Minggu, 29 Maret 2020

Isa Bey dalam Pusaran Reinkarnasi

.: Ahlan wa sahlan, Isa Bey :.

Sesaat setelah keluar dari gerbang reruntuhan Saint John Basilica, saya berjalan kembali ke arah Selçük otogar. Niat hati ingin mampir ke bank lokal untuk menukar uang lira dan membeli roti simit (roti khas Turki) untuk sarapan. Maklum, persediaan lira saya menipis. Saya sengaja hanya membawa dolar saja. Saya tukar di bank lokal supaya mendapat nilai tukar yang lumayan daripada di money changer.

Namun sebelum berjalan terlalu jauh, saya membaca papan penunjuk jalan. Di gang yang saya lalui, menurut informasi tersebut, ada dua situs bersejarah. Satunya berupa gereja, satu lagi berupa masjid. Saya pikir satunya lagi berupa kastil yang baru saja saya datangi. Saya menerka dalam hati, mungkin bangunan seperti bongkahan kubus yang saya lihat dari ketinggian kastil tadi masjidnya. Saya pun bertanya ke seorang penjual cenderamata tentang keberadaan mesjid tadi.

Sabtu, 07 Maret 2020

Menziarahi Yohanes

.: Selamat Datang di Reruntuhan Gereja St. John 🍁 :.

Langit masih gelap saat bus yang saya tumpangi berhenti di Izmir Otogar. Saya terbangun dengan geragapan. Maklum, saya hanya sempat memajamkan mata sejenak. Angin dingin menembus kulit saya yang sudah dibebat tiga lapis kain. Benar-benar membuat gigil.

Saya pun langsung menuju bagian informasi, menanyakan apakah operator bus ini menyediakan suttle gratis menuju Selcuk, tujuan saya berikutnya. Jawabannya nihil. Saya hanya dijawab dengan kalimat singkat sambil ditunjukkan arah menuju terminal utama.

"Servis otobűsű yok. Orada", katanya.