh di Bali bulan berikutnya. Jadi, saya tak sempat menuliskan kesan saya akan buku-buku seri The Naked Traveler (TNT) kala itu.

Terus terang, saya beli buku TNT 1 dan 2 karena memerlukan bahan bacaan mengisi waktu luang saat akan liburan ke Bali tahun 2010 silam. Kala itu belum kenal sama sekali dengan sosok Trinity. Meski terhibur saat membacanya, saya baru benar-benar merasa terinspirasi untuk terus melanjutkan kebiasaan jalan-jalan justru setelah membaca buku TNT 2. Mungkin terdengar lebay kalau dibilang sampai mengubah hidup. Saya lebih suka mengatakan bahwa beberapa prioritas dalam hidup saya agak bergeser setelah membaca buku tersebut.

Rabu, 20 Februari 2019

Bangkok Berlari: Amazing Thailand Marathon Bangkok 2019

.: Stadion Rajamanggala, Bangkok :.

Sebagai pelari rekreasional, kita sering tidak tahu diri. Bilang kapok tidak ingin lari maraton lagi, tapi dengan bandelnya tetap saja mendaftar ajang lari maraton lainnya saat pendaftaran dibuka. Seperti yang saya alami. Setelah dihajar dengan panasnya rute Standard Chartered Singapore Marathon 2018 pada Desember silam dengan bonus kaki kram hingga dua kali, saya sudah bilang ke diri sendiri untuk tidak lagi mendaftar ajang maraton hingga enam bulan berikutnya.

Namun apa pasal, berkawan dengan orang-orang Thailand yang negerinya mengoleksi ratusan race lari saban tahun membuat saya ingin menambah koleksi pengalaman lari di negara ini. Niat awalnya memang ingin ikut ajang lari maraton seri Standard Chartered di berbagai negara. Setelah Kuala Lumpur dan Singapura, tujuan berikutnya adalah Bangkok. Ternyata, kalau tidak salah informasi, Standard Chartered Bangkok Marathon berevolusi menjadi Amazing Thailand Marathon Bangkok. Ajang yang menurut saya menarik untuk diikuti.  

Kamis, 03 Januari 2019

Berlabuh di Labuan Bajo

.: Gugusan pulau di Labuan Bajo :.

"Saatnya berkemas. Sesaat lagi kita akan sampai di Labuan Bajo dan berakhir sudah pelayaran kita kali ini. Terima kasih atas kerja samanya. Semoga berkesan. Sampai jumpa lagi di lain waktu", kata Pak Seba, nahkoda kami, mengakhiri narasinya, sesaat sebelum perahu melempar sauh di dermaga.

Perasaan saya tiba-tiba sedih ketika menyadari bahwa sailing trip yang saya ikuti akhirnya berakhir. Itu artinya, saya harus berpisah dengan rombongan kecil ini. Meski hanya melalui kebersamaan selama kurang dari sepekan, hidup 'bersama' dengan orang-orang asing dari beragam latar belakang dalam semesta kapal kayu berukuran mini sanggup menyeret perasaan melankolis dari masing-masing diri kami.

Seketika kenangan sepanjang perjalanan berkelebat layaknya rol film yang diputar ulang: bahagianya memulai perjalanan dengan menyinggahi pulau-pulau kecil di Selat Alas, menjelajah hutan Pulau Moyo yang asri, menyelami keheningan Pulau Satonda yang misterius, mendaki bukit Gili Lawa yang memesona, menyapa ora di Pulau Komodo dan Rinca, dan serunya singgah sejenak di Pulau Kelor.