Minggu, 27 Mei 2018

What I Talk about When I Talk about Books

.: Bersama Haruki Murakami di Kompleks Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat :.

Beberapa waktu lalu, linimasa saya diramaikan oleh riuhnya orang-orang yang berburu buku di Big Bad Wolf Bookfair, ICE BSD, Tangerang Selatan. Entah mengapa, saya senang sekali mengikuti keriuhan tersebut. Mungkin, perasaan 'dekat' secara emosional dengan sesama pecinta buku yang menjadi katalisnya. Saya sendiri senang berada di lingkaran orang-orang yang suka membaca, membahas suatu buku, atau paling tidak, mempunyai kesenangan untuk berbelanja buku.

Saat gairah untuk menulis sedang surut akhir-akhir ini, saya seperti menemukan semacam oase sebagai jalan pelampiasan. Sebenarnya keadaan seperti ini tidak sehat. Setidaknya menurut pemikiran saya pribadi. Kegiatan menulis seyogianya bisa berselang-seling berkelindan dengan keasyikan membaca. Normalnya, saya biasa menyelesaikan membaca tiga sampai dengan lima buku saban bulan (termasuk di antaranya satu buku berbahasa Inggris) dan menulis paling tidak satu postingan blog tiap pekan.  

Minggu, 20 Mei 2018

Mandiri Jogja Maraton 2018: Berlari Keliling Candi

.: Sugeng rawuh wonten Jogja :.

Ada saat di mana kita begitu merasa mempunyai ikatan batin yang sangat kuat dengan suatu tempat. Perasaan yang begitu hangat dan tenang seperti saat berada di rumah sendiri. Entah mengapa, perasaan itu begitu menyala saat saya bertamu ke Jogja. Saya tidak lahir di Jogja. Tidak pula tinggal dan bekerja di Jogja. Namun, setiap kali bertemu dengan orang baru, saya kerap dituduh dan mendapat sematan sebagai orang yang berasal dari Jogja. Bahkan dari warga Jogja sendiri.

Betapa sering para tukang becak dan penjual nasi pecel yang berderet di sepanjang Malioboro dengan lugas melayangkan tanya, "Jogjanipun pundi mas?". Awalnya saya agak kaget. Lama-kelamaan akhirnya mampu menguasai diri dan mahfum. Saya berusaha menjawab dengan bahasa Jawa krama inggil. Mereka biasanya senang sekali. Membuat orang lain bahagia merupakan salah satu bentuk kebajikan, bukan?

Kamis, 10 Mei 2018

Maraton di Malaysia

.: Selamat datang di Malaysia :.

Tahun 2018 bagi saya merupakan tahun yang mendebarkan. Ada beberapa agenda yang akan saya lakukan pertama kali dalam hidup. Meski sebenarnya, setiap memasuki tahun baru, saya juga deg-degan karena akan jalan-jalan mengunjungi daerah baru, atau bahkan, negara baru yang akan menambah koleksi cap di paspor. Tapi rasanya lain. Dalam dunia lari yang sedang saya geluti, tahun 2018 adalah tahun Full Marathon (FM) bagi saya.  

Sejak ikut race lari pertama kalinya di YOI Bandung Great Run tahun 2016 silam, kecuali bulan Ramadhan, saya secara ajeg mengikuti race lari kategori 5K dan 10K sepanjang tahun tersebut. Bahkan, saya bisa saja ikut race lari di hari Sabtu dan Minggu. Saya cukup 'keras kepala' menolak semua ujaran, cemoohan, ataupun sindiran yang mengatakan sudah waktunya saya 'naik kelas' ke kategori Half Marathon (HM).