Sabtu, 30 Desember 2017

Menyapa Kampung Halaman

.: Menyapa Kampung Halaman :.

Perjalanan kerap membawa kita ke tempat-tempat asing nan jauh. Perjalanan tak jarang melambungkan angan kita pada capaian-capaian tertentu, reputasi, hingga kesempatan berharga yang tidak pernah kita sangka. Di sisi lain, perjalanan juga sanggup menyeret kita dalam perasaan jumawa, superior, atau bahkan menenggelamkan kita pada jurang kesombongan, meski muncul dalam kata-kata halus yang hampir tidak terlihat. 

Setahun berlalu. Ada begitu banyak destinasi yang disambangi. Dalam dan luar negeri. Ada banyak manusia-manusia baik hati yang ditemui. Semuanya meninggalkan kesan di memori. Di antara ribuan arsip foto, video, dan catatan perjalanan, terselip juga kisah tentang perjudian dengan waktu, pengorbanan, dan kerelaan dalam bentuk pilihan-pilihan yang kita ambil dalam hidup. Nan jauh di sana, ada orang-orang, tempat, maupun lingkungan yang selama ini kita tinggalkan, bahkan sejenak kita lupakan demi mendatangi tempat-tempat eksotis yang selama ini kita impi-impikan.

Senin, 25 Desember 2017

Lumpia Istimewa

.: Kenikmatan Paripurna :.

Pernahkah Anda membayangkan ingin menyantap suatu makanan hingga terbawa sampai mimpi? Entah mengapa, saya selalu mengalaminya. Meski tidak tahu sendiri karena memang sedang tidak sadar, orang-orang yang kebetulan sedang berada di dekat saya selalu mengonfirmasi kalau saya kerap mengigau tentang makanan saat tidur. Misalnya, saat menginap di suatu penginapan murah di Magelang untuk ikut Borobudur Marathon 2017, tiba-tiba, sehabis magrib kawan saya mengajak untuk santap malam nasi goreng dan mie godog. Hal itu dilakukannya karena mereka tak sengaja mendengar saya mengigau dengan menyebut-nyebut nasi goreng dan mie.

Hal yang sama saya alami saat ingin sekali makan nasi pecel Nganjuk dan bolu pisang Kartika Sari, dua makanan favorit saya. Suatu ketika, seorang kawan dari Semarang mengunggah foto lumpia di akun instagramnya. Dan entah bagaimana, foto lumpia tersebut sanggup menghipnotis saya untuk segera menyantapnya. Bahkan, kalau boleh jujur, saya sering (secara tak sengaja) meneteskan air liur saat teringat lumpia istimewa dari Semarang itu. (Saat menulis postingan inipun, saya sering menelan ludah mengintip foto lumpianya. Duh 🙈)

Minggu, 17 Desember 2017

Singapura untuk Pemula

.: Gedung-gedung yang menjejali wilayah Bugis, Singapura :.

Singapura bukan negara antah-berantah. Lokasinya persis di jantung Asia Tenggara. Negara ini kerap dijadikan destinasi luar negeri pertama bagi turis asal Indonesia. Bersaing dengan Bali, Singapura juga tak jarang menjadi destinasi 'pelarian' bagi warga ibukota saat akhir pekan tiba. Aksesnya mudah. Berbagai maskapai penerbangan begitu royal memberikan tarif promo untuk menembusnya.

Karena infrastrukturnya begitu rapi dan wilayahnya yang 'hanya' seluas Jakarta, menuju sirkuit turis yang sudah jamak tertera di brosur wisata bukan hal yang sulit. Namun begitu, ada banyak hal sering kali terlewatkan karena kunjungan pertama selalu dipenuhi adrenalin untuk melihat segala sesuatu yang ikonis dan umum. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan pengalaman pertama yang begitu berkesan saat bertandang ke negeri Temasek ini.

Minggu, 10 Desember 2017

Mantra Marina

.: Marina Bay Sands dari Kejauhan :.

Singapura hampir selalu menjadi destinasi luar negeri pertama bagi turis asal Indonesia. Negeri mungil di jantung Asia Tenggara ini seolah mempunyai magnet yang menarik untuk disambangi. Luasnya cupet namun sanggup menawarkan beragam pengalaman yang sulit untuk dilupakan. Satu sudut yang menjadi sirkuit turis saban hari terletak di tenggara negeri. Area ini tak ubahnya sebuah etalase yang menjelaskan kesuksesan tentang bagaimana sebuah negeri dibangun. Setiap jengkal lahannya dijejali dengan kombinasi superlatif yang mengundang decak kagum. Gedung-gedung modern berbagi lahan dengan taman bunga gigantik. Bianglala tertinggi sejagad berderet dengan teater durian jumbo. Di dalam perutnya, kereta cepat menampung warganya wara-wiri untuk menjangkau area ini.  

Menyusup di antara kerumunan warga, saya menuju kawasan Marina saat sore hampir bergelayut. Awan tebal menggantung di langit. Saya berjalan melalui jalur setapak di pinggir sungai. Konon, di masa lampau, sungai ini keruh dan penuh sampan nelayan sebagai sarana transportasi antar pulau. Namun kini, aliran airnya cukup bersih. Paling tidak, saya tidak melihat ada sampah yang mengambang di air. Pikiran saya pun melayang ke kawasan Jakarta Kota yang seharusnya bisa mempunyai hal serupa untuk Kali Ciliwung.