Jumat, 31 Agustus 2012

Bertamu ke Istana Merdeka

Istana Merdeka Jakarta
Setelah berkesempatan memasuki Istana Bogor, saya pikir tinggal menunggu waktu saja untuk bisa masuk dan mengetahui bagian dalam Istana Kepresidenan di Jakarta. Sejak kecil, tak pernah terbersit selintaspun jika suatu saat bisa menjejakkan kaki di Istana Merdeka. Maklum, bayangan saya waktu itu, Istana Merdeka itu adalah tempat rapat presiden bersama para menterinya sekaligus juga tempat berlangsungnya upacara peringatan kemerdekaan Indonesia saja. Anak kecil dilarang masuk, apalagi sampai blusak-blusuk ke dalamnya.

Sampai suatu ketika, saat diajak jalan-jalan ke Monumen Nasional, bapak pernah bilang kalau Istana Merdeka itu adalah "tempat Mbah Harto (Presiden Soeharto-pen) tinggal dan menyampaikan pidato-pidatonya". Tak banyak informasi yang saya dapat dari sebuah kota kecil di Jawa Timur tentang istana ini selain gambar-gambar yang ditampilkan oleh siaran berita melalui kanal televisi bertagline Menjalin Persatuan dan Kesatuan. Alasan saya mengunjungi Istana Merdeka sebetulnya lebih kepada ingin berada lebih dekat dengan lokasi episentrum di mana seluruh penjuru negeri dari Sabang hingga Merauke ini diperintah.

Jumat, 10 Agustus 2012

Blusak-Blusuk ke Istana Bogor

Istana Buitenzorg yang megah
Saat pertama kali menginjak Kota Bogor pada tahun 2003, saya langsung jatuh cinta dengan kemegahan Istana Bogor yang ada di pusat kota ini. Tapi apa daya, karena bukan siapa-siapa, saya hanya bisa memandanginya dari balik jeruji pagarnya sembari memberi makan rusa-rusa tutul yang lucu atau melihatnya dari dalam kompleks Kebun Raya Bogor. Saya masih ingat, dulu pernah berfoto di depan pintu gerbang istana sebelah utara, tapi tak punya dokumentasinya karena foto itu tidak pernah dicetak dan tak tahu entah di mana. Saya juga masih ingat bahwa saat melihat Istana Bogor dari balik jeruji pagarnya yang angkuh ini, pernah berharap bahwa suatu saat bisa masuk ke dalam istana paling megah dan paling luas di Indonesia ini.

Hampir satu dekade berlalu, akhirnya pintu istana ini membuka diri untuk saya. Dengan dikawal ketat oleh polisi militer, akhirnya saya bisa melenggang masuk ke dalam istana dan mengagumi kemegahannya dari dalam. Dari Pak Djunaedi, Kepala Protokoler Istana Bogor, saya jadi tahu tentang seluk-beluk istana ini. Awalnya, sama seperti orang Jakarta yang menyingkir sejenak ke Puncak dari kepenatan kerja dan hawa panas ibukota, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Gustaaf Willem van Imhoff dalam sebuah perjalanannya ke Cianjur menemukan sebuah tempat yang sejuk di bantaran sungai Cisadane dan Ciliwung yang cocok jika dibangun tempat tetirah di atasnya.